2 Kudus tahu ajaran 20102011
Anintya Cahyaningrum2011
hasil belajar guru terhadap hasil belajar
akuntansi melalui motivasi belajar sebagai variabel
perantara.
4. 4. Personal, family, and
Achademic Factors
Affecting Low
Achievment In Secondary School.
Dalam Electronic
Journalof Research In Eduactioanl
Psyhcology and
Psychopedagogy. Antonio Lozano Diaz,
2002. Pribadi, keluarga,
dan faktor-faktor
yang mempengaruhi
prestasi akademik di
sekolah menengah rendah
Faktor motivasi,
guru, faktor
keluarga adalah
faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, dan
motivasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap prestasi.
5. 5.
The effect of turkish geography
tea cher’s
personality on
his teaching
experiences. Ali Ozel, 2007
Kepribadian guru Kepribadian
guru berpengaruh
pada pengalaman
mengajar guru dan prestasi siswa.
2.8 Kerangka Berpikir
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran yang diterapkan pada siswa khususnya dan sekaligus indikator untuk
menilai kualitas sistem pendidikan yang diterapkan pada umumnya. Prestasi belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam
perubahan, kebiasaan, ketrampilan, sikap, pengamatan dan kemampuan. Prestasi belajar dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan dalam proses belajar dapat dilihat
dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kegiatan belajar dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah kesehatan, cacat tubuh, faktor psikologi inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, kesiapan, faktor kelelahan, sedangkan faktor eksternal
terdiri dari faktor keluarga cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan, faktor sekolah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode balajar, tugas rumah, faktor masyarakat kegiatan siswa, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat. Penelitian ini akan membahas persepsi siswa mengenai kompetensi kepribadian guru, kompetensi profesional guru, kesiapan belajar dan motivasi
belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor tesebut sesuai dengan permasalahan yang ada di SMA Negeri 9 Semarang.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dan guru memegang preanan yang sangat penting. Proses belajar
mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Tugas guru adalah mendorong,
membimbing dan member fasilitas bagi siswa untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk dapat membantu proses
perkembangan siswa. Guru mempunyai peran dan kedudukan strategis dalam proses belajar
mengajar. Guru harus bisa membimbing dan mengarahkan peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan hal tersebut guru
dituntut mempunyai kompetensi dan kemampuan mengajar yang baik sehingga guru dapat menjalankan perannya dengan baik. Menurut Kunandar 2007:55
kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada
dalam diri guru agar dapat menunjukkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Dengan kompetensi guru yang baik, memungkinkan guru dapat membimbing
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Persepsi merupakan proses yang dilakukan individu dalam menerima dan
menafsirkan kesan indera mereka dalam memberi makna kepada lingkungan mereka. Menurut Slameto 2010:102 Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Berkaitan dengan persepsi siswa mengenai kompetensi kepribadian guru dan kompetensi profesional guru,
siswa memiliki pandangan atau persepsi yang berbeda-beda. Hal ini terkait dengan kemampuan siswa dalam menerima dan mengolah informasi yang masuk, sehingga
menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. persepsi yang terjadi dapat berupa respon yang positif maupun negatif. Apabila siswa mempunyai respon yang positif
terhadap kompetensi kepribadian dan profesional guru maka akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi
maka nantinya akan berpengaruh juga terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Jadi pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dapat berpengaruh terhadap
motivasi belajar dan prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh
Mujianto 2010 yang menyatakan bahwa ada pengaruh secara
langsung antara persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 40,60. Hasil dari penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa
persepsi siswa tentang kompetensi guru berpengaruh secara langsung terhadap motivasi belajar sebesar 52,70 dan persepsi siswa tentang kompetensi guru
berpengaruh secara tidak langsung terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar sebesar 29,80.
Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kesiapan belajar siswa akan membantu siswa untuk
memahami materi yang diajarkan oleh guru dan nantinya siswa akan berusaha memberikan respon positif dengan memberikan pertanyaan terkait dengan materi
karena siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar. Jamies Drever dalam Slameto 2010:59 mengemukakan bahwa kesiapan adalah “Preparedness to
respond or react ” maksudnya kesiapan adalah kesediaan untuk member respon
atau bereaksi. Itu artinya kesiapan sangat perlu untuk diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil
belajarnya akan lebih baik. Tanpa memiliki kesiapan belajar yang baik siswa tidak dapat memahami materi dengan baik sehingga sulit untuk mengikuti proses
pembelajaran. Selain itu kesiapan belajar juga dapat mempengaruhi motivasi belajar. Dimyati 2009:97 menyebutkan ada beberapa unsur yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar diantaranya, cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa. Kesiapan belajar
termasuk kedalam unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu kondisi siswa. Jika seorang siswa memiliki kondisi jasmani dan rohani yang baik maka siswa
akan merasa siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang memiliki kesiapan belajar yang baik maka siswa akan dengan mudah memusatkan perhatian
terhadap proses pembelajaran sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Jadi kesiapan belajar dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar
dan prestasi belajar siswa, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widaningtyas 2013 yang menyatakan bahwa ada pengaruh kesiapan belajar
terhadap prestasi belajar siswa sebesar 31,4. Motivasi sangatlah penting untuk dimiliki oleh seorang siswa karena
motivasi dapat mendorong siswa untuk belajar sehingga dapat diperoleh prestasi belajar yang baik. Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman 2008:75. Seseorang dengan motivasi yang tinggi akan lebih
berkonsentrasi di dalam kelas, gigih dan pantang menyerah dalam mengerjakan tugas. Sebaliknya, siswa dengan motivasi yang rendah cenderung akan acuh tak
acuh, mudah menyerah dalam mengerjakan tugas, tidak konsentrasi di dalam kelas, dan suka mengganggu saat kegiatan belajar mengajar. Pihak-pihak yang dapat
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa antara lain guru, sekolah, dan keluarga. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar pernah diteliti oleh
Sulistyowati 2012 dengan hasil bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 22,09.
Berdasarkan uraian di atas, hubungan dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa persepsi siswa mengenai kompetensi
kepribadian guru, kompetensi profesional guru, kesiapan belajar dan motivasi belajar dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
2.9 Hipotesis Penelitian