Perubahan bentuk penampang melintang sel-sel trakeida
71 Hasil pengukuran kadar air kayu tekan damar rata-rata sebesar 126,5
113,6-140,4, sedangkan pada kayu normal rata-rata sebesar 72,2. Persentase kadungan air kayu tekan pada damar sangat tinggi, ini akan
menyebabkan teknologi pengeringan kayu tekan akan berbeda dengan teknologi pengeringan kayu normal.
Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik, teknik pengeringan kayu tekan akan berbeda dengan teknik pengeringan kayu normal. Umumnya kayu
yang mempunyai kadungan air tinggi dimulai dengan jadwal pengeringan yang lebih ringan dibanding jadwal pengeringan kayu dengan kandungan air rendah.
Kayu yang disusun oleh sel-sel yang mempunyai dinding sel yang lebih tebal umumnya rongga selnya lumen cells sempit. Keadaan ini akan
menyebabkan jumlah air terikatnya bound water akan menjadi lebih besar. Kayu dengan berat jenis tinggi umumnya akan mempunyai kandungan air
terikat yang tinggi dan air bebas yang rendah Panshin 1980; Tsoumis 1991; Bowyer 2003.
Berat jenis kayu merupakan sifat dasar kayu yang penting, karena sangat erat hubungannya dengan teknologi pengolahan dan pemanfaatannya. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa: berat jenis kayu reaksi meningkat dibandingkan dengan kayu normal. Berat jenis kayu tekan pada damar rata-rata sebesar 0,36
0,34-0,38 dan pada kayu normal berat jenisnya rata-rata hanya 0,32. Adanya peningkatan berat jenis kayu tekan, terutama disebabkan karena adanya
perubahan ultrastruktur dinding sekunder S2 Ds S2. Dinding sekunder S2 kayu tekan rata-rata lebih tebal dibanding kayu normalnya. Pada kayu normal tebal
dinding Ds S2 rata-rata 74 dari tebal dinding sel secara keseluruhan sedangkan kayu tekan meningkat menjadi rata-rata 85. Peningkatan berat jenis
kayu tekan damar ini sama dengan yang dilakukan peneliti terdahulu Panshin 1980; Haygreen 1982; Tsoumis 1991 dan Bowyer 2003.
Berat jenis kayu adalah ratio antara berat zat kayu dibandingkan dengan berat air suling dalam volume yang sama Haygreen 1982. Tebal dinding sel
berhubungan langsung dengan berat jenis. Hasil pengukuran berat jenis kayu normal sengon dan yang mengalami cacat kayu tarik ringan dan kayu tarik berat
hasilnya seperti pada Gambar 34.
72
0,37 0,38
0,41
0,35 0,36
0,37 0,38
0,39 0,4
0,41
1
Berat jenis rata-rata
Normal Tension ringan
Tension berat
Gambar 34. Berat jenis kayu tarik dan kayu normal pada sengon.
Berat jenis kayu sangat berpengaruh terhadap teknologi pengolahan dan pemanfaatannya. Peningkatan berat jenis kayu reaksi ini sangat dipengaruhi oleh
adanya perubahan ultrastruktur kayu reaksi dan kayu normal. Kayu tekan pada damar menunjukkan ultrastruktur Ds S2 lebih tebal dibanding Ds S2 kayu
normal. Kayu dengan berat jenis tinggi akan menyebabkan kayu mempunyai kesan raba lebih dingin dibanding kayu dengan berat jenis rendah Menon 1967.
Teknologi pengolahan kayu yang mempunyai berat jenis tinggi umumnya akan
berbeda dengan teknologi kayu dengan berat jenis rendah.
D. Perubahan sudut mikrosfibril MFA kayu reaksi Hasil penelitian menunjukkan besarnya sudut mikrofibril MFA kayu
reaksi, baik pada kayu tekan damar maupun kayu tarik pada sengon rata-rata meningkat dibanding bagian kayu normalnya.
Besarnya MFA pada kayu reaksi sangat berpengaruh terhadap sifat un- isotropic kayu. Informasi tentang penyusutan kayu penting diketahui karena erat
hubungannya dengan stabilitas dimensi kayu sebagai bahan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa: MFA Ds S2 pada kayu
tekan damar berkisar antara 40
o
-45
o
terhadap sumbu panjang sel.
73 Adanya MFA yang besar menyebabkan penyusutan kayu tekan pada
kayu damar terutama pada arah longitudinal menjadi bertambah besar. Hasil penelitian menunjukkan penyusutan longitudinal kayu normal besarnya 2,68
pada kayu tekan besarnya menjadi sekitar 6,5- 8,05. Perubahan persentase penyusutan yang besar terutama pada arah longitudinal disebabkan karena
adanya sudut mikrofibril MFA dinding sekunder S2 Ds S2 kayu tekan yang bertambah besar.
Besarnya MFA pada kayu normal sengon, berkisar antara 20,59
o
– 22,25
o
sedangkan pada kayu tarik berubah menjadi 40,06
o
-54,10
o
terhadap sumbu panjang sel. Sudut mikrofibril yang besar inilah yang diduga
menyebabkan persentase penyusutan kayu reaksi ke arah longitidinal menjadi bertambah besar, seperti juga dinyatakan oleh beberapa peneliti Panshin 1980;
Haygreen 1982; Tsoumis 1991 dan Bowyer 2003.
Penyusutan merupakan perubahan dimensi kayu yang disebabkan karena dinding sel-sel kayu kehilangan air terikat. Penyusutan dinding sel umumnya
terjadi saat molekul-molekul air terikat melepaskan diri dari molekul-molekul selulose berantai panjang dan molekul hemiselulose.
Besarnya persentase angka penyusutan yang terjadi umumya sebanding dengan jumlah air terikat yang ke luar dari dalam dinding sel Tsoumis 1991.
Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa besarnya persentase susut longitudinal kayu tarik juga menjadi bertambah besar dibanding
bagian kayu normalnya. Susut longitudinal kayu tarik besarnya sekitar 0.92 sedangkan pada kayu normal besarnya 0.75.
Sifat-sifat kayu reaksi seperti panjang serat yang pendek, persentase kadar air yang tinggi dan angka penyusutan arah longitudinal yang besar, sama
dengan sifat-sifat dasar kayu juvenil seperti dinyatakan oleh Panshin 1980; Haygreen 1982 dan Bowyer 2003, sehingga kayu reaksi dinyatakan sebagai
cacat kayu yang serius. Diagram besarnya persentase penyusutan longitudinal kayu tarik dan
kayu normal pada sengon disajikan pada Gambar 35.
74
0,75 0,92
0,92
0,2 0,4
0,6 0,8
1
1
Rata-rata susut longitudinal
Normal Tension ringan
Tension berat
Gambar 35. Penyusutan longitudinal kayu tarik dan kayu normal
pada sengon. Telah dilaporkan bahwa adanya penyusutan longitudinal yang besar akan
menyebabkaan kayu gergajian sering mengalami cacat bentuk melengkung bowing, sehingga mengganggu dalam proses pengolahan dan pemanfaatannya
Panshin 1980; Haygreen 1982; Tsoumis 1991: Gilman 2005. Di samping itu penyusutan longitudinal yang besar akan menyebabkan kayu mengalami cacat
yang disebut pecah hati boxed-heart split. MFA DsS2 juga akan mempengaruhi sifat kekakuan kayu stiffness, seperti dinyatakan Andersson
2000. Orientasi MFA yang berubah dari 10
o
menjadi 40
o
akan menyebabkan sifat kekakuan kayu menurun lima kalinya Andersson 2000.