81
VII. KERAGAAAN KESEMPATAN KERJA, PRODUK DOMESTIK
BRUTO, TRANSFORMASI TENAGA KERJA DAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA PENYULUH PERTANIAN DI
INDONESIA
Secara umum hasil pendugaan parameter persamaan dalam model kesempatan kerja dan transformasi tenaga kerja di Indonesia cukup baik, dilihat dari
kriteria ekonomi, statistik, dan ekonometrik. Semua peubah penjelas memberikan arah dan besaran sesuai dengan harapan dan sebanyak 90 persen dari 14 persamaan
struktural mempunyai nilai koefisien determinasi R
2
berkisar antara 0.80–0.98. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum kemampuan peubah-peubah dalam
menjelaskan variasi peubah endogennya cukup tinggi. Hasil uji-t statistik pada 72 peubah penjelas menunjukkan 83.33 persen berpengaruh pada taraf nyata 10–30
persen Tabel 11 sampai dengan Tabel 24 .
Lebih lengkap program dan hasil pendugaan model kesempatan kerja dan transformasi tenaga kerja di Indonesia
periode tahun 1980-2000 dapat dilihat pada Lampiran 3.
7.1. Kesempatan Kerja Sektor Pertanian
Penelitian ini secara garis besar membagi kesempatan kerja di Indonesia ke dalam dua sektor besar yaitu sektor pertanian dan sektor non pertanian, selanjutnya
kesempatan kerja sektor pertanian merupakan persamaan identitas atau penjumlahan dari kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor perikanan dan sub sektor kehutanan, seperti tercantum pada persamaan 2.
7.1.1. Kesempatan Kerja Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura adalah fungsi dari upah sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura,
82 perubahan produk domestik bruto, investasi, kesempatan kerja sektor pertanian
selain sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura, kesempatan kerja sektor non pertanian tahun sebelumnya dan kesempatan kerja sub sektor pertanian
tanaman pangan tahun sebelumnya Tabel 11. Tabel 11.
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Kesempatan Kerja sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Elastistas Variabel
Parameter Dugaan
t-hitung Taraf
Nyata Jangka
Pendek Jangka
Panjang Intersep
16856 5.940 0.0005
- -
Upah subsek tan.pgn H -16.512213
-2.219 0.0224 a -0.216
-0.466 Perubahan produk domestik
bruto subsek tan. pgn H 0.105609
1.430 0.0881 a 0.147
0.318 Investasi subsek tan.pgn H
0.904540 3.388 0.0024 a
0.082 0.177
Kesempatan kerja sektan selain subsektan pgn H
-0.448274 -3.284 0.0029 a
-0.221 -0.475
Kesempatan kerja sek non pertanian tahun sebelumnya
-0.012743 -0.130 0.4492
-0.011 -0.023
Kesempatan kerja subsek tan pgn H tahun sebelumnya
0.536920 5.291 0.0005 a
- -
R
2
Fhit D.W
0.919 24.804
2.755 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf
α = 10 persen
Hasil pendugaan persamaan sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura menunjukkan bahwa semua peubah penjelas memberikan arah dan
besaran nilai parameter dugaan sesuai dengan harapan, serta mampu menjelaskan keragaman nilai peubah endogennya secara baik R
2
= 0.919, yang berarti bahwa peubah-peubah penjelas pada persamaan kesempatan kerja sub sektor pertanian
tanaman pangan dan hortikultura 91.9 persen mampu menjelaskan keragaman variabel endogen. Berdasarkan uji-t statistik, peubah penjelas yang berpengaruh
nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura adalah upah sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perubahan
produk domestik bruto, investasi, kesempatan kerja sektor pertanian selain sub
83 sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura dan kesempatan kerja sub sektor
pertanian tanaman pangan dan hortikultura tahun sebelumnya. Upah sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura berhubungan
negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Artinya peningkatan upah akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Bila dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan kerja sub sektor
pertanian tanaman pangan dan hortikultura tidak responsif terhadap upah sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Hal ini disebabkan karena tingkat upah pada sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura relatif rendah dan pertumbuhan tingkat upah relatif
berfluktuasi, disamping itu adanya kenyataan bahwa petani masih menggunakan tenaga kerja keluarga dalam mengelola usahataninya sehingga mengakibatkan
penciptaan lapangan kerja manjadi sedikit. Besarnya perubahan produk domestik bruto sub sektor pertanian tanaman
pangan dan hortikultura dengan tahun sebelumnya berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan
dan hortikultura. Artinya kenaikan produk domestik bruto akan mendorong peningkatan kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan
hortikultura. Bila dilihat dari nilai elastisitasnya produk domestik bruto tidak responsif pada jangka pendek maupun jangka panjang. Nilai elastisitas produk
domestik bruto pada jangka pendek dan jangka panjang masing-masing sebesar 0.147 persen dan 0.318 persen, berarti bahwa apabila produk domestik bruto naik
sebesar satu persen maka kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura akan meningkat 0.147 persen dalam jangka pendek dan 0.138
84 persen pada jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa penciptaan dan perluasan
lapangan kerja tidak dapat dipenuhi oleh produk domestik bruto sub sektor pertanian tanaman
pangan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi sub sektor saja, akan tetapi banyak faktor lain yang harus dipenuhi dalam penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja, diantaranya adalah faktor kelembagaan. Investasi sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura berhubungan
positif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Artinya peningkatan investasi akan mendorong
meningkatnya kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Bila dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan kerja sub sektor
pertanian tanaman pangan dan hortikultura tidak responsif terhadap investasi, hal disebabkan karena investasi pada sub sektor pertanian tanaman pangan dan
hortikultura relatif kecil dan sebagian investasi sudah mengarah kepada investasi padat modal, sehingga dalam mengelola usahataninya tidak memerlukan
penambahan tenaga kerja yang banyak. Kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura
berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikulura. Artinya
peningkatan kesempatan kerja sub sektor pertanian pertanian tanaman pangan dan hortikultura menyebabkan terjadinya penurunan kesempatan kerja sektor pertanian
selain sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Bila dilihat dari nilai elastisitasnya
kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura tidak responsif terhadap kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor pertanian
tanaman pangan dan hortikultura dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
85 Kesempatan kerja sektor non pertanian tahun sebelumnya berhubungan
negatif dan berpengaruh tidak nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Bila dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan
kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura tahun sebelumnya tidak responsif terhadap kesempatan kerja sektor non pertanian. Hal ini disebabkan
karena tenaga kerja yang berasal dari sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura tidak mudah untuk masuk ke sektor non pertanian.
7.1.2. Kesempatan Kerja Sub Sektor Perkebunan