lain indikator: kesiapan fisik KB1; kondisi psikologis dan kondisi emosional KB2; kesiapan materiil KB3; dan kebutuhan dan pengetahuan KB4 secara
nyata membentuk variabel kesiapan belajar.
4.1.3.4 Analisis Konfirmatori Variabel Motivasi Belajar
Hasil analisis konfirmatori variabel motivasi belajar yang dibangun oleh empat indikator yaitu: tekun menghadapi tugas MB1; ulet menghadapi kesulitan
belajar MB2; menunjukkan minat terhadap mata pelajaran MB3; senang mencari dan memecahkan soal MB4 dapat dilihat pada grafik output analisis
menggunakan AMOS 18 seperti di bawah ini:
Gambar 4. 4 Hasil Analisis Konfirmatori Variabel Motivasi Belajar
Hasil analisis konfirmatori tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
MB1 = 0,76MB + 0,58 MB2 = 0,71MB + 0,51
MB3 = 0,82MB + 0,68
MB4 = 0,73MB + 0,53
Model tersebut menunjukkan hubungan antara setiap indikator pembentuk varibel motivasi belajar. Setiap terjadi kenaikan motivasi belajar 1
satuan akan diikuti tekun menghadapi tugas MB1 sebesar 0,76; ulet menghadapi kesulitan belajar MB2 sebesar 0,71; menunjukkan minat terhadap mata pelajaran
MB3 sebesar 0,82; senang mencari dan memecahkan soal MB4 sebesar 0,73. Nilai persamaan tersebut menunjukkan kuat atau lemahnya indikator-indikator
yang membentuk variabel motivasi belajar. Hasil analisis konfirmatori pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa
indikator MB3 menunjukkan minat terhadap mata pelajaran memiliki nilai koefisien konfirmatori tertinggi, yaitu 0,82. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa
memiliki kertertarikan dalam mempelajari materi pelajaran, pada saat guru sedang menjelaskan materi, siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Siswa juga
mengajukan pertanyaan kepada guru apabila ada materi yang tidak dipahami. Hal ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Indikator MB2 ulet menghadapi kesulitan belajar memiliki nilai koefisien konfirmatori paling rendah yaitu 0,71. Berdasarkan hasil angket
penelitian yang diisi oleh siswa diperoleh informasi bahwa jika mereka menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas dari guru mereka tidak mau
berusaha menyelesaikannya, seperti jika ada tugas dan mereka tidak bisa mengerjakkan, mereka cenderung mudah menyerah dan mencontek hasil pekerjaan
temannya. Siswa juga cenderung belajar jika pada saat akan menghadapi ulangan saja sehingga hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Motivasi belajar dari hasil konfirmatori diuji tingkat kesesuaian atau kebermaknaannya menggunakan evaluasi criteria goodness-of-fit Index yang
dibandingkan dengan nilai standar seperti tertera pada Tabel 4.11.
Tabel 4. 11 Model-
Goodness-of-fit test Konfirmatori Variabel Motivasi Belajar Goodness of Fit Index
Cut – Off Value Hasil Model
Keterangan
Chi – square
0,690 Probability
≥ 0,05 0,708
Baik RMSEA
≤ 0,08 0,000
Baik GFI
≥ 0,90 0,997
Baik CFI
≥ 0,95 1,000
Baik TLI
≥ 0,95 1,019
Baik CMINDF
≤ 2,00 0,345
Baik Sumber: Hasil perhitungan AMOS, 2013
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas tampak nilai chi square kecil karena nilai chi square Nilai batas chi square yaitu 0,690 3,841. Nilai batas 3,841
didapatkan dari hasil perhitungan di Microsoft Office Excel dengan rumus =CHIINV5.0,345 chi square kecil dengan probabilitas 0,708 0,05, nilai
RMSEA sebesar 0,000 0,08, nilai GFI sebesar 0,997 0,90, nilai CFI sebesar 1,000 0,95, nilai TLI sebesar 1,019 0,95 dan nilai CMINDF sebesar 0,345 2.
yang menunjukkan bahwa uji kesesuaian model ini menghasilkan sebuah penerimaan yang baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dugaan yang
menyatakan bahwa indikator-indikator itu merupakan dimensi acuan yang sama bagi sebuah konstruk yang disebut motivasi belajar dapat diterima. Dengan kata
lain indikator: tekun menghadapi tugas MB1; ulet menghadapi kesulitan belajar
MB2; menunjukkan minat terhadap mata pelajaran MB3; senang mencari dan memecahkan soal MB4 secara nyata membentuk variabel motivasi belajar.
4.1.4. Analisis Structural Equation Modeling SEM