Kesempatan Kerja Sub Sektor Perkebunan

85 Kesempatan kerja sektor non pertanian tahun sebelumnya berhubungan negatif dan berpengaruh tidak nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Bila dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan kerja sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura tahun sebelumnya tidak responsif terhadap kesempatan kerja sektor non pertanian. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang berasal dari sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura tidak mudah untuk masuk ke sektor non pertanian.

7.1.2. Kesempatan Kerja Sub Sektor Perkebunan

Kesempatan kerja sub sektor perkebunan adalah fungsi dari perubahan upah sub sektor perkebunan, perubahan produk domestik bruto, investasi, luas areal, kesempatan kerja sektor pertanian selain sub sektor perkebunan tahun sebelumnya, kesempatan kerja sektor industri dan kesempatan kerja sub sektor perkebunan tahun sebelumnya Tabel 12. Tabel 12. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Kesempatan Kerja sub Sektor Perkebunan Elastistas Variabel Parameter Dugaan t-hitung Taraf Nyata Jangka Pendek Jangka Panjang Intersep 1336.6249 0.914 0.1893 - - Perubahan upah subsek bun -0.519132 0.364 0.3612 -0.002 -0.006 Perubahan produk domestik bruto subsek bun 0.030329 0.248 0.4040 0.001 0.002 Investasi subsek bun 0.068592 0.651 0.2635 c 0.067 0.164 Luas areal bun 0.189796 1.500 0.0797 a 0.444 1.097 Kesempatan kerja sektan selain subsek bun tahun sebelumnya -0.039808 -0.416 0.3425 -0.194 -0.479 Kesempatan kerja sek industri -0.103977 -0.912 0.1898 b -0.154 -0.380 Kesempatan kerja subsek bun tahun sebelumnya 0.594907 1.153 0.1356 b - - R 2 F hit D.W 0.939 26.731 2.073 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf α = 10 persen b berbeda nyata pada taraf α = 20 persen c berbeda nyata pada taraf α = 30 persen 86 Hasil pendugaan persamaan sub sektor perkebunan menunjukkan bahwa semua peubah penjelas memberikan arah dan besaran nilai parameter dugaan sesuai dengan harapan, serta mampu menjelaskan keragaman nilai peubah endogennya secara baik R 2 = 0.939, yang berarti bahwa peubah-peubah penjelas pada persamaan kesempatan kerja sub sektor perkebunan 93.9 persen mampu menjelaskan keragaman peubah endogen. Berdasarkan uji-t statistik, peubah penjelas yang berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perkebunan adalah investasi, luas areal sub sektor perkebunan, kesempatan kerja sektor industri dan kesempatan kerja sub sektor perkebunan tahun sebelumnya. Perubahan upah sub sektor perkebunan berhubungan negatif dengan kesempatan kerja sub sektor perkebunan, namun tidak berpengaruh nyata. Artinya peningkatan tingkat upah sub sektor perkebunan akan mengakibatkan terjadinya pengurangan kesempatan kerja sub sektor perkebunan. Bila dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan kerja sub sektor perkebunan tidak responsif terhadap upah sub sektor perkebunan dalam jangka pendek maupun panjang. Hal ini disebabkan karena sebagian besar areal perkebunan yang ada di Indonesia saat ini adalah perkebunan yang telah berproduksi, sehingga saat ini pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja upahan tidak terlampau banyak, walaupun terjadi peningkatan upah hanya akan mengakibatkan pengurangan kesempatan kerja pada sub sektor perkebunan walaupun relatif kecil. Ini berarti dengan peningkatan upah pada sub sektor perkebunan sebesar seribu rupiah per bulan akan menurunkan kesempatan kerja sub sektor perkebunan sebesar 0.5 orang. Perubahan produk domestik bruto sub sektor perkebunan berhubungan positif dan berpengaruh tidak nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perkebunan. Untuk respon kesempatan kerja sub sektor perkebunan terhadap produk 87 domestik bruto tidak responsif dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sektoral yang ditunjukkan oleh besarnya produk domestik bruto sub sektor perkebunan tidak menjamin terciptanya kesempatan kerja sub sektor perkebunan. Ada faktor-faktor lain yang harus dilakukan agar penciptaan tenaga kerja sub sektor perkebunan berlangsung optimal. Diantaranya adalah dengan penanaman investasi di sub sektor perkebunan, baik yang dilakukan pemerintah maupun oleh kalangan swasta. Investasi sub sektor perkebunan berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor pekebunan. Sementara itu, dilihat dari nilai elastisitasnya kesempatan kerja sub sektor perkebunan tidak responsif terhadap investasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini membuktikan bahwa dengan terbatasnya anggaran untuk investasi pada sub sektor perkebunan mengakibatkan penyerapan tenaga kerja di sub sektor perkebunan menjadi sedikit. Luas areal sub sektor perkebunan berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perkebunan. Sementara itu kesempatan kerja sub sektor perkebunan terhadap luas areal perkebunan tidak responsif dalam jangka pendek dan hanya responsif dalam jangka panjang. Ini berarti bahwa perluasan areal perkebunan di Indonesia dalam jangka pendek tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja pada sub sektor pekebunan, sebaliknya terjadi penyerapan tenaga kerja yang lebih baik dalam jangka panjang. Kesempatan kerja sub sektor perkebunan berhubungan negatif terhadap kesempatan kerja sektor pertanian selain selain sub sektor perkebunan tahun sebelumnya, namun tidak berpengaruh nyata. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sub sektor perkebunan dalam menyediakan lapangan kerja lebih kecil dibandingkan dengan kemampuan selain sub sektor perkebunan. Dilihat dari nilai 88 elastisitasnya kesempatan kerja sub sektor perkebunan tidak responsif terhadap kesempatan kerja sektor pertanian selain selain sub sektor perkebunan tahun sebelumnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang Kesempatan kerja sektor industri berubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja sub sektor perkebunan. Disamping itu, kesempatan kerja sub sektor perkebunan juga tidak responsif terhadap kesempatan kerja sektor industri dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan tenaga kerja yang keluar dari sub sektor perkebunan tidak mudah untuk masuk ke sektor industri.

7.1.3. Kesempatan Kerja sub Sektor Peternakan