Kelemahan Sifat Kayu Reaksi

14 dan dinding sekunder S3 Ds S3. Di antara Dp sel yang satu dengan Dp sel di sebelahnya terdapat lamella tengah sejati true middle lamella Panshin 1980; Haygreen 1982; Tsoumis 1991 dan Bowyer 2003. Dua Dp dengan lamella tengah sejati di bagian tengah disebut juga lamella tengah majemuk compound middle lamella. Lapisan terluar dari Ds yaitu Ds S1, tebalnya sekitar 0,12 mikron pada bagian kayu awal earlywood, dan 0,38 mikron pada bagian kayu akhir latewood pada kayu Norway spruce Picea abies L. Karst. demikian Brandstrom 2003. Dinding sekunder S1 Ds S1 secara keseluruhan tebalnya sekitar 16 dengan orientasi MFA sekitar 50-70 o terhadap sumbu panjang sel Panshin 1980. Dinding sekunder S2 DsS2 ternyata paling tebal, yaitu sekitar 74 dengan orientasi sudut MFA sekitar 10-30 o terhadap sumbu panjang sel. Sedangkan dinding sekunder S3 Ds S3 lebih tipis dibanding Ds S1, dan tebalnya sekitar 8 dengan orientasi MFA sekitar 60-90 o Panshin 1980. Penelitian tentang orientasi MFA selulose di dalam dinding sel-sel trakeida beberapa jenis kayu konifer telah diteliti dengan Field Emission-Scanning Electron Microscopy Fe-SEM oleh Hisashi 2005. Hasilnya antara lain dinyatakan arah orientasi MFA Ds S1 membentuk arah hurup S S-helik, dan arah orientasi MFA Ds S2 membentuk arah huruf Z Z-helik dengan besaran sudut sekitar 15 o terhadap sumbu panjang sel. Sedangkan orientasi MFA Ds S3 besarnya sekitar 40 o dengan arah huruf Z dan sudut sekitar 20 o menurut arah huruf S Hisashi 2005.

F. Kelemahan Sifat Kayu Reaksi

Kayu reaksi baik yang terjadi pada KDJ maupun yang terjadi pada KDL, bila dibandingkan dengan kayu normalnya mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan sifat-sifat kayu tekan antara lain: panjang sel-sel trakeida kayu tekan menjadi lebih pendek, persentase komponen lignin meningkat, sedangkan komponen selulose menjadi lebih rendah Panshin 1980; Kartal 2000. Komponen lignin pada kayu tekan dapat mencapai 30 lebih tinggi dibanding kayu normalnya, keadaan ini akan menurunkan nilai ekonominya sebagai bahan baku industri pulp dan kertas Kartal 2000. 15 Sebagai kayu solid adanya kayu tekan juga mempunyai kelemahan, antara lain penyusutan longitudinalnya menjadi sangat besar dan dapat mencapai 6-10 lebih besar dibanding kayu normalnya Panshin 1980; Tsoumis 1991, sehingga mudah mengalami cacat bentuk. Kayu tekan umumnya banyak terdapat pada bagian kayu juvenil karena bagian kayu ini umumnya mengalami pertumbuhan yang cepat Pillow dan Luxford 1937; Burdon 1975; Harris 1977 dalam Donaldson 2004. Kayu tekan pada Pinus radiata D.Don. mempunyai penyusutan longitudinal yang lebih besar dibandingkan bagian kayu normalnya terutama pada bagian kayu juvenilnya Donaldson 2004. Keteguhan kayu tekan umumnya akan menjadi lebih rendah dibanding bagian kayu normalnya. Kebanyakan kayu normal sifat keteguhannya akan bertambah secara cepat apabila air terikat bound water pada dinding sel berkurang, sifat keteguhan kayu juga akan naik dengan naiknya berat jenis specific gravity. Tetapi hubungan seperti ini ternyata tidak terjadi pada kayu tekan, oleh karena itu kayu tekan dinyatakan merupakan salah satu cacat kayu yang penting Panshin 1980. Kayu tekan juga mempunyai hubungan dengan sifat kekakuan kayu stiffness, makin miring kedudukan batang makin rendah sifat kekakuannya, dan terakhir dilaporkan bahwa sifat kekakuan kayu akan meningkat lima kali lipat bila sudut kemiringan batang menurun dari 40 o menjadi 10 o Andersson 2000. Adanya kayu tekan akan meningkatkan kerapatan kayunya, pada kayu tekan yang berat severe compression wood menunjukkan bahwa kerapatan meningkat 22 dibanding bagian kayu normalnya Donaldson 2004. Kelemahan lain dari sifat kayu reaksi ini juga telah dilaporkan ditemukan pada kayu gergajian yang sering mengalami cacat bentuk seperti melengkung bowing sehingga sangat mengganggu dalam proses pengolahan dan pemanfaatannya Panshin, 1980; Haygreen 1982; Gilman, 2005. Cacat kayu tekan juga dapat dicirikan oleh arah MFA Ds S2 yang semakin besar, sudut MFA yang mencapai sekitar 45 o merupakan sifat karakteristik adanya kayu reaksi Desch 1982 yang menyebabkan penyusutan ke arah longitudinal menjadi sangat besar. Pada kayu normal penyusutan longitudinal dari kondisi basah ke kadar air kering oven besarnya sekitar 0,1-0,2 pada kayu tekan dapat mencapai 5, dan penyusutan longitudinal sebesar 0,3-1 merupakan keadaan yang umum terjadi pada kayu yang mengalami cacat kayu tekan Desch, 1982. 16

G. Pertumbuhan Batang Pohon