8.2. Hubungan Antara Karakteristik Pemulung dengan Hubungan Sosial
Berdasarkan data pada Tabel 38, tampak relatif lebih banyak pemulung laki-laki yang berinteraksi dengan masyarakat sekitar dibandingkan dengan pemulung
perempuan. Responden laki-laki yang tidak pernah berhubungan dengan masyarakat sebanyak 33,3 persen, jarang berhubungan 33,3 persen, dan sering berhubungan 33,3
persen. Namun lain halnya dengan responden perempuan yang tidak pernah
berhubungan dengan masyarakat sekitar menempati posisi tertinggi yaitu 57,1 persen, diikuti posisi kedua jarang berhubungan sebesar 38,5 persen dan terakhir sering
berhubungan hanya 14,2 persen. Hal ini terjadi tampaknya karena secara psikologis, perempuan lebih mementingkan perasaannya ketika membentuk suatu hubungan baru.
Karena berbagai keterbatasan yang dimiliki cara berbicara, pengetahuan, pendidikan, keuangan, dan keadaan dirinya sebagai seorang pemulung, responden perempuan tidak
berani memulai hubungan baru dengan masyarakat khususnya dengan tetangga di wilayah kampung luar bedengan. Oleh karena itu, persentase responden perempuan
untuk kategori interaksi dengan masyarakat sekitar “sering” cenderung kecil. Interaksi antar pemulung dalam satu bedengan berlangsung cukup sering untuk
setiap kategori usia. Data pada Tabel 39 menunjukkan bahwa faktor usia tampak berpengaruh terhadap kecenderungan beinteraksi. Semakin tua usia responden maka
interaksi antar pemulung dalam satu bedengan cenderung akan berlangsung semakin jarang, namun tidak ada satu responden pun yang tidak pernah berhubungan dengan
Tabel 38 Persentase Pemulung Menurut Jenis Kelamin dan Hubungan dengan Masyarakat Sekitar
Interaksi dengan Masyarakat Sekitar Jenis Kelamin
Tidak Pernah Jarang
Sering Total
Laki-laki 33,3
33,3 33,3
100
Perempuan
57,1 28,5
14,2 100
pemulung lainnya. Beberapa alasan responden yang jarang beinteraksi diantaranya adalah karena baru maka responden belum bisa akrab dengan tetangga barunya, tidak
ingin mencampuri urusan orang lain, tidak ada yang senang dengan cara responden bicara atau berpikir. Responden yang banyak berinteraksi bercerita, bermain, bercanda,
dan sebagainya adalah mereka yang berusia muda 10 – 29 tahun.
Tabel 39 Persentase Pemulung Menurut Usia Pemulung dan Interaksi antar Pemulung dalam Satu Bedengan
Interaksi antar Pemulung dalam Satu Bedengan Usia Tahun
Jarang Sering Total
10 – 29 18,7
81,3 100 30 – 49
42,9 57,1
100
49
50 50 100
Berdasarkan data pada Tabel 40, diketahui bahwa baik responden yang sedaerah maupun tidak sedaerah dengan lapaknya, interaksi yang terjadi antar pemulung dalam
satu bedengan termasuk sering. Persentase kategori jarang terbesar pada interaksi antar pemulung dalam satu bedengan terdapat pada pemulung yang sedaerah dengan
lapaknya. Pada bedengan Lapak Ka lapak yang berasal dari Brebes, ditemukan adanya permasalahan antar pemulung. Terdapat salah seorang pemulung yang dianggap
memfitnah seorang pemulung lainnya, sehingga terjadi kericuhan antar sesama pemulung dalam satu bedengan, sehingga menyebabkan beberapa orang diantara
mereka memutuskan untuk tidak terlalu banyak bercanda dengan pemulung lainnya.
Tabel 40 Persentase Pemulung Menurut Daerah Asal dan Interaksi Pemulung dalam Satu Bedengan
Interaksi Antar Pemulung dalam Satu Bedengan
Daerah Asal Jarang Sering
Total
Sedaerah 35,3 64,7
100 Tidak sedaerah
12,5 87,5
100
Padahal mereka yang bersiteru berasal dari daerah yang sama dengan lapaknya. Berikut adalah pernyataan salah seorang responden:
“...mbak, orang-orang disini pada beda pemikiran dengan saya. Saya ajak bercanda, mereka malah marah, kadang saya ajak ngomongin bisnis, eh
mereka enggak nanggapin. Belum lagi disini pemudanya sukanya nonton film “BF” mulu. Ada lagi mbak, masak adik perempuan saya yang sudah
menikah dibilang dulunya mantan pelacur sama temen pemulung juga, gimana
saya enggak marah mbak. Ya udah, daripada saya ambil pusing, mending
saya enggak main bareng mereka saja...”. Na22 thpemulung
Lebih lanjut, responden Na menyebutkan bahwa perseteruan yang terjadi antara responden dengan temannya terjadi tak lain karena lawan responden ingin menarik
simpati dari Lapak Ka. Hampir semua responden dari baik yang sedaerah mapun tidak sedaerah dengan
lapak sering berinteraksi dengan lapaknya. Alasannya karena antara responden dengan lapak memiliki hubungan darah walau tidak selalu, perilaku bos yang ramah, dan
selalu memperhatikan semua anak buahnya tanpa membedakan asal daerah anak buahnya. Berdasarkan data pada Tabel 41, diketahui bahwa hanya responden yang
sedaerah dengan lapaknya yang malah tidak pernah berinteraksi dengan lapaknya di luar waktu penimbangan 5,9 . Responden yang tidak pernah berinteraksi dengan
lapaknya di luar jam penimbangan adalah responden yang berusia lanjut 70 tahun. Responden mengemukakan alasan tidak berkomunikasi kepada lapak di luar waktu
penimbangan karena tidak ada bahan obrolan dan keperluan. Oleh karena itu, biasanya setelah menimbang barang pulungan di sore hari, responden ini langsung masuk
Tabel 41 Persentase Pemulung Menurut Daerah Asal dan Interaksi Pemulung dengan Lapak
Interaksi Pemulung dengan Lapak Daerah Asal
Tidak Pernah Jarang
Sering Total
Sedaerah 5,9 29,4
64,7 100
Tidak sedaerah 12,5
87,5 100
bedengnya dan keluar bila ada perlu saja. Umur yang relatif terpaut jauh dengan umur para tetangganya yang pada umumnya banyak yang lebih muda darinya, membuat
komunikasinya kurang begitu baik. Berikut adalah penuturannya: “....saya enggak pernah ngobrol dengan Pak Kadi lapak, enggak ada yang
bisa diobrolin. Jadi, kalau udah nimbang, saya langsung balik ke bedeng....”. Sa70 thpemulung
Lain halnya dengan responden yang berasal dari Madura tidak sedaerah dengan lapak yang mengaku sering berinteraksi dengan lapaknya. Responden menganggap
hubungannya dengan lapak selama ini baik. Berikut adalah ungkapan salah seorang responden:
“....saya cukup akrab dengan bos lapak karena memang umur bos itu sepantaran dengan saya. Jadi enak untuk diajak bicara. Memang sih kalau
kita lagi sakit suka dibantu, tapi gak cuma-cuma karena kalau kita sudah sembuh kita harus ganti obat tersebut...”. Sr24pemulung
8.3. Hubungan Antara Karakteristik Kerja dengan Hubungan Sosial