Kesempatan Kerja Sub Sektor Perikanan

90 peningkatan investasi akan meningkatkan kesempatan kerja pada sub sektor peternakan. Sementara itu kesempatan kerja sub sektor peternakan tidak respon terhadap investasi sub sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan karena nilai investasi pada saat penelitian dilakukan relatif rendah sehingga kemampuan sub sektor peternakan dalam menyediakan lapangan kerja terbatas . Kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor peternakan berhubungan negatif namun pengaruhnya tidak nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor peternakan. Kesempatan kerja sub sektor peternakan juga tidak responsif terhadap kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor peternakan. Ini berarti bahwa peningkatan kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor peternakan seb esar satu persen akan mengakibatkan kesempatan kerja sektor pertanian berkurang sebesar 0.33 persen dalam jangka pendek dan 0.37 persen dalam jangka panjang. Sedangkan kesempatan kerja sub sektor peternakan berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sektor non pertanian. Artinya peningkatan kemampuan daya serap tenaga kerja pada sektor non pertanian akan menurunkan kesempatan kerja pada sub sektor peternakan. Kesempatan kerja sektor peternakan responsif terhadap kesempatan kerja sub sektor non pertanian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Bila kesempatan kerja non sektor pertanian meningkat satu persen mengakibatkan pengurangan tenaga kerja pada sub sektor peternakan 1.48 persen dalam jangka pendek dan 1.64 persen dalam jangka panjang.

7.1.4. Kesempatan Kerja Sub Sektor Perikanan

Kesempatan kerja sub sektor perikanan adalah fungsi dari upah sub sektor perikanan, perubahan produk domstik bruto, investasi, kesempatan kerja sektor 91 pertanian selain sub sektor perikanan tahun sebelumnya, kesempatan kerja sektor non pertanian, dan kesempatan kerja sub sektor perikanan tahun sebelumnya Tabel 14. Hasil pendugaan menunjukkan bahwa koefisien determinasi R 2 persamaan ini sebesar 0.926 yang berarti peubah penjelas pada persamaan ini mampu menjelaskan keragaman variabel endogennya sebesar 92.6 persen. Dari hasil pendugaan nilai parameternya, semua peubah penjelas mempunyai tanda dan arah sesuai dengan harapan. Hanya peubah kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor perikanan tahun sebelumnya yang memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perikanan. Tabel 14. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Kesempatan Kerja sub Sektor Perikanan Elastistas Variabel Parameter Dugaan t-hitung Taraf Nyata Jangka Pendek Jangka Panjang Intersep 519.9448 3.488 0.0020 - - Upah sub sektor perikanan -0.429810 -0.929 0.1849 b -0.100 -0.928 Perubahan produk domestik bruto sub sektor perikanan 0.033936 1.495 0.0793 a 0.008 0.076 Investasi sub sektor perikanan 0.168437 3.312 0.0028 a 0.064 0.588 Kes krj sektor pertanian selain perikan tahun sebelumnya -0.006199 -0.401 0.3473 -0.154 -1.422 Kes krj sektor non pertanian -0.009166 -1.116 0.1423 b -0.140 -1.292 Kes krj sub sektor perikanan tahun sebelumnya 0.892046 2.559 0.0119 a - - R 2 F hit D.W 0.926 27.355 1.465 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf α = 10 persen b berbeda nyata pada taraf α = 20 persen Upah sub sektor perikanan berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perikanan. Kesempatan kerja sub sektor perikanan juga tidak responsif terhadap upah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan upah sub sektor perikanan masih rendah dan berfluktuasi relatif tinggi. Berdasarkan nilai elastisitasnya dapat dijelaskan bahwa, 92 apabila upah meningkat sebesar satu persen akan mengakibatkan kesempatan kerja sub sektor perikanan berkurang sebesar 0.10 persen dalam jangka pendek dan sebesar 0.92 persen dalam jangka panjang. Kesempatan kerja sub sektor perikanan berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap produk domestik bruto sub sektor perik anan. Kesempatan kerja sub sektor perikanan tidak responsif terhadap perubahan produk domestik bruto dalam jangka pendek maupun panjang. Peningkatan produk domestik bruto sebesar satu persen akan menaikkan kesempatan kerja sub sektor perikanan sebesar 0.008 persen dalam jangka pendek dan 0.076 persen dalam jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa penciptaan dan perluasan lapangan kerja tidak dapat dipenuhi oleh produk domestik bruto sub sektor perikanan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi sub sektor saja, akan tetapi banyak faktor lain yang harus dipenuhi dalam penciptaan dan perluasan kesempatan kerja, diantaranya adalah faktor kelembagaan. Investasi sub sektor perikanan berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perikanan. Ini berarti kenaikan investasi akan mendorong kesempatan kerja sub sektor perikanan. Disisi lain kesempatan kerja sub sektor perikanan tidak responsif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini dikarenakan investasi yang dilakukan pada sub sektor perikanan relatif kecil dan sebagian investasi sudah mengarah kepada investasi padat modal. Kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor perikanan tahun sebelumnya berhubungan negatif, namun berpengaruh tidak nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perikanan. Kesempatan kerja sub sektor perikanan tidak responsif dalam jangka pendek tetapi responsif dalam jangka panjang terhadap kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor perikanan. Hal ini menunjukkan bahwa daya serap sub sektor perikanan lebih kecil dibandingkan dengan daya serap 93 sektor pertanian selain sub sektor perikanan. Kesempatan kerja sektor non pertanian berhubungan negatif dan berngaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perikanan. Hal ini menandakan bahwa peningkatan kesempatan kerja sektor non pertanian akan mengakibatkan terjadinya penurunan kesempatan kerja pada sub sektor perikanan. Kesempatan kerja sub sektor perikanan tidak responsif dalam jangka pendek namun responsif dalam jangka panjang terhadap kesempatan kerja sektor non pertanian. 7.1.5. Kesempatan Kerja Sub Sektor Kehutanan Kesempatan kerja sub sektor kehutanan adalah fungsi dari tingkat upah sub sektor kehutanan, perubahan produk domestik bruto, investasi, kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor kehutanan, kesempatan kerja sektor non pertanian tahun sebelumnya dan kesempatan kerja sub sektor kehutanan tahun sebelumnya Tabel 15. Tabel 15. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Kesempatan Kerja sub Sektor Kehutanan Elastistas Variabel Parameter Dugaan t-hitung Taraf Nyata Jangka Pendek Jangka Panjang Intersep 230.76417 0.944 0.1811 - - Upah subsek kehutanan -0.097623 -0.799 0.2192 c -0.095 -0.104 Perubahan produk domestik bruto sub sek kehutanan 0.005802 0.231 0.4103 0.001 0.002 Investasi sub sek kehutanan 0.136212 1.072 0.1516 b 0.128 0.141 Kes krj sektor pertanian selain sub sek kehutanan -0.005102 -0.557 0.2936 c -0.251 -0.276 Kesempatan kerja sek non pertanian tahun sebelumnya -0.005812 -0.669 0.2575 c -0.168 -0.185 Kesempatan kerja sub sek kehutanan tahun sebelumnya 0.090023 11.792 0.0005 a - - R 2 F hit D.W 0.977 95.982 2.971 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf α = 10 persen b berbeda nyata pada taraf α = 20 persen c berbeda nyata pada taraf α = 30 persen 94 Hasil pendugaan persamaan sub sektor kehutanan menunjukkan bahwa semua peubah penjelas memberikan arah dan besaran nilai parameter dugaan sesuai dengan harapan, serta mampu menjelaskan keragaman nilai peubah endogennya secara baik R 2 = 0.977, yang berarti bahwa peubah-peubah penjelas pada persamaan ini 97.7 persen mampu menjelaskan keragaman variabel endogen. Berdasarkan uji-t statistik, hanya peubah perubahan produk domestik bruto sub sektor kehutanan yang tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor kehutanan. Bila dilihat dari nilai elastisitas masing-masing peubah penjelas dapat dijelaskan bahwa kesempatan kerja sub sektor kehutanan cendrung tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelasnya. Upah sub sektor kehutanan berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor kehutanan. Dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan kerja sub sektor kehutanan tidak responsif terhadap upah baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sifat tidak responsif dari upah tersebut disebabkan karena sebagian besar dari usaha sub sektor ini menggunakan alat-alat mekanis sehingga sedikit membutuhkan tenaga kerja. Kesempatan kerja sub sektor kehutanan berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap perubahan produk domestik bruto. Dilihat dari nilai elastisitasnya perubahan produk domestik bruto tidak responsif terhadap kesempatan kerja sub sektor kehutanan. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sektoral yang ditunjukkan oleh besarn ya perubahan produk domestik bruto sub sektor kehutanan tidak menjamin terciptanya kesempatan kerja pada sub sektor kehutanan. Ada faktor-faktor lain yang harus dilakukan agar penciptaan tenaga kerja pada sub sektor kehutanan berlangsung optimal. Diantaranya dengan penanaman investasi di sub sektor kehutanan, baik dilakukan oleh pihak pemerintah 95 maupun oleh kalangan swasta, disamping itu perlu adanya penigkatan investasi yang lebih berorientasi padat karya sehingga dapat meningkatkan kesempatan kerja. Investasi sub sektor kehutanan berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor kehutanan. Ini berarti kenaikan investasi akan mendorong kesempatan kerja sub sektor kehutanan. Disisi lain kesempatan kerja sub sektor kehutanan tidak responsif terhadap investasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini dikarenakan investasi yang dilakukan pada sub sektor kehutanan relatif kecil dan sebagian investasi sudah mengarah pada investasi padat modal. Kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor kehutanan berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor kehutanan. Kesempatan kerja sub sektor kehutanan tidak responsif baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor kehutanan. Hal ini disebabkan karena kamampuan sub sektor kehutanan dalam penyerapan tenaga kerja masih terbatas. Kesempatan kerja sektor non pertanian berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor kehutanan. Artinya kemampuan daya serap sektor non pertanian akan menurunkan kesempatan kerja sub sektor kehutanan. Dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan kerja sektor non petranian tidak responsif terhadap kesempatan kerja sub sektor kehutanan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

7.2. Kesempatan Kerja Sektor Non Pertanian