41
B. Karakteristik kayu tarik pada sengon
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan karakteristik kayu tarik yang terjadi pada kayu sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen secara umum
dicirikan oleh beberapa sifat sbb: 1.
Penampang melintang batang pohon yang mengalami cacat kayu tarik pada sengon bentuknya tidak lagi bulat, dan posisi jaringan empulur tidak lagi berada
di tengah-tengah inconcentric. Penampilan penampang melintang kayu sengon yang normal, mengalami cacat kayu tarik ringan dan kayu tarik berat dapat
dilihat seperti pada Gambar 8. 2.
Pada kayu tarik, riap pertumbuhan yang besar terjadi pada sisi batang bagian atas, sehingga posisi empulur lebih dekat ke sisi batang bagian bawah seperti
pada Gambar 8. 3.
Di samping itu karakteristik kayu tarik yang terjadi pada kayu sengon juga dicirikan oleh adanya perubahan bentuk dan ukuran dari sel-sel penyusunnya.
Diameter tangensial sel-sel pembuluh kayu tarik menjadi lebih kecil dibanding kayu normal. Pada kayu normal besarnya diameter tangensial pori rata-rata 238
mikron 156-325 mikron, pada kayu tarik ringan rata-rata adalah 215 mikron 143-260 mikron dan pada kayu tarik berat besarnya rata-rata 210 mikron 117-
260 mikron. Kenyataan ini sama seperti yang dinyatakan oleh Panshin 1980 bahwa sel-sel pembuluh dalam zone kayu tarik tidak berubah sifatnya dari
struktur kayu normal, tetapi diameter sel pembuluh menjadi lebih kecil dan jumlahnya menjadi lebih banyak.
Panjang sel-sel serabut kayu tarik juga menjadi lebih pendek dibanding kayu normal. Panjang sel serabut kayu normal rata-rata 823 mikron 637-1274
mikron, pada kayu tarik ringan rata-rata 749 mikron 481-1170 mikron dan kayu tarik berat panjangnya rata-rata 720 mikron 388-1079 mikron.
Hasil pengukuran diameter tangensial sel pembuluh kayu normal dan kayu tarik pada sengon secara rinci disajikan pada Tabel 3. Hasil pengukuran dimensi
sel-sel serabut kayu normal dan kayu tarik sengon disajikan pada Tabel 4.
42
Tabel 3. Hasil pengukuran diameter tangensial sel pembuluh kayu normal, kayu tarik ringan dan kayu tarik berat sengon.
Kondisi Batang Pohon Rata-rata mikron
Selang Nilai
Kayu Normal 238
156-325 Kayu Tarik Ringan
215 143-260
Kayu Tarik Berat 110
117-260
Tabel 4. Hasil pengukuran dimensi sel serabut fibers pada kayu sengon. Dimensi
Sel serabut Kondisi Batang
Pohon Rata-rata mikron
Selang Nilang
Kayu normal 823
637-1274 Kayu tarik ringan
749 481-1170
Panjang Sel Kayu tarik berat
720 338-1079
Kayu normal 23
15-33 Kayu tarik ringan
33 18-57
Diameter Sel Kayu tarik berat
33 21-57
Kayu normal 11
6-21 Kayu tarik ringan
10 6-18
Diameter Lumen Kayu tarik berat
9 6-18
Kayu normal 6
3-11 Kayu tarik ringan
11 5-23
Tebal dinding sel Kayu tarik berat
12 8-20
Dari data pada Tabel 4 di atas, panjang sel-sel serabut kayu sengon tidak sampai mencapai 1000 mikron. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
panjang sel-sel serabut kayu sengon rata-rata mencapai 1300 mikron pada kayu sengon yang berumur sekitar 20 tahun Pandit 1988. Perbedaan panjang sel-sel
serabut ini diduga disebabkan karena pengaruh umur, karena kayu sengon yang dipakai bahan dalam penelitian ini berumur 6 tahun dan 10 tahun.
43 Kualitas kayu sangat dipengaruhi oleh umur pohon waktu ditebang, seperti
juga dinyatakan oleh Panshin 1980 dan Bowyer 2003. Dewasa ini ada kecenderungan adanya motivasi untuk memperoleh hasil secepat mungkin dengan
mengembangkan jenis-jenis pohon cepat tumbuh. Hal ini perlu mendapat perhatian, mengingat sifat-sifat dasar kayu yang dihasilkan dari batang pohon yang tumbuhnya
dipercepat, umumnya mempunyai banyak kelemahan. Batang pohon yang belum dewasa struktur anatominya berbeda dengan kayu dewasa.
Penampang melintang batang kayu sengon yang diambil dari batang pohon yang tumbuhnya normal, batang pohon yang mengalami cacat kayu tarik ringan dan
cacat kayu tarik berat yang diambil dari hutan tanaman di BKPH Banjarsari KPH Ciamis, Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 8.
Keterangan : Tanda panah menunjukan jaringan empulur kayu pith. Gambar 8. Penampang melintang batang kayu normal A, penampang
melintang kayu tarik ringan B, dan penampang melintang kayu tarik berat C.
C. Mekanisme pembentukan kayu reaksi