Dampak kayu reaksi sebagai bahan baku industri penggergajian.

80 Cacat kayu gergajian berupa pecah hati di bagian ujung dan cacat bentuk bowing sering terjadi pada kayu reaksi Haygreen 1982 dan Gilman 2005. Adanya cacat yang menyebabkan permukaan papan beserabut terutama bila digergaji waktu kondisi basah juga sering ditemukan, seperti dilaporkan Panshin 1980. Kondisi seperti itu akan menyebabkan nilai tambah yang dihasilkan menjadi lebih rendah, sehingga akhirnya nilai ekonominya sebagai bahan juga menjadi lebih rendah dibanding kayu normal.

2. Dampak kayu reaksi sebagai bahan baku industri kayu lapis

Untuk bahan baku industri kayu lapis adanya kayu reaksi juga akan menimbulkan banyak masalah. Bentuk penampang melintang batang yang tidak bulat, menyebabkan rendemen kayu lapis yang dihasilkan umumnya lebih rendah dibanding kayu normal. Di samping itu, kualitas finir yang dihasilkan umumnya lebih rendah dibanding kayu normal. Dalam prroses mengupas finir dari kayu tarik, permukaan finirnya umumnya kasar dan sering tertekuk, seperti dilaporkan oleh Panshin 1980. Mengolah kayu reaksi sebagai bahan baku industri kayu lapis mempunyai dampak yang negatif dibanding mengolah kayu normal. 3. Dampak kayu reaksi sebagai bahan baku industri mebel. Industri mebel yang berkualitas membutuhkan bahan baku kayu yang mempunyai persyaratan lebih tinggi. Kualitas bahan baku untuk industri mebel antara lain membutuhkan kayu yang mempunyai stabilitas dimensi yang baik, kandungan airnya cukup rendah dan penampilan atau corak permukaan kayu relatif lebih baik. Kayu reaksi mengandung kadar air yang lebih tinggi dibanding kayu normal. Proses pengeringan kayu reaksi akan membutuhkan energi lebih tinggi dan waktu pengeringan lebih lama. Di samping itu selama proses pengeringan, kemungkinan timbulnya cacat pengeringan juga lebih tinggi dibanding kayu normal. Kedaan ini disebabkan karena kayu reaksi mempunyai penyusutan longitudinal yang tinggi. 81 Dalam proses penyerutan kayu tarik sering menimbulkan permukaan papan mengalami cacat berbulu halus, sehingga menimbulkan masalah dalam proses finishing. Kayu reaksi juga menyebabkan corak permukaan kayu menjadi kurang menarik. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Panshin 1980 pada jenis Pseudotsuga taxifolia Britt. menyatakan bahwa adanya kayu reaksi menyebabkan corak permukaan kayu menjadi kurang menarik, karena perbedaan struktur kayu awal dan kayu akhir menjadi kurang nyata. Sifat-sifat kayu reaksi seperti telah disebutkan di atas akan menurunkan nilai kayunya sebagai bahan baku industri mebel. 4. Dampak kayu reaksi sebagai bahan baku industri pulp dan kertas. Panjang serat kayu reaksi tracheids cell kayu damar dan fibers cell kayu sengon rata-rata lebih pendek dibanding kayu normal. Untuk bahan baku industri pulp dan kertas umumnya lebih menghendaki ukuran serat yang lebih panjang. Keadaan ini menyebabkan kayu reaksi umumnya kurang disenangi untuk bahan baku industri pulp dan kertas dibanding kayu normal. Di samping itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Panshin 1980 kadar lignin kayu tekan 9 lebih tinggi dan kadar selulosenya 10 lebih rendah dibanding kayu normal. Kartal 2000 juga menambahkan bahwa pada kayu tekan berat severe compression woods kadar lingnin dapat mencapai 30 lebih tinggi dibanding kayu normal. Persentase kandungan lignin yang tinggi menyebabkan kayu tekan umumnya kurang disenangi untuk bahan baku industri pulp dan kertas. Pada kayu tarik adanya lapisan gelatinous pada dinding sel serabut akan menghasilkan rendemen pulp yang lebih tinggi dibanding kayu normal. Pulp hasil proses mekanis kayu tarik umunya lebih mudah dipecah menjadi serat, tetapi kekuatan kertas yang dihasilkan menjadi lebih rendah. Pulp yang dihasilkan dari kayu tarik lebih cocok untuk disssolving pulp, karena menghasikan rendemen tinggi, dan kekuatan serat kurang dibutuhkan demikian menurut Panshin 1980.