Daerah Asal Analisis karakteristik pemulung, karakteristik kerja, hubungan sosial, dan kesejahteraan pemulung Kasus pemukiman pemulung di Desa Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten

membantu ibunya memulung dengan cara mengikuti ibunya dan memungut barang- barang pulungan ataupun membantu ketika proses penyortiran. Hampir semua pemulung berada pada usia kerjausia produktif 10 – 59 tahun yaitu sebanyak 96 persen, sedangkan sisanya 4 persen berusia 70 tahun.. Untuk pemulung yang berusia dibawah 15 tahun, mereka bekerja sebagai pemulung karena disuruh oleh orang tuanya. Pemulung yang berusia 15 tahun ke atas bekerja sudah atas kemauan mereka sendiri. Mereka bekerja untuk mencari pengalaman, mencari kebebasan, mencari pekerjaan selain sebagai buruh tani yang dianggapnya membosankan. Selain itu, pada usia 20 – 29 tahun, usia ini adalah usia dimana seseorang baru berumahtangga, mereka bersedia bekerja apa saja asalkan penghasilannya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Pada Tabel 3 terlihat bahwa persentase terbesar usia pemulung berada pada kategori sedang 29 – 49 tahun. Alasannya karena pada usia ini pada umumnya pemulung sudah berkeluarga dan mereka memiliki tanggungan untuk menghidupi anggota keluarganya. Akan tetapi jumlah pemulung semakin sedikit di usia tua karena semakin tua umur seorang pemulung maka semakin turunlah kemampuan mengangkat beban, kemampuan melihat dan dalam melakukan perjalanan jauh. Tabel 3 Jumlah Pemulung Menurut Usia, Juli 2005 Usia Pemulung Jumlah Persen 10 – 29 29 – 49 49 7 9 2 28 36 8 Total 25 100

5.3. Daerah Asal

Sebagian besar 84 responden berasal dari Jawa Tengah, sisanya berasal dari Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan Jawa Barat Tabel 4. Pada responden yang berasal dari Jawa Tengah, semuanya berasal dari Brebes yang berasal dari bermacam-macam desa. Namun yang paling banyak berasal dari Desa Randusari 2 sebanyak 32 persen dan Desa Selatri sebanyak 24 persen; berikutnya Desa Blubug sebanyak 8 persen. Desa Limbangan, Desa Pesuruan, Desa Sida Mulya, Desa Sitanggal, dan Desa Tanjung masing-masing sebanyak 4 persen. Desa Randusari 2 merupakan desa dimana Lapak Ka berasal. Sebagai gambaran, Lapak Ka merupakan lapak bos pemulung yang mempunyai anak buah terbanyak yaitu 50 anak buah pemulung dari total sebanyak 90 orang pemulung di 6 Lapak Desa Kedaung. Selain itu, Desa Selatri adalah adalah daerah asal Lapak Iw. Kedua responden yang berasal dari Desa Blubug pun selain memiliki hubungan geografis, mereka juga memiliki hubungan darah. Oleh karena itu, ada indikasi bahwa semakin banyak orang yang bekerja pada profesi pemulung, karena ada jaringan kekerabatan. Keluarga atau relasi yang sudah terlebih dahulu ke kota atau pun mereka yang pernah atau sedang bekerja di bidang ini, berperan penting dalam memberikan infomasi ataupun menunjukkan peluang kepada relasi yang berminat bekerja pada profesi ini. Hal ini seperti yang dilakukan oleh salah seorang informan. Berikut pernyataannya: “...menjadi lapak sangat membutuhkan kehadiran anak buah pemulung. Oleh karena itu, saya mulai mengajak saudara-saudara ataupun tetangganya untuk bekerja pada saya. Mereka pun mau bahkan ada beberapa dari mereka menawari diri untuk bekerja pada saya...”. Ka50 thlapak Lampiran 3b Tabel 4 Jumlah Pemulung Menurut Daerah Asalnya, Juli 2005 Desa Daerah Asal Jumlah Persen Jawa Barat 2 8 Jawa Tengah 21 84 Jawa Timur 1 4 Kalimantan Timur 1 4 Total 25 100 Pemulung yang berasal dari daerah yang sama sedaerah dengan lapak sebanyak 68 persen, sedangkan yang tidak sedaerah sebanyak 32 persen.

5.4. Agama dan Tingkat Pendidikan