KP2; mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif KP3; dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mengembangkan diri KP4 secara nyata membentuk variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru.
4.1.3.3 Analisis Konfirmatori Variabel Kesiapan Belajar
Hasil analisis konfirmatori variabel kesiapan belajar dibangun oleh empat indikator yaitu: kesiapan fisik KB1; kondisi psikologis dan kondisi emosional
KB2; kesiapan materiil KB3; dan kebutuhan dan pengetahuan KB4 dapat dilihat pada grafik output analisis menggunakan program AMOS 18 seperti di
bawah ini:
Gambar 4. 3 Hasil Analisis Konfirmatori Kesiapan Belajar
Hasil analisis konfirmatori pada gambar 4.3 dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
KB1 = 0,71KB + 0,50 KB2= 0,78KB + 0,60
KB3= 0,74KB + 0,55 KB4 = 0,75KB + 0,57
Model tersebut menunjukkan hubungan antara setiap indikator pembentuk variabel kesiapan belajar. Setiap terjadi kenaikan keadaan kesiapan
belajar 1 satuan akan diikuti kesiapan fisik KB1 sebesar 0,71; kondisi psikologis dan emosional KB2 sebesar 0,78; kesiapan materiil KB3 sebesar 0,74;
kebutuhan dan pengetahuan KB4 sebesar 0,75. Nilai persamaan tersebut menunjukkan kuat atau lemahnya indikator-indikator yang membentuk variabel
kesiapan belajar. Hasil analisis konfirmatori pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa
indikator KB2 kondisi psikologis dan emosional memiliki nilai koefisien konfirmatori tertinggi, yaitu 0,78. Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi psikologis
dan emosional siswa sudah baik. Siswa belajar karena kemauan dari dalam diri siswa sehingga siswa belajar dengan nyaman dan dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan lancar. Indikator KB1 kesiapan fisik memiliki nilai koefisien konfirmatori yang
paling rendah yaitu 0,71. Rendahnya indikator ini disebabkan karena dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa kurang dalam mempersiapkan kondisi
fisiknya. Pada saat guru menjelaskan materi masih banyak siswa yang tidak mendengarkan bahkan ada yang mengantuk dan berbicara dengan temannya. Hal
ini menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak kondusif dan dapat berdampak dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
Kesiapan belajar dari hasil konfirmatori diuji tingkat kesesuaian atau kebermaknaannya menggunakan evaluasi kriteria goodness-of-fit Index yang
dibandingkan dengan nilai standar seperti tertera pada Tabel 4.10.
Tabel 4. 10 Model-
Goodness-of-fit test Konfirmatori Variabel Kesiapan Belajar Goodness of Fit Index
Cut – Off Value Hasil Model Keterangan
Chi – square
2,004 Probability
≥ 0,05 0,367
Baik RMSEA
≤ 0,08 0,004
Baik GFI
≥ 0,90 0,993
Baik CFI
≥ 0,95 1,000
Baik TLI
≥ 0,95 1,000
Baik CMINDF
≤ 2,00 1,002
Baik Sumber: Hasil perhitungan AMOS, 2013
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas tampak nilai chi square kecil karena nilai chi square Nilai batas chisquare yaitu 2,004 3,841. Nilai batas 3,841
didapatkan dari hasil perhitungan di Microsoft Office Excel dengan rumus =CHIINV5.1,002 chi square kecil dengan probabilitas 0,367 0,05, nilai
RMSEA sebesar 0,004 0,08, nilai GFI sebesar 0,993 0,90, nilai CFI sebesar 1,000 0,95, nilai TLI sebesar 1,000 0,95 dan nilai CMINDF sebesar 0,272 2
yang menunjukkan bahwa uji kesesuaian model ini menghasilkan sebuah penerimaan yang baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dugaan yang
menyatakan bahwa indikator-indikator itu merupakan dimensi acuan yang sama bagi sebuah konstruk yang disebut kesiapan belajar dapat diterima. Dengan kata
lain indikator: kesiapan fisik KB1; kondisi psikologis dan kondisi emosional KB2; kesiapan materiil KB3; dan kebutuhan dan pengetahuan KB4 secara
nyata membentuk variabel kesiapan belajar.
4.1.3.4 Analisis Konfirmatori Variabel Motivasi Belajar