Lama Tinggal di Lapak Terakhir Motivasi Kerja

6.2. Lama Tinggal di Lapak Terakhir

Rata-rata pemulung telah tinggal di lapak terakhir selama 1 tahun 1,05 tahun. Pemulung yang tinggal di lapak terakhir kurang dari setahun sebanyak 56 persen, 1 – 3 tahun sebanyak 40 persen, dan lebih dari 4 tahun sebanyak 4 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah Pemulung Menurut Lama Tinggal di Lapak Terakhir, Juli 2005 Lama Tinggal di Lapak Terakhir Jumlah Persen 1 14 56 1 – 3 10 40 3 1 4 Total 25 100 Rata-rata = 1,05 tahun Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan memulung merupakan pekerjaan yang tidak terikat. Mereka bebas menentukan akan tinggal pada lapak tertentu. Lama atau tidaknya pemulung mengabdi pada lapak tergantung dari fasilitas baik berupa fisik maupun nonfisik yang diberikan. Sebagai contoh fasilitas fisik adalah bantuan lapak berupa kemudahan mendapatkan pinjaman uang dari lapak kepada anak buahnya, fasilitas bedengan bedeng, air, listrik, penyetoran barang pulungan dan pembayarannya dilakukan secara lancar uang lapak selalu ada untuk membayar barang pulungan yang diberikan pemulung, sedangkan fasilitas nonfisik berupa keamanan dari pihak-pihak yang hendak memeras pemulung dan rasa persaudaraan.

6.3. Motivasi Kerja

Motivasi kerja yang dimiliki semua responden adalah memenuhi kebutuhan primer pangan, sandang, dan papan, namun terutama pangan. Kebutuhan akan pangan bagi sebagian besar pemulung dirasakan sangat mendesak, terutama bagi mereka yang Tabel 11 Jumlah Pemulung Menurut Perasaannya Bekerja sebagai Pemulung, Juli 2005 Perasaan Bekerja sebagai Pemulung Jumlah Persen Senang 14 56 Biasa 2 8 Tidak senang 9 36 Total 25 100 berpenghasilan rendah. Bila dalam satu hari mereka tidak memulung, maka mereka akan mendapatkan kesulitan untuk makan. Akibatnya mereka akan mempergunakan sisa uang hasil sebelumnya ataupun bila uang tidak ada sama sekali mereka akan mengutang kepada lapak. Hal seperti inilah yang menjadikan mereka tidak memiliki tabungan. Perilaku mengutang kepada lapak adalah hal yang sering dilakukan oleh pemulung. Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar yang dibutuhkan oleh pemulung. Menurut teori motivasi dari Maslow, kebutuhan pangan kebutuhan primer berada pada hierarki yang paling rendah. Apabila seseorang bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, maka Saefuddin 1986 menyebut orang tersebut memiliki etos kerja yang rendah. Walaupun demikian, pekerjaan memulung ini bagi sebagian besar pemulung 56 dianggap menyenangkan Tabel 11. Alasannya antara lain banyak temannya, resiko pekerjaan kecil, tidak ada pilihan lain selain bekerja seperti ini dan hanya dengan modal tenaga sudah dapat menghasilkan uang. Adapun responden yang menganggap pekerjaan ini biasa saja sebanyak 8 persen. Alasannya adalah memulung sama seperti pekerjaan lainnya yang penting halal, sedangkan yang menjawab tidak senang atas pekerjaan ini sebanyak 36 persen. Alasan tidak menyenangi pekerjaan ini karena malu bahwa pekerjaan ini dianggap hina dan rendah oleh masyarakat, sering dituduh mencuri, penghasilannya pas-pasan sehingga belum merasa dapat menikmati hasil pekerjaan, harus kerja keras mengotimalkan tenaga fisik untuk mendapatkan penghasilan, dan bila sehari saja tidak kerja maka tidak ada uang untuk keperluan besoknya.

6.4. Penghasilan dari Memulung