Pada umumnya pemulung mulai bekerja jam 05.00 wib. Hal ini menyesuaikan dengan izin yang diberikan dari komplek-komplek tempat mereka memulung bahwa
pemulung baru diizinkan untuk memulung setelah jam 05.00 wib untuk menghindari adanya prasangka masyarakat terhadap pemulung. Setelah itu biasanya pemulung
pulang sekitar jam 16.00 sampai dengan 17.00 wib. Namun ada pula pemulung yang pulang jam 22.00 wib. Tetapi biasanya pemulung yang pulang malam, habis memulung
dari pasar. Tidak ada pemulung yang berani memulung malam ke daerah komplek karena khawatir disangka akan mencuri. Melihat hari dan jam kerja pemulung yang
cukup tinggi, maka anggapan bahwa pemulung itu malas tidaklah benar.
Tabel 14 Jumlah Pemulung Menurut Jam Kerja Pemulung dalam Sebulan, Juli 2005
Jam Kerja Pemulung dalam Sebulan
Jumlah Persen
121 8
32 121 – 210
14 56
210 3
12 Total 25
100 Rata-rata = 160 jam
6.6. Jarak Tempuh Memulung
Dalam bekerja, pemulung biasanya menempuh jarak rata-rata 5 kilometer tiap harinya. Berdasarkan data yang diperoleh, jarak tempuh memulung yang terbanyak
32 adalah 4 – 4,5 km. Jarak tempuh memulung memulung terkecil yaitu sejauh 1,5 kilometer sedangkan yang terjauh yaitu 15 kilometer Tabel 15. Pada umumnya, kaum
perempuan tidak mampu berjalan jauh karena beberapa alasan diantaranya, takut tersasar karena tidak bisa membaca petunjuk jalan, mempunyai tanggung jawab di
rumah sehingga mereka akan cepat kembali ke rumah, dan alasan terakhir adalah mereka tidak begitu kuat mengangkat beban.
Tabel 15 Jumlah Pemulung Menurut Jarak Tempuh Memulung, Juli 2005 Jarak Tempuh
Memulung Memulung km
Jumlah Persen
5 14
56 5 – 9
7 28
9 4
16 Total 25
100 Rata-rata = 5,34 kilometer
6.7.
Karakteristik Barang Pulungan
Jenis barang pulungan yang dikumpulkan adalah semua jenis barang yang masih berdaya guna. Berdaya guna disini diartikan sebagai barang bekas namun bila barang
tersebut dijual masih memiliki nilai jual. Pada umumnya barang yang dipulung adalah semua jenis barang kecuali sayuran. Adapun barang-barang bekas atau barang pulungan
yang sering dikumpulkan antara lain yang termasuk kategori kertas, kerdus, plastik, besi, paralon, aluminium, sandalsepatu, beling dan baja. Semua responden memulung
jenis barang-barang ini, namun terkadang ada pengecualian untuk beling. Jarang pemulung yang mau mengumpulkan beling, khususnya pemulung muda karena selain
berat, harganya pun paling murah, yaitu Rp200,00 per kilogramnya, sedangkan jenis barang yang lain bisa sampai dengan Rp30.000,00 per kilogramnya. Untuk informasi
mengenai gambar barang pulungan dapat dilihat pada Lampiran 6a, sedangkan untuk melihat daftar harga jual dan beli barang pulungan dapat dilihat pada Lampiran 7.
6.8. Berat Barang Pulungan
Mengingat barang yang diambil pemulung cukup bervariasi, maka berat barang pulungan yang didapat bervariasi pula. Rata-rata berat barang pulungan yang diperoleh
pemulung dalam sebulan sebanyak 641,8 kilogram atau dalam sehari sebanyak 21,4 kilogram. Berat barang pulungan yang terendah sebesar 120 kilogrambulan sedangkan
berat barang pulungan yang tertinggi sebesar 6000 kilogrambulan Tabel 16. Namun berat barang pulungan belum tentu mempengaruhi besarnya penghasilan yang diterima
oleh pemulung, karena penghasilan pemulung juga ditentukan oleh kelihaian pemulung dalam memilih jenis barang yang dikumpulkan.
Tabel 16 Jumlah Pemulung Menurut Berat Barang Pulungan yang Didapatkan, Juli 2005
Berat Barang Pulungan kg per bulan
Jumlah Persen
301 15
60 301 – 750
8 32
750 2 8
Rata-rata = 641,8 6.9.
Peralatan yang Digunakan
Pada umumnya peralatan yang digunakan pemulung di Desa Kedaung seragam yaitu ganco, karung dan gerobak Lampiran 6b1. Ganco adalah besi dengan ujung
seperti kail ikan yang mana besi ini didapatkan dari bekas alat pengecat yang sudah tidak digunakan lagi Lampiran 6b 2. Ganco digunakan untuk mengambil barang
pulungan yang kecil dan ringan seperti gelas aqua dan plastik sehingga dengan adanya ganco ini akan memudahkan dan meringankan tenaga pemulung pada proses
pengambilan barang pulungan. Adapun karung yang digunakan biasanya adalah karung- karung besar seperti karung beras. Fungsi karung ini adalah tempat dimana barang yang
telah didapatkan dikumpulkan sementara. Karung lebih fleksibel untuk dibawa kemana- mana dibandingkan gerobak. Oleh karena itu, ketika berkeliling mereka membawa
karung dan gerobaknya ditaruh di suatu tempat yang tidak jauh dari tempatnya memulung. Setelah barang pulungan dalam karung penuh, maka barang tersebut akan
ditaruh sementara ke dalam gerobak. Ketika mereka sudah mengelilingi suatu wilayah maka mereka kembali ke gerobaknya. Dari sini, mereka akan berpindah tempat lagi dan
mereka akan pulang ke bedengnya ketika mereka sudah merasa lelah. Gerobak merupakan salah satu fasilitas yang diberikan lapak. Dengan dibantu anak buah, lapak
membuatkan gerobak tersebut dengan memanfaatkan barang-barang yang telah mereka dapatkan seperti seng, kayu, dan sebagainya, namun apabila ada barang yang tidak
terdapat di bedengan mereka, seperti roda, maka lapak akan membelikannya.
6.10. Peraturan dalam Memulung