Simulasi Model Perumusan Model

61 U M adalah proporsi bias yang menunjukkan kesalahan sistematis untuk mengukur penyimpangan nilai simulasi peubah edogen dengan nilai aktual peubah endogen. U D adalah komponen regresi yang menunjukkan deviasi kemiringan slope regresi aktual dengan nilai simulasi. Suatu model dikatakan baik jika nilai U M dan U R sangat kecil sedangkan nilai U D mendekati satu. Simulasi model kesempatan kerja dan transformasi tenaga kerja di Indonesia dilakukan pada periode sebelum krisis ekonomi tahun 1992-1996 dan periode krisis ekonomi tahun 1997-2000.

4.3.4. Simulasi Model

Analisis simulasi dilakukan untuk mempelajari respon perubahan-perubahan peubah endogen yang terjadi sebagai akibat perubahan yang ditimbulkan oleh peubah eksogen. Dalam penelitian ini simulasi-simulasi yang dilakukan yaitu : 1. Peningkatan upah sektor pertanian 2. Peningkatan upah sektor non pertanian 3. Peningkatan upah sektor pertanian dan non pertanian kombinasi 1 dan 2 4. Peningkatan investasi sektor pertanian 5. Peningkatan investasi sektor non pertanian 6. Peningkatan investasi sektor pertanian dan non pertanian kombinasi 4 dan 5 7. Peningkatan produk domestik bruto sektor pertanian 8. Peningkatan produk domestik bruto sektor non pertanian 9. Peningkatan produk domestik bruto sektor pertanian dan non pertanian kombinasi 7 dan 8 62 10. Peningkatan upah dan investasi sektor pertanian kombinasi 1 dan 4 11. Peningkatan upah dan investasi sektor non pertanian kombinasi 2 dan 5 12. Peningkatan upah dan investasi sektor pertanian dan peningkatan upah dan investasi sektor non pertanian kombinasi 10 dan 11 4. 4. Analisis Data Analisis yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana perubahan struktur ekonomi Indonesia dalam kaitanny a dengan perubahan struktur output produk domestik bruto dan ketenagakerjaan sektoral.adalah statistik deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Sedangkan kesempatan kerja sektor pertanian dan sektor non pertanian dianalisis dengan menggunakan model kesempatan kerja dan transfromasi tenaga kerja di Indonesia. Kesempatan kerja sektor pertanian dan sektor non pertanian digambarkan dengan 21 persamaan 11 persamaan struktural dan 10 persamaan identitas, produk domestik bruto, transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dan kualitas sumberdaya manusia penyuluh pertanian digambarkan oleh masing -masing 1 persamaan struktural. Disamping itu, untuk mengetahui dampak peningkatan upah, investasi dan produk domestik bruto sektoral dilakukan dengan 12 skenario simulasi. 4. 5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooling data seluruh propinsi di Indonesia yang merupakan data skunder time series dari tahun 1980 sampai 2000. Data yang diambil adalah data-data yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, upah, produk domestik bruto, ketenagakerjaan, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini. Sebagian besar data 63 diambil dari Badan Pusat Statistik dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2003 dan hasil Survey Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS. Tahun tersebut diambil, dengan pertimbangan bahwa pada periode tersebut diasumsikan dapat mewakili perubahan struktur ekonomi maupun transformasi ketenagakerjaan dan kualitas sumberdaya manusia penyuluh pertanian di Indonesia. Data-data yang bersumber dari SAKERNAS adalah merupakan hasil survey dengan menggunakan sampel lebih kecil dari Sensus Penduduk sejak tahun 1976 yang kegiatannya dilakukan secara terpisah dengan survey-survey Badan Pusat Statistik lainnya. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung oleh petugas statistik yang berada di tingkat kecamatan terhadap kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga dari rumah tangga yang terpilih sebagai sampel. Data-data pendukung lainnya untuk penelitian ini diperoleh dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Susenas, Sensus Penduduk SP serta beberapa hasil publikasi dari BPS lainnya. Data mengenai upah diperoleh dari Departemen Tenaga Kerja, data investasi diperoleh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Tingkat Pusat, dan data mengenai tenaga kerja diperoleh dari Departemen Pertanian. Lebih jelas definisi peubah dan sumber data dapat dilihat pada Lampiran 2. 64 V. PEREKONOMIAN DAN TENAGA KERJA INDONESIA 5.1. Keadaan Perekonomian Pertumbuhan ekonomi yang berlangsung secara berkesinambungan ternyata telah mengubah struktur ekonomi Indonesia. Perubahan struktur ekonomi ditandai dengan perubahan komposisi lapangan usaha atas pangsanya terhadap produk domestik bruto dalam jangka waktu tertentu. Misalnya saja, pada tahun 1970-an, kontribusi sektor pertanian sekitar 60 persen dan pada awal dasawarsa 1980-an tinggal sekitar 25 persen. Sementara itu, kontribusi sektor industri yang semula hanya 7 persen men jadi 14 persen pada dasawarsa 1980-an Widodo, 1997. Lebih jauh laju pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha dapat dilihat Tabel 4 BPS, 2001. Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 1992 – 2002 No Tahun Lapangan Usaha Pertanian Industri Jasa 1 2 3 4 5 1992 1993 1994 1995 1996 6.26 1.66 0.56 4.38 3.14 8.17 9.81 11.13 10.28 10.61 6.83 7.46 7.22 7.81 6.93 Rata-rata 3.50 10.00 7.25 6 7 8 9 10 11 1997 1998 1999 2000 2001 2002 1.00 1.33 2.16 1.88 0.98 1.74 4.97 14.46 1.74 5.83 3.16 3.62 5.77 15.89 0.70 5.27 4.70 4.43 Rata-rata 1.84 1.39 1.02 Sumber : Badan Pusat Statistik Pebruari 2003 Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan nilai negatif Berdasarkan Tabel 4 rata-rata pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, industri dan jasa sebelum krisis ekonomi yaitu 3.50 persen, 10.00 persen dan 7.25 65 persen artinya relatif lebih tinggi, bila dibandingkan dengan kondisi saat krisis ekonomi yaitu sebesar 1.84 persen, 1.39 persen dan 1.02 persen. Disamping itu, pada tahun 2002 sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan sektor non pertanian, kecuali pada awal krisis ekonomi tahun 1998 menunjukkan laju pertumbuhan negatif yaitu -1.33 persen 63 609.5 miliyar rupiah, sektor industri sebesar -14.46 persen 155 259.8 milyar rupiah dan sektor jasa sebesar -15.89 persen 157 505.5 milyar rupiah. Pembangunan ekonomi disamping berpengaruh terhadap peningkatan total produk domestik bruto juga berpengaruh terhadap struktur perekonomian Indonesia, ini terlihat dari perubahan kontribusi masing -masing sektor ekonomi Tabel 5. Tabel 5. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 1992 – 2003 milyar rupiah No Tahun Lapangan Usaha Pertanian Industri Jasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 58 002.1 58 963.4 59 291.2 61 885.2 63 827.8 64 468.0 63 609.5 64 985.2 66 208.9 66 858.2 68 018.4 68 115.2 116 166,4 127 566.5 141 768.0 156 337.1 172 922.8 181 514.2 155 259.8 157 959.8 167 162.0 172 444.2 178 695.1 179 796.6 133 305.7 143 245.9 153 581.5 165 570.1 177 047.3 187 263.7 157 505.5 156 407.3 164 646.0 172 388.7 180 027.0 180 135.7 Sumber : Badan Pusat Statistik Pebruari 2003 Berdasarkan Tabel 5, sektor pertanian pada tahun 2002 menyumbang sebesar Rp.68 018.4 milyar atau 15.94 persen turun menjadi 68 115.2 atau 15.91 persen dari total produk domestik bruto pada tahun 2003, pada periode yang sama sumbangan sektor industri terhadap pembentukan produk domestik bruto sebesar Rp. 178 695.1 milyar atau 41.87 persen menjadi sebesar Rp. 179 796.6 milyar atau 66 42.01 persen, sedangkan sektor jasa sebesar Rp. 180 027.0 milyar atau 42.18 persen menjadi Rp. 180 035.7 milyar atau 42.06 persen. Jadi dari gambaran ini, terlihat bahwa pada periode 2002–2003 sektor ekonomi yang mengalami peningkatan dalam sumbangannya terhadap pembentukan produk domestik bruto adalah sektor industri sebesar 0.14 persen, sedangkan yang mengalami penurunan adalah sektor pertanian yaitu sebesar 0.32 persen dan jasa sebesar 0.12 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia terus mengalami pergeseran dari sektor pertanian ke sektor non pertanian khususnya industri.

5.2. Keadaan Penduduk

Penduduk mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Penduduk merupakan sumberdaya yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan. Oleh karena itu, keadaaan penduduk perlu mendapat perhatian khususnya dalam era globalisasi. Disamping itu kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan sebagaimana tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara. Pembangunan yang dilaksanakan adalah dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya dari seluruh masyarakat Indonesia.

5.2.1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Untuk melihat bagaimana komposisi penduduk Indonesia berdasarkan pengelompokkan penduduk menurut karakteristik -karakteristik yang dimiliki maka pengelompokan ini dapat dibuat berdasarkan umur dan jenis kelamin Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa kondisi penduduk Indonesia pada tahun 2001 berjumlah 207 079 830 orang yang terdiri dari 104 071 163 orang laki-laki dan 103 008 667 orang perempuan. Disamping itu dapat dijelaskan bahwa sebagian