Agama dan Tingkat Pendidikan

5.4. Agama dan Tingkat Pendidikan

Semua responden pemulung di Desa Kedaung beragama Islam. Hal ini tampak sesuai dengan latar belakang daerah asalnya yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sebagian besar pemulung yaitu sebesar 56 persen tingkat pendidikan formalnya termasuk rendah, sejumlah 24 persen pemulung tidak pernah mengecap bangku sekolah atau tidak pernah sekolah dan 32 persen tidak lebih dari kelas 3 SD. Akan tetapi sebanyak 44 persen pemulung termasuk berpendidikan sedang karena telah berada pada jenjang pendidikan minimal kelas 4 SD sampai dengan tidak tamat SMP. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah Pemulung Menurut Tingkat Pendidikan, Juli 2005 Tingkat Pendidikan Jumlah Persen Tidak sekolah 6 24 SD kelas 2 tidak tamat 3 12 SD kelas 3 tidak tamat 5 20 SD kelas 4 tidak tamat 1 4 SD kelas 5 tidak tamat 3 12 Tamat SD 4 16 SLTP kelas 1 tidak tamat 3 12 Total 25 100 Tingkat pendidikan pemulung ini rendah karena keluarga pemulung di daerah asal pada umumnya miskin. Di daerah asalnya, tidak ada seorang responden memiliki pekerjaan yang mapan. Sebanyak 60 persen pemulung bekerja sebagai buruh tani di daerah asalnya. Penghasilan sebagai buruh tani ini pada umumnya sebesar Rp120.000,00 per bulan. Hal ini jelas tidak mencukupi semua kebutuhan. Alih-alih untuk memenuhi kebutuhan makan saja cenderung pas-pasan, apalagi untuk menambah pengeluaran untuk pendidikan. Selain itu desa asal sering mengalami kekeringan sehingga terdapat kesulitan untuk bercocok tanam. Berdasarkan tingkatan pendidikan pemulung seperti yang telah dipaparkan pada Tabel 5, persentase terbesar pemulung adalah tidak sekolah 24 . Hal ini terjadi karena keluarga responden orang tuanya termasuk keluarga miskin. Penghasilan orang tua responden tidak cukup untuk membiayai pendidikan anaknya. Akibatnya, anak disuruh untuk ikut membantu orang tuanya kerja di sawah atau di rumah. Pemulung yang telah tamat SD ataupun pernah memperoleh pendidikan SMP menyatakan bekerja sebagai pemulung karena telah mencoba-coba melamar dengan ijazah SD-nya namun ternyata saat ini perusahaan-perusahaan paling tidak mempersyaratkan ijazah SMU ataupun bila mau menjadi satpam minimal SMP. Kekurangan ini menyebabkan mereka sulit diterima kerja pada bidang formal dan pekerjaan menjadi pemulung adalah pekerjaan yang paling memungkinkan saat ini. Bila menjadi tukang batu, maka pekerjaan tersebut hanya datang sewaktu-waktu. Namun bila menjadi pemulung maka penghasilan akan mereka dapatkan setiap saat asalkan mereka bekerja dengan rajin. Mengenai keterampilan pemulung, sebanyak 96 persen tidak pernah mengikuti kursus keterampilan, hanya 4 persen yang pernah mengikuti kursus. Kursus yang diikuti adalah kursus menjahit. Namun karena keterbatasan dana maka responden tidak bisa menerima jahitan.

5.5. Jumlah Anggota Keluarga