36 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cacat kayu tekan pada damar di
lokasi penelitian ini tidak sebesar cacat kayu tekan yang terjadi pada tegakan hutan Pinus resinosa
di daerah temperate, seperti dinyatakan Kartal 2000. Lebih jauh dinyatakan bahwa di bawah kondisi lingkungan yang kurang baik, tanaman
perkebunan dan kehutanan dapat mengandung 40 kayu reaksi, bahkan di dalam tegakan hutan yang dipelihara dengan manajemen terbaik sekalipun, tidak akan ada
batang pohon yang bebas dari adanya kayu reaksi Kartal 2000.
B. Hubungan kemiringan batang dengan persentase kayu reaksi
Dari hasil penelitian di lapangan diperoleh hasil bahwa persentase cacat kayu tekan yang terjadi pada tegakan damar jauh lebih kecil dibanding cacat kayu tarik
yang terjadi pada tegakan sengon. Di samping itu dari hasil penelitian di lapangan yang dilakukan di tiga lokasi diperoleh hasil bahwa ada hubungan besarnya derajat
kemiringan batang dengan persentase kayu reaksi. Makin besar derajat kemiringan batang, menyebabkan persentase kayu reaksi yang terjadi juga semakin besar. Contoh
batang pohon damar yang tumbuh normal dan abnormal diberikan pada Gambar 5 .
Gambar 5. Sebelah kiri contoh batang kayu damar yang tumbuh normal dan Sebelah kanan contoh batang kayu damar yang tumbuh abnormal.
37
Tabel 2. Hubungan kemiringan batang dengan persentase kayu reaksi
pada kayu damar dan sengon
No. Pohon
Diameter Batang cm
Kemiringan Batang
o
Kayu Reaksi
Keterangan
Kayu Damar 4
15 24
42,2 46,1
35,3 5
8 29,69
47,43 Kayu normal
Kayu tekan ringan Kayu tekan ringan
Kayu Sengon Darmaga 4
8 12
19 33
13,4 28,3
17,2 30,9
34,7 2
8 8
12 21
40,71 38,47
58,18 72,25
Kayu normal Kayu tarik ringan
Kayu tarik ringan Kayu tarikberat
Kayu tarik berat Kayu Sengon KPH Ciamis
2 10
15 17
12,7 15,3
13,4 13,7
11 11
5 9
51,84 61,43
28,47 37,35
Kayu tarik berat Kayu tarik berat
Kayu tarik ringan Kayu tarik ringan
Berdasarkan data pada Tabel 2, batang pohon yang batangnya miring kurang dari 10
o
, persentase kayu reaksinya rata-rata kurang dari 50, dan pohon kayu damar yang batangnya tumbuh miring antara 5
o
-8
o
, persentase kayu tekannya berkisar antara 29,69-47,43.
Batang pohon kayu sengon yang mengalami kemiringan kurang 10
o
, persentase kayu tariknya rata-rata antara 28,47-40,71 sedangkan bila batangnya
miring lebih dari 10
o
, persentase kayu tarik yang terjadi sekitar 51,84-72,25. Kenyataan ini sesuai seperti dinyatakan oleh Haygreen 1982 bahwa besarnya
persentase kayu reaksi yang terbentuk, berhubungan langsung dengan sudut kemiringan batang. Tingkat kemiringan batang merupakan faktor yang penting dalam
perkembangan serabut gelatinous dan dalam semua kondisi tempat tumbuh, persentase kayu tarik akan naik dengan kenaikan kemiringan batang Panshin 1980.
38
Aspek 2: Karakteristik Kayu Reaksi dan Mekanisme Pembentukannya Kayu reaksi yang terjadi pada kayu damar Agathis loranthifolia Salisb.
merupakan cacat kayu tekan compression woods yang umum terjadi pada jenis-jenis kayu dari ordo Coniferales, Gymnospermae yang sering disebut softwood. Sedangkan
kayu reaksi yang terjadi pada kayu sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen merupakan cacat kayu tarik yang umum terjadi pada kayu dari klass Dicotyledone,
Angiospermae yang sering disebut hardwood. Hasil observasi yang dilakukan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Panshin 1980; Haygreen 1982; Tsoumis
1991; Gilman 2005 dan Torges 2005.
A. Karakteristik kayu tekan pada damar