Transformasi Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Sektor Non

112 Kesempatan kerja sektor pertanian berhubungan positif terhadap produk domestik bruto sektor pertanian, namun tidak berpengaruh nyata. Artinya apabila kesempatan kerja sektor pertanian meningkat maka akan mengakibatkan produk domestik bruto sektor pertanian juga meningkat. Dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan kerja sektor pertanian tidak responsif terhadap produk domestik bruto sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena luas lahan yang dikelola petani relatif sempit sehingga berapapun penambahan tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian sangat kecil akibatnya terhadap peningkatan produk domestik bruto sektor pertanian, disamping itu nilai jual produksi pertanian dan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian masih rendah. Jumlah investasi sub sektor pertanian berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap produk domestik bruto sektor pertanian. Artinya peningkatan investasi di masing -masing sub sektor pertanian akan mendorong meningkatnya produk domestik bruto sektor pertanian. Dilihat dari nilai elastisitasnya produk domestik bruto sektor pertanian tidak responsif terhadap jumlah investasi sub sektor pertanian jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan karena masih kecilnya investasi di masing-masing sub sektor pertanian.

7.4. Transformasi Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Sektor Non

Pertanian Sektor pertanian masih mendominasi dalam struktur ketenagakerjaan di Indonesia. Namun dari tahun 1980 - 2003 pangsa penyerapannya cendrung sangat lambat. Pada tahun 2003, pangsa sektor pertanian masih menyerap lebih dari 50 persen tenaga kerja. Selama periode penelitian transformasi kesempatan kerja terus berlangsung namun relatip lambat. Transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian 113 ke sektor non pertanian adalah fungsi dari kesempatan kerja sektor pertanian, kesempatan kerja sektor industri dan kesempatan kerja sektor jasa Tabel 23. Tabel 23. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Transformasi Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Non Pertanian Elastistas Variabel Parameter Dugaan t-hitung Taraf Nyata Jangka Pendek Jangka Panjang Intersep 2.359744 34.044 0.0001 Kes krj sek pertanian 0.000059 12.055 0.0005 a 1.052 - Kes krj sek industri -0.000078 -16.043 0.0005 a -0.327 - Kes krj sek jasa -0.000101 -17.961 0.0005 a -0.558 - R 2 F hit D.W 0.991 19.114 1.677 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf α = 10 persen Hasil pendugaan persamaan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke non pertanian menunjukkan bahwa semua peubah penjelas memberikan arah dan besaran nilai parameter dugaan sesuai harapan, serta mampu menjelaskan keragaman nilai peubah endogennya secara baik R 2 = 0.991, yang berarti bahwa peubah-peubah penjelas pada persamaan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke non pertanian 99.1 persen mampu menjelaskan keragaman variabel endogen. Berdasarkan uji-t statistik, semua peubah penjelas berpengaruh nyata terhadap transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke non pertanian. Dalam jangka pendek transformasi tenaga kerja responsif terhadap kesempatan kerja sektor pertanian, tetapi tidak responsif terhadap kesempatan kerja sektor industri dan jasa. Bila kesempatan kerja sektor pertanian menurun sebesar satu persen maka akan terjadi transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian sebesar 1.05 pesen tetapi jika kesempatan kerja di sektor industri dan jasa masing- masing menurun sebesar satu persen maka akan menyebabkan transformasi tenaga kerja ke masing-masing sektor tersebut hanya sebesar 0.33 persen dan 0.56 persen. 114 Transformasi tenaga kerja sektor pertanian ke non pertanian tidak responsif terhadap kesempatan kerja sektor non pertanian industri dan sektor jasa, hal ini disebabkan karena kemampuan sektor non pertanian dalam menyerap tenaga kerja yang berasal dari sektor pertanian kecil.

7.5. Kualitas Sumberdaya Manusia Penyuluh Pertanian