Produk Domestik Bruto Sektor Pertanian Transformasi Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Sektor Non Pertanian. Kualitas Sumberdaya Manusia Penyuluh Pertanian

56 Tanda parameter dugaan yang diharapkan: j 1 , j 4 , j 5 0 , j 2 , j 3 0, dan 0 j 6 1

4.2.1.21. Kesempatan Kerja Sektor Jasa

KKJs = k o + k 1 UJs + k 2 PDBJs + k 3 IJs + k 4 KKHut + k 5 KKInds + k 6 KK Js t-1 + u 11 …….……..….…… 21 dimana : UJs = Tingkat upah sektor jasa Rpbulan PDBJs = Produk domestik bruto sektor jasa milyar Rp IJs = Investasi sektor jasa milyar Rp KKJs t-1 = Kesempatan kerja sektor jasa pda tahun sebelumnya ribu orang Tanda parameter dugaan yang diharapkan: k 1 , k 4, k 5 0, k 2 , k 3 , 0, dan 0 k 6 1

4.2.2. Produk Domestik Bruto Sektor Pertanian

PDBTan = l + l 1 DKKTan + l 2 JITan1 + l 3 PDBTan t-1 + U 12 ….22 dimana : PDBTan = Produk domestik bruto sektor pertanian milyar Rp DKKTan = Perubahan kesempatan kerja sektor pertanian ribu orang JITan1 = Jumlah investasi sektor pertanian pada tahun sebelumnya milyar Rp PDBTan t-1 = Produk domestik bruto tahun sebelumnya milyar Rp Tanda parameter dugaan yang diharapkan: l 1 , l 2 0 dan 0 l 3 1

4.2.3. Transformasi Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Sektor Non Pertanian.

Dalam penelitian ini transformasi tenaga kerja sektor pertanian ke non pertanian digambarkan dari rasio antara kesempatan kerja sektor pertanian dan non pertanian, dimana semakin tinggi rasio yang diperoleh maka akan terjadi transformasi tenaga kerja dari sektor non pertanian ke sektor pertanian dan sebaliknya. 57 Persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut : TKTan = m + m 1 KKTan + m 2 KKInds + m 3 KKJs + u 13 …....…... 23 dimana : TKTan = Transformasi tenaga kerja sektor pertanian ke non pertanian ribu orang Tanda parameter dugaan yang diharapkan: m 2 , m 3, 0, dan m 1

4.2.4. Kualitas Sumberdaya Manusia Penyuluh Pertanian

Kualitas sumberdaya manusia dapat dicapai melalui pendidikan maupun pengalaman. Akan tetapi peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pengalaman mambutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan pendidikan. Sehingga dalam penelitian ini salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia penyuluh pertanian adalah tingkat pendidikan yang digambarkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: KSdm = n + n 1 PDBTan1 + n 2 RJI Tan + n 3 KSdm t-1 + U 14 …..…24 dimana : KSdm = Kualitas sumberdaya manusia tingkat pendidikan penyuluh pertanian tahun PDBTan1 = Produk domestik bruto sektor pertanian pada tahun sebelumnya milyar Rp RJI Tan = Rasio jumlah investasi sektor pertanian milyar Rp KSdm t-1 = Kualitas sumberdaya manusia tahun sebelumnya tahun Tanda parameter dugaan yang diharapkan: n 1 , n 2 0 dan 0 n 3 1 4.3. Prosedur Analisis 4.3.1. Identifikasi Model Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan struktural yang bersifat simultan, sehingga model perlu diidentifikasi sebelum memilih metode untuk menduga parameter setiap persamaan struktural. Identifikasi 58 model persamaan struktural ditentukan berdasarkan pada kriteria order condition adalah K – M ≥ G – 1 Koutsyiannis,1977 dimana : K = total peubah dalam model peubah endogen dan peubah eksogen. M = jumlah peubah endogen dan eksogen dalam persamaan yang diidentifikasi. G = total persamaan dalam model jumlah peubah endogen dalam model Jika K - M = G - 1; berarti persamaan dalam model teridentifikasi secara tepat atau exactly identified Jika K – M ≤ G - 1; berarti persamaan dalam model tidak teridentifikasi atau unidentified Jika K – M ≥ G - 1; berarti persamaan dalam model merupakan identifikasi berlebih atau overidentified Model persamaan struktural yang telah dirumuskan terdiri dari 24 peubah endogen G, 48 peubah predetermined , yang terdiri dari 35 peubah eksogen dan 13 peubah bedakala endogen. Dengan demikian jumlah seluruh peubah yang tercakup dalam model K adalah sebanyak 72 peubah. Berdasarkan kriteria identifikasi model dengan cara order condition di atas, maka dapat diketahui hasil identifikasi model adalah overidentified. Dengan kata lain, maka setiap persamaan struktural dalam model teridentifikasi berlebih atau overidentified.

4.3.2. Metode Pendugaan Model