Ciri-ciri Sektor Informal Pengertian Sektor Informal

2.1.1.1. Ciri-ciri Sektor Informal

Untuk mempermudah mengenali bentuk wajah dari sektor informal, beberapa ahli membuat generalisasi pencirian dari sebuah sektor informal. Beberapa ciri sektor informal antara lain: 1. seperti yang dimiliki oleh setengah penganggur, yaitu pada umumnya pelaku bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain atau bekerja dengan dibantu anggota rumahtangga atau buruh tidak tetap, bekerja dengan jam kerja yang tidak teratur dan jumlah jam yang jauh dari kewajaran atau di atas kewajaran, melakukan bermacam- macam kegiatan yang tidak sesuai dengan pendidikan atau keahliannya Wirosarjono, 1982 dalam Damanhuri, 1983, 2. skala usaha yang relatif kecil dalam konteks ekonomi makro dan kecenderungan beroperasi di luar sistem regulasi Sethurahman, 1985, 3. belum tersentuh oleh peraturan atau ketentuan yang ditetapkan pemerintah, 4. modal, peralatan dan perlengkapan, maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan atas dasar hitungan harian, 5. umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanen dan terpisah dengan tempat tinggalnya, 6. tidak mempunyai keterikatan dengan usaha lain yang lebih besar, 7. umumnya dilakukan untuk melayani golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, 8. tidak membutuhkan keahlian khusus, sehingga secara luwes dapat menyerap berbagai tingkat pendidikan ketenagakerjaan, 9. umumnya setiap satuan usaha memperkerjakan tenaga yang sedikit yang biasanya dari lingkungan hubungan kekeluargaan, kenalan, atau berasal dari daerah yang sama, 10. belum mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan, dan lain sebagainya Sukesi, 2002, dan 11. sektor yang tidak terproteksi dan tidak memiliki hubungan kerja kontrak jangka panjang Chandrakirana Sadoko 1994. Dalam memahami peluang dan keterbatasan dalam ekonomi sektor informal, diperlukan studi sektoral yang mencakup semua pelaku, baik formal maupun informal Chandrakirana Sadoko 1994. Tabel 1 mendeskripsikan perbedaan antara sektor formal dan informal menurut Gerry 1987 dalam Suwartika 2003. Tabel 1 Perbedaan Antara Sektor Formal dan Informal Karakteristik Sektor Formal Sektor Informal 1. Teknologi 2. Organisasi 3. Modal 4. Jam Kerja 5. Upah 6. Kesediaan 7. Harga 8. Kredit 9. Keuntungan 10. Hubungan dengan klien 11. Biaya tetap 12. Advertising 13. Pemanfataan barang- barang bekas 14. Modal tambahan 15. Perangkat pemerintahan 16. Ketergantungan terhadap dunia luar Capital intensive Birokratis Berlebih Teratur Normal: teratur Berkualitas Harga pas Dari bank atau institusi yang sama dengan bank Tinggi Secara formal Besar Penting Tidak berguna Indispensible Besar Besar: Khususnya untuk orientasi ekspor Labour intensive Hubungan kekeluargaan Sedikit Tidak teratur Tidak teratur Tidak berkualitas Cenderung bisa dinegosiasikan Pribadi dan bukan bank Rendah Secara pribadi Kecil dapat diabaikan Kurang penting Berguna Dispensible Hampir tidak ada Hampir tidak ada atau kecil Sumber: Gerry 1987 dikutip oleh Suwartika 2003 Dari bermacam-macam ciri yang telah disebutkan, pada dasarnya sektor informal itu tidak dapat terpisah dari sektor formal. Seperti kata pepatah Mead dan Morrison 1996 dalam Anderson 1998 bahwa sektor informal itu seperti gajah, kita tidak dapat mendefinisikannya secara tepat, tetapi kita tahu ketika kita melihatnya.

2.1.1.2. Faktor-faktor yang Mempercepat Perkembangan Sektor Informal