79 Gambar 38. Diagram karakteristik sifat dasar kayu juvenil Bowyer 2003
Karakteristik kayu tarik pada sengon terutama dicirikan oleh adanya modifikasi dinding sel serabut dan sel parenkimnya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dinding sel-sel serabut dan sel-sel parenkim kayu tarik mengadung lapisan gelatin. Lapisan gelatinous adalah suatu selubung mikrofibril
selulose yang mempunyai sudut 5
o
terhadap sumbu panjang sel. Lapisan gelatin ini 99 terdiri dari selulose Panshin 1980.
Karakteriktik sifat-sifat dasar kayu reaksi baik pada kayu damar maupun kayu sengon menyebabkan dampak yang besar terhadap teknologi pengolahan dan
pemanfaatannya. Dampak kayu reaksi terhadap teknologi pengolahan dan pemanfaatannya dibahas menurut jenis industrinya sbb:
1. Dampak kayu reaksi sebagai bahan baku industri penggergajian.
Batang yang tidak lurus dan bentuk penampang melintang yang tidak bulat akan menyebabkan kayu reaksi sebagai bahan baku industri
penggergajian menghasilkan rendemen yang lebih rendah dibanding kayu normal. Selama proses penggergajian kayu reaksi sering minimbulkan
masalah, gergaji sering terjepit sehingga bilah gergaji cepat panas. Keadaan ini akan menyebabkan jumlah energi yang dibutuhkan menjadi lebih besar
dan waktu untuk proses penggergajan menjadi lebih lama. Di samping itu hasil proses penggergajian kayu reaksi sering menyebabkan sejumlah cacat.
80 Cacat kayu gergajian berupa pecah hati di bagian ujung dan cacat
bentuk bowing sering terjadi pada kayu reaksi Haygreen 1982 dan Gilman 2005. Adanya cacat yang menyebabkan permukaan papan beserabut
terutama bila digergaji waktu kondisi basah juga sering ditemukan, seperti dilaporkan Panshin 1980. Kondisi seperti itu akan menyebabkan nilai
tambah yang dihasilkan menjadi lebih rendah, sehingga akhirnya nilai ekonominya sebagai bahan juga menjadi lebih rendah dibanding kayu
normal.
2. Dampak kayu reaksi sebagai bahan baku industri kayu lapis
Untuk bahan baku industri kayu lapis adanya kayu reaksi juga akan menimbulkan banyak masalah. Bentuk penampang melintang batang yang
tidak bulat, menyebabkan rendemen kayu lapis yang dihasilkan umumnya lebih rendah dibanding kayu normal. Di samping itu, kualitas finir yang
dihasilkan umumnya lebih rendah dibanding kayu normal. Dalam prroses mengupas finir dari kayu tarik, permukaan finirnya umumnya kasar dan
sering tertekuk, seperti dilaporkan oleh Panshin 1980. Mengolah kayu reaksi sebagai bahan baku industri kayu lapis mempunyai dampak yang
negatif dibanding mengolah kayu normal. 3.
Dampak kayu reaksi sebagai bahan baku industri mebel.
Industri mebel yang berkualitas membutuhkan bahan baku kayu yang mempunyai persyaratan lebih tinggi. Kualitas bahan baku untuk
industri mebel antara lain membutuhkan kayu yang mempunyai stabilitas dimensi yang baik, kandungan airnya cukup rendah dan penampilan atau
corak permukaan kayu relatif lebih baik. Kayu reaksi mengandung kadar air yang lebih tinggi dibanding kayu
normal. Proses pengeringan kayu reaksi akan membutuhkan energi lebih tinggi dan waktu pengeringan lebih lama. Di samping itu selama proses
pengeringan, kemungkinan timbulnya cacat pengeringan juga lebih tinggi dibanding kayu normal. Kedaan ini disebabkan karena kayu reaksi
mempunyai penyusutan longitudinal yang tinggi.
81 Dalam proses penyerutan kayu tarik sering menimbulkan permukaan
papan mengalami cacat berbulu halus, sehingga menimbulkan masalah dalam proses finishing. Kayu reaksi juga menyebabkan corak permukaan
kayu menjadi kurang menarik. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Panshin 1980 pada jenis Pseudotsuga taxifolia Britt. menyatakan bahwa
adanya kayu reaksi menyebabkan corak permukaan kayu menjadi kurang menarik, karena perbedaan struktur kayu awal dan kayu akhir menjadi
kurang nyata. Sifat-sifat kayu reaksi seperti telah disebutkan di atas akan
menurunkan nilai kayunya sebagai bahan baku industri mebel. 4.
Dampak kayu reaksi sebagai bahan baku industri pulp dan kertas.
Panjang serat kayu reaksi tracheids cell kayu damar dan fibers cell kayu sengon rata-rata lebih pendek dibanding kayu normal. Untuk bahan
baku industri pulp dan kertas umumnya lebih menghendaki ukuran serat yang lebih panjang. Keadaan ini menyebabkan kayu reaksi umumnya
kurang disenangi untuk bahan baku industri pulp dan kertas dibanding kayu normal.
Di samping itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Panshin 1980 kadar lignin kayu tekan 9 lebih tinggi dan kadar
selulosenya 10 lebih rendah dibanding kayu normal. Kartal 2000 juga menambahkan bahwa pada kayu tekan berat
severe compression woods kadar lingnin dapat mencapai 30 lebih tinggi dibanding kayu normal. Persentase kandungan lignin yang tinggi
menyebabkan kayu tekan umumnya kurang disenangi untuk bahan baku industri pulp dan kertas.
Pada kayu tarik adanya lapisan gelatinous pada dinding sel serabut akan menghasilkan rendemen pulp yang lebih tinggi dibanding kayu normal.
Pulp hasil proses mekanis kayu tarik umunya lebih mudah dipecah menjadi serat, tetapi kekuatan kertas yang dihasilkan menjadi lebih rendah. Pulp
yang dihasilkan dari kayu tarik lebih cocok untuk disssolving pulp, karena menghasikan rendemen tinggi, dan kekuatan serat kurang dibutuhkan
demikian menurut Panshin 1980.
82
5. Dampak kayu reaksi sebagai bahan struktural.