29 2. Fluoresence Microscope type Olympus Bx 51 dari Laboratorium Struktur
dan sifat Kayu Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
3. Scanning Electron Microscope type JEOL 5200 dari Laboratorium
Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
E. Teknik Pengambilan Contoh
1. Pengambilan contoh bahan penelitian
Dari tegakan hutan tanaman damar maupun sengon monokultur dan seumur yang telah ditentukan lokasinya, dibuat petak-petak contoh sebanyak empat buah
masing-masing berukuran 40x25 m dan 20x25 m. Semua batang pohon dalam petak contoh dihitung jumlahnya, diukur kelilingnya untuk mendapatkan diameter
batangnya dbh, dan sudut kemiringannya. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran disusun dalam bentuk tabulasi. Masing-masing dua batang pohon yang
mengalami cacat kayu reaksi dan satu batang pohon yang tumbuhnya normal dipilih secara acak, untuk kemudian ditebang. Pada bagian batang yang mengalami cacat
kayu reaksi, batangnya dipotong berupa lempengan tipis disk setebal sekitar 10 cm, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk bahan penelitian selanjutnya.
Penelitian di laboratorium dilakukan pertama dengan membuat contoh kayu berbentuk lempengan yang permukaan melintangnya cross section dibuat halus
untuk memudahkan identifikasi cacat kayu reaksi yang terjadi. Identifikasi kayu reaksi baik untuk kayu tekan maupun kayu tarik didasarkan atas metode yang telah
dipakai olehbeberapa peneliti Panshin 1980; Haygreen 1982; Tsoumis 1991. Contoh kayu reaksi yang sudah diidentifikasi dan telah dihitung persentasenya,
selanjutnya dipakai untuk bahan penelitian sifat mikroskopik, ultrastruktur dan penelitian sifat fisiknya.
Contoh kayu untuk pembuatan preparat untuk penelitian sifat mikroskopik dibuat dengan ukuran 1.5x1.5x5cm dan untuk contoh penelitian ultrastruktur dibuat
berukuran 0.5x0.5x3cm, di mana masing-masing contoh dibuat dalam tiga bidang orientasi cross section, radial dan tangensial sections. Prosedur untuk pembuatan
preparat mikroskopik baik, untuk pembuatan slide mikrotom maupun slide maserasi
30 mengikuti metoda yang sudah umum dipakai di Laboratorium Peningkatan Mutu
Kayu Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB Sarajar 1975. Bahan untuk penelitian sifat fisik, contoh kayunya juga diambil dari bahan yang sama, dan
dibuat dalam tiga bidang orientasi masing-masing berukuran 5x5x5 cm. Banyaknya batang pohon yang ditebang untuk bahan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12
pohon, dan rinciannya disajikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Batang Pohon yang Ditebang untuk Bahan Penelitian
Jenis Kayu No.
Pohon Diameter
Batang Cm Kemiringan
batang
o
Keterangan
4 42.2 0 Normal
15 46.1 5 Tekan
Ringan Kayu Damar
Gunung Walat 24
35.3 4
Tekan Ringan 8
28.3 8
Tarik Ringan 12 17.2
8 Tarik Ringan
19 30.9
12 Tarik Berat
33 34.7
21 Tarik Berat
Kayu Sengon Kampus IPB
4 13.4 2 Normal
15 13.4
5 Tarik Ringan
2 12.7
11 Tarik Berat
10 15.3
11 Tarik Berat
Kayu Sengon KPH Ciamis
17 13.7 9 Tarik
Ringan Keterangan: Kartal, 2000
• Kayu normal adalah batang pohon yang mempunyai kemiringan 2
o
• Kayu Tekan Tarik Ringan adalah batang pohon mempunyai kemiringan 3-10
o
• Kayu Tekan Tarik Berat adalah batang pohon yang mempunyai kemiringan10
o
2. Pembuatan bahan penelitian Bahan penelitian ultra-stuktur kayu reaksi dalam penelitian ini disiapkan
berupa tiga macam preparat yaitu :
31 1. Bahan untuk observasi karakteristik kayu reaksi berupa lempengan kayu disk
dan potongan melintangnya dibuat halus untuk memudahkan observasi. Pengamatan sifat makroskopik dibantu dengan lensa tangan atau loupe
pembesaran 10 x. Sifat-sifat yang diamati meliputi karakteristik kayu reaksi, terutama melihat adanya bentuk eksentrisitas penampang melintang batang,
mengamati posisi empulur pith dalam batang, dan menghitung persentase kayu reaksi yang terjadi.
2. Bahan untuk observasi sifat mikroskopik dibuat dari bahan yang sama untuk pengamatan sifat makroskopik yang telah dilakukan. Bahan penelitian sifat
mikroskopik dibuat berukuran 1.5x1.5x5cm dalam tiga bidang orientasi. Dari contoh kayu berukuran kecil tersebut, kemudian dibuat dua macam preparat atau
slide mikrotom dan slide maserasi. Pelunakan contoh kecil kayu dilakukan dengan gliserin, pembuatan sayatan tipis dilakukan setebal 15-20 mikron dengan
bantuan alat sliding microtome, dehidrasi sayatan dilakukan dengan alkohol bertingkat terakhir dengan xylene, pewarnaan dilakukan dengan safranin 2.
Mounting dilakukan dengan canada balsam dan pengeringan sediaan dilakukan di atas alat pengeringan slide Fisher pada temperature 45-50
o
C. Di samping preparat mikrotom, juga dibuat preparat maserasi berdasarkan metode Schultze
Sarajar 1975. Observasi sifat mikroskopik dilakukan dengan bantuan Flourescens Microscope Olympus type Bx 51. Prosedur pembuatan slide
mikrotom dan slide maserasi secara rinci disajikan dalam Lampiran. 3. Untuk penelitian ultra-struktur kayu reaksi, bahan observasi dibuat berupa
preparat SEM dengan metode sebagai berikut: contoh kayu normal dan kayu yang mengalami cacat kayu reaksi masing-masing berukuran 0.5x0.5x3.0 cm
dibuat dalam tiga bidang observasi, dilunakkan dengan gliserin:alkohol 1:1. Kemudian disayat dengan Sliding Microtome American Opt. dengan ketebalan
sekitar 40-50 mikron. Dehidrasi dilakukan dengan alkohol bertingkat dan terakhir dengan xyline xylol untuk memperoleh bahan yang betul-betul bebas
air. Kemudian hasil sayatan disimpan dalam tempat yang sudah diberi celica gel untuk mempertahankan agar kondisi sayatan betul-betul bebas dari uap air.
Kemudian sayatan dibuat berukuran sekitar 2,5x2,5 mm dan diletakkan di atas
32 specimen holder untuk dilapisi coating dengan emas 18 karrat. Lamanya
coating memerlukan waktu sekitar 4 menit untuk mencapai ketebalan sepuhan sekitar 300A
o
Rachman 2001. 4. Bahan untuk penelitian sifat fisik untuk menentukan kadar air, berat jenis dan
persentase penyusutan, contoh kayunya dibuat masing berukuran 5x5x5 cm.
E. Tahapan Kegiatan Penelitian