Prospek Kehidupan Pemulung Analisis karakteristik pemulung, karakteristik kerja, hubungan sosial, dan kesejahteraan pemulung Kasus pemukiman pemulung di Desa Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten

secara langsung kepada besar penghasilan pemulung, karena hadirnya sampah-sampah impor yang biasanya lebih bersih kondisinya memiliki harga jual yang lebih mahal daripada harga sampah dalam negeri. Tidak sedikit pula lapak-lapak yang tutup karena hal ini. Oleh karena itu, masalah ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah khususnya pemerintah pusat untuk segera merumuskan kebijakan impor khususnya impor sampah agar dapat menyelamatkan sektor usaha kecil dalam jaringan daur ulang.

10.2. Prospek Kehidupan Pemulung

Keadaan pemulung di Desa Kedaung masih lebih beruntung daripada pemulung yang bekerja di daerah Jakarta atau Yogyakarta, karena kehadirannya tidak dipermasalahkan oleh pemerintah setempat. Pemerintah Desa Kedaung pun pernah memberikan bantuan pangan kepada beberapa pemulung yang mendapat kartu miskin. Program-program kesehatan seperti PIN Nasional juga terkadang diikuti oleh pemulung, walaupun hanya segelintir pemulung yang ikut. Tak hanya dari pemerintah, warga sekitar pun suka membantu pemulung. Selama bulan Ramadhan lalu, mereka sering diberikan makanan oleh masyarakat baik atas nama pribadi maupun lembaga. Hanya saja, masih ada stigma negatif dari beberapa elemen masyarakat ataupun dari beberapa aparat pemerintahan yang masih melekat kepada sosok pemulung. Beberapa bantuan dari pemerintah dan masyarakat sekitar tersebut sudah cukup baik, namun tentu saja masih dibutuhkan suatu program yang lebih bersifat spesifik, yaitu suatu program yang khusus menangani masalah pemulung. Oleh karena itu, hal ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan dan dalam merumuskan program-program yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat kecil, khususnya pemulung. Di Desa Kedaung sebenarnya telah ada rencana bersama pemerintah pusat Departemen Tenaga Kerja untuk melibatkan pemulung dalam beberapa program pemerintah. Namun menurut aparat tersebut, sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya, baru sebatas rencana Keterangan lebih lanjut dapat dilihat hasil wawancara dengan aparat Desa Kedaung pada Lampiran 3e. Walaupun keberadaan pemulung belum didukung pemerintah secara nyata, namun keberadaannya patut dihargai. Usaha di sektor ini mampu membuka lapangan pekerjaan baru yang mana saat ini jarang terdapat kesempatan bekerja. Hal ini cukup meringankan beban pemerintah dalam hal membuka lapangan pekerjaan. Namun, usaha-usaha pemerintah untuk melibatkan pemulung dalam berbagai program pemerintah khususnya terkait dengan masalah kebersihan dan kesejahteraan harus lebih diperhatikan lagi. Gambaran mengenai kondisi pemulung tidak lepas dari bayangan kekumuhan, ketidakberuntungan, dan kehidupannya yang kurang sejahtera 1 . Prospek kehidupan pemulung kedepannya pun bisa menurun namun bisa pula meningkat. Perkembangan kehidupan pemulung dapat terhambat bila terdapat sistem baru pengelolaan sampah yang memungkinkan pengangkutan sampah dengan teknologi tinggi dari tingkat rumahtangga dan masuknya sampah impor secara bebas sehingga harga beli sampah dalam negeri menurun. Namun, untuk teknologi, tampaknya penggunaannya tidak dalam waktu dekat ini, sedangkan mengenai impor sampah, saat ini impor masih diawasi oleh pemerintah sehingga masih bisa dikontrol. Oleh karena itu, untuk beberapa tahun kedepan, prospek pemulung diperkirakan akan stabil bahkan meningkat, karena selain semakin berkembangnya industri daur ulang seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, jumlah penduduk pun akan semakin bertambah, dengan demikian saingan untuk bekerja akan semakin ketat. Pihak-pihak yang “kalah besaing” karena berbagai keterbatasan ini, akhirnya dapat menjatuhkan pilihan bekerja di sektor informal. 1 Keadaan kesejahteraan pemulung berdasarkan indikator BKKBN. Lebih dari separuh jumlah tidak sejahtera. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada Bab IX Hal. 106. Apabila mereka tidak memiliki keterampilan khusus ataupun modal yang mencukupi maka menjadi pemulung adalah satu-satunya alternatif yang tersedia secara luas. Kehidupan pemulung ini memiliki prospek untuk dapat lebih menjadi sejahtera, yaitu dengan beberapa tindakan alternatif sebagai berikut. Pertama, dengan dibentuknya kelompok. Dari kelompok ini dipilih seorang ketua. Ketua inilah yang berperan sebagai mediator dalam menyalurkan aspirasi masyarakat pemulung kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, masyarakat, perusahaan atau lembaga masyarakat lainnya atau dapat disebut sebagai pihak luar. Ketua pun berperan sebagai pihak yang menjembatani antara pemulung dengan pihak luar, misalnya dalam hal pengurusan KTP musiman, bantuan kesejahteraan, program kesehatan, dan sebagainya. Ketua bertugas pula mencatat setiap pemulung yang masuk dan keluar. Namun sebagai balas jasa dari tindakannya, pemerintah perlu memberikan dana insentif untuk ketua pemulung. Dengan adanya pengorganisasian seperti ini, diharapkan koordinasi antara pemulung dengan pihak luar dapat berjalan lebih baik. Kemudian yang kedua adalah perlunya kerjasama yang terjalin dengan baik antara pemerintah dengan pemulung, memformalkan profesi pemulung dengan melibatkan pemulung pada program-program pemerintah. Pemulung bukan lagi dianggap sebagai orang luar yang bekerja memunguti sampah tetapi pemulung dianggap telah menjadi bagian penting dalam program pengolahan sampah. Akan lebih baik lagi bila pemulung diberikan seragam yang agar keberadaan pemulung terdeteksi dan masyarakat pun akan lebih menghargainya. Kesejahteraan pemulung bukan hanya terkait dengan penghasilan tetapi juga terkait dengan mentalitas spiritualnya. Oleh karena itu perlunya pembinaan terhadap mentalitas rohani para pemulung agar mereka kembali mengingat Tuhannya. Selain itu perlunya penyuluhan mengenai lingkungan yang bersih dan sehat. BAB XI KESIMPULAN DAN SARAN

11.1. Kesimpulan