Dari berbagai pengertian kompetensi guru diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan suatu perpaduan antara berbagai kemampuan atau
ketrampilan yang dimiliki oleh seorang guru untuk menjalankan profesi atau kinerjanya sehingga dapat membentuk kompetensi guru yang profesional yang
dapat mempengaruhi tujuan pendidikan.
2.2.5 Bentuk-bentuk Kompetensi Guru
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 kompetensi inti guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa guru dikatakan memiliki kompetensi
pedagogik yang baik jika guru dapat: Menguasai karakteristik peseta didik dari aspek fisik, moral, spritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; serta dapat berkomunikasi secara efektif , empatik, dan santun dengan peserta didik.
Guru yang memiliki kompetensi profesional yang memadai jika guru dapat: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu; menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu; mengembangkan materi pembelajaran yang diamu secara
kreatif; mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif; serta dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Kompetensi kepribadian guru yang baik dapat dicapai jika guru dapat: Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, ber akhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; menunjukkan etos kerja yang bertanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri;
serta dapat menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Selain itu menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, guru dikatakan memiliki kompetensi sosial yang memadai jika guru dapat: Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; berkomunikasi secara efektif,
empati, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan , orang tua dan masyarakat; beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya; serta dapat berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Uno 2007:18 mengungkapkan beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi profesional
mengajar. Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seorang guru yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan
peserta didik serta kemampuan untuk memperlakuakan mereka secara individual. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan
berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
selanjutnya adalah kompetensi profesional mengajar. Berdasarkan peran guru sebagai pengelola pembelajaran harus memiliki kemampuan: Merencanakan sistem
pembelajaran, seperti merumuskan tujuan, memilih prioritas materi yang akan diajarkan, memilih dan menggunakan metode, memilih dan menggunakan sumber
belajar yang ada serta memilih dan menggunakan media pembelajaran; melaksanakan sistem pembelajaran, seperti memilih bentuk kegiatan pembelajaran
yang tepat dan menyajikan urutan pembelajaran secara tepat; mengevaluasi sistem pembelajaran, yaitu memilih dan menyusun jenis evaluasi, melaksanakan kegiatan
evaluasi sepanjang proses, dan mengadministrasi hasil evaluasi; serta dapat mengembangkan sistem pembelajaran, seperti mengoptimalkan potensi siswa,
meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri, dan juga mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
2.3 Tinjauan tentang Kompetensi Kepribadian Guru