kopi + gula+ kreamer. 60 responden kopi bubuk instan yang memilih campuran kopi + gula + kreamer + gingsengtongkat ali. Responden yang dipilih adalah
responden yang membeli kopi bubuk instan merek kopi bubuk instan apa saja di Giant Botani Square. Responden yang dipilih sudah mengkonsumsi kopi bubuk
instan minimal tiga kali agar lebih mengerti mengenai atribut-atribut yang ditanyakan di dalam kuisioner. Jumlah responden dianjurkan dalam penerapan
analisis faktor, yaitu antara 50 sampai 100 responden Santoso, 2004.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum melakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan perhitungan persentase jawaban responden, terhadap pertanyaan demografi dan
pertanyaan perilaku, yang disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana. Untuk mengetahui urutan faktor-faktor yang dipertimbangkan atau mempengaruhi
konsumen, dilakukan perhitungan nilai respon. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antar faktor-faktor tersebut, dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan Analisis Faktor dengan metode ekstraksi Komponen Utama Principal Component. Pengolahan data menggunakan Statistical Package for
Sosial Science SPSS 15.0 for Windows, dan Microsoft Office Excel 2003.
4.4.1. Analisis Deskriptif
Nazir 2003 menyatakan menyatakan bahwa metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian ini, data dan informasi dari kuisioner diolah dan disajikan dalam dua bentuk penjelasan. Tujuan pertama dijawab dengan penjelasan secara
deskriptif. Tujuan kedua dijelaskan dengan bentuk deskriptif dan juga menampilkan hasil output akhir pengolahan dengan analisis faktor.
4.4.2. Analisis Faktor Komponen Utama
Salah satu teknik yang sering digunakan dalam analisis multivariat adalah Analisis Faktor. Analisis faktor dimulai dengan pengujian variabel – variabel yang
biasa dilakukan proses factoring, melakukan ekstraksi variabel, rotasi jika diperlukan dan diakhiri dengan penamaan faktor Santoso, 2004. Analisis faktor
digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama konsumen dalam membeli salah satu merek dari berbagai jenis kopi instan 3in1
dan kopi instan 4in. Secara matematis, analisis faktor menyerupai analisis regresi berganda
dalam hal adanya kombinasi linier yang diperlihatkan setiap variabel pada faktor- faktor yang mendasarinya. Perbedaannya adalah bila dalam regresi berganda
terdapat variabel tak bebas. Pada analisis faktor, tidak ada dependent variabel ataupun independent variabel, sehingga tidak ada model kausalitas untuk analisis
faktor Santoso, 2004. Data hasil penelitian analisis faktor terhadap 28 variabel, diuji
kelayakannya dengan menggunakan alat pengujian berdasar kolerasi antar variabel yaitu Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO-MSA
dan Barlett’s Test. Pengujian ini dilakukan karena analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel. Oleh karena itu seharusnya ada korelasi
yang kuat diantara variabel. Sehingga terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan
dikeluarkan dari analisis faktor. Hipotesis untuk signifikansi Barlett’s Test adalah: a. H0 = variabel-variabel asal belum memadai untuk menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian kopi instan 3in1 dan 4in1.
b. H1 = variabel-variabel asal sudah memadai untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian kopi instan 3in1 dan
4in1. Kriteria dengan melihat probabilitas signifikansi:
a. Angka sig 0,05 berarti variabel-variabel asal kurang signifikan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian kopi instan 3in1 dan 4in1 pada taraf nyata 5 persen H0 diterima.
b. Angka sig 0,05 berarti variabel-variabel asal cukup signifikan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
kopi instan 3in1 dan 4in1 pada taraf nyata 5 persen H0 ditolak. Angka MSA berkisar dari 0 sampai 1, dengan kriteria:
a. MSA = 1 berarti pengaruh variabel asal terhadap keputusan pembelian kopi instan 3in1 dan kopi instan 4in1 dapat diprediksi tanpa kesalahan
oleh variabel asal lainnya dan pengaruh variabel asal tersebut dapat dianalisis lebih lanjut.
b. MSA 0,5 berarti pengaruh variabel asal terhadap keputusan pembelian kopi instan 3in1 dan 4in1 masih dapat diprediksi oleh variabel asal lainnya
dan pengaruh variabel asal tersebut dapat dianalisis lebih lanjut. c. MSA 0,5 berarti pengaruh variabel asal terhadap keputusan pembelian
kopi instan 3in1 dan kopi instan 4in1 tidak dapat diprediksi oleh variabel asal lainnya dan pengaruh variabel asal tersebut tidak dapat dianalisis lebih
lanjut variabel dikeluarkan. Setelah jumlah variabel telah terpilih, selanjutnya dilakukan proses
ekstrasi variabel hingga menjadi beberapa faktor atau yang disebut komponen utama. Metode ekstrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Principal
Component . Jumlah optimal komponen utama yang terbentuk ditentukan
berdasarkan nilai eigenvalue dengan nilai lebih besar dari 1. Selain dengan perhitungan angka seperti yang disajikan oleh tabel Total Variance Explained,
jumlah komponen utama yang optimal juga ditampilkan oleh grafik ScreePlot Lampiran 1 dan 2.
Nilai eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor
dalam menghitung keragaman seluruh variabel yang dianalisis. Pengelompokkan sebuah variabel ke dalam komponen utama ditentukan oleh loading faktor dari
masing-masing variabel yang tersaji pada Tabel Component Matrix padan Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Loading faktor yang didapat biasanya tidak terlalu bagus untuk
diinterpretasikan. Hal ini dikarenakan komponen-komponen utama yang terbentuk, pada banyak kasus kurang berbeda nyata, sehingga dapat mengganggu
analisis. Untuk mempermudah interpretasi, dilakukan rotasi terhadap matriks
loading. Sehingga perbedaan antara komponen-komponen utama yang terbentuk lebih jelas. Secara geometrik, rotasi berarti pemutaran sumbu faktor dengan sudut
tertentu. Sehingga mendapatkan sumbu faktor baru dengan loading baru, tanpa perubahan pada konfigurasi pada peubah asal.
Ada dua macam rotasi faktor, yaitu rotasi orthogonal dan rotasi obligue. Rotasi orthogonal merupakan rotasi yang memperhatikan keortogonalan.
Sehingga setelah rotasi kedua sumbu tegak lurus satu sama lain. Rotasi orthogonal tidak merubah nilai rotasi total proporsi keragaman yang dijelaskan oleh faktor-
faktor bersama yang diperoleh. Sedangkan rotasi obligue tidak memperhatikan hal tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode rotasi orthogonal yang biasa digunakan, yaitu metode Varimax. Metode varimax menitikberatkan
kesederhanaan kolom-kolom matriks bobotnya, dalam arti bahwa hanya di satu faktor, beberapa peubah akan mempunyai bobot tertinggi dan sisanya untuk faktor
lain. Hal ini akan memudahkan dalam interpretasi peubah untuk tiap faktor Santoso, 2004. Hasil dari proses rotasi ini disajikan pada tabel Rotated
Component Matrix . Berdasarkan nilai loading factors yang disajikan pada tabel
tersebut, variabel asal dikelompokkan ke dalam suatu komponen utama. Berdasarkan hasil rotasi pada tabel rotated component matrix Lampiran 1 dan 2,
setiap variabel yang terdapat pada faktor yang terbentuk, harus memenuhi ketentuan cutt off point 0,5 sehingga dikeluarkan dari komponen utama.
Alat analisis ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kelebihan analisis Faktor adalah dapat menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diduga
mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli kopi instan 3in1 dan kopi
instan 4in1. Dengan demikian, pihak manajemen dapat menetapkan skala prioritas dalam kebijakannya.
4.5. Definisi Operasional
1. Responden adalah pengunjung Giant Botani Square terpilih yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yaitu sedang berbelanja kopi
bubuk instan atau kebutuhan sehari-hari di Giant Botani Square. 2. Konsumen kopi bubuk instan adalah responden, yang pada saat survei
sedang membeli kopi bubuk instan, dan mengkonsumsi kopi bubuk instan tersebut.
3. Kopi bubuk instan adalah produk minuman kopi dalam bentuk bubuk atau butiran, yang untuk mengkonsumsinya hanya tinggal diseduh dengan air
panas dan segera larut menyatu dalam air, tanpa menyisakan serbuk kasar atau ampas, serta sudah mengandung takaran tertentu.
4. Tahap pengenalan kebutuhan adalah, tahap dimana responden menyadari kebutuhan akan produk kopi bubuk instan. Tahap ini diukur dari motivasi
pembelian kopi bubuk instan, dan manfaat yang responden cari dari membeli kopi bubuk instan, dan tingkat keterlibatan konsumen terhadap
pembelian kopi bubuk instan. 5. Tahap pencarian informasi adalah tahap, dimana responden mencari
informasi tentang merek, atau jenis produk kopi bubuk instan. Tahap ini diukur dari sumber informasi, media informasi yang paling berpengaruh,
aspek informasi yang menarik perhatian, dan fokus perhatian responden terhadap informasi.
6. Tahap evaluasi alternatif adalah intensitas responden, dalam menilai dan membandingkan informasi, tentang berbagai macam merek atau jenis kopi
bubuk instan. Tahap ini diukur dengan melihat kriteria awal dalam memilih kopi bubuk instan oleh konsumen dan dianggap menunjukkan
indikator kualitas, suatu produk kopi bubuk instan. 7. Tahap pembelian adalah tahap responden mengambil keputusan, mengenai
produk yang dibeli, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana membeli. Tahap ini diukur dengan jawaban responden mengenai, alasan
pemilihan merek favorit, jumlah merek yang diingat, tempat pembelian kopi bubuk instan, alasan pemilihan tempat pembelian, dan cara
memutuskan pembelian kopi bubuk instan. 8. Tahap perilaku pasca pembelian adalah, tahap dimana responden menilai
kopi bubuk instan yang telah dibelinya. Tahap ini diukur dari tingkat kepuasan responden, setelah membeli dan mengkonsumsi kopi bubuk
instan tersebut, serta sikap konsumen kopi bubuk instan, ketika merek yang biasa dibeli tidak adatidak tersedia.
9. Faktor lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen, yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh
pribadi, keluarga dan situasi. 10. Budaya adalah seperangkat nilai, gagasan, artefak, simbol bermakna
lainnya, yang membantu responden berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat.
11. Kelas Sosial adalah pembagian dalam masyarakat, yang terdiri dari individu-individu dengan nilai, minat dan perilaku yang sama. Faktor ini
dilihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan dan pendapatan per bulan responden.
12. Pengaruh pribadi adalah karakteristik pribadi seseorang, yang mempengaruhi keputusan pembeliannya. Faktor ini dilihat dari seberapa
jauh pengaruh teman, dalam proses pembelian kopi bubuk instan. 13. Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang, yang
berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Pengaruh keluarga diukur dari seberapa besar pengaruh keluarga, dalam
keputusan pembelian kopi instan, jumlah anggota keluarga yang juga mengkonsumsi kopi instan, kesamaan merek yang dipakai oleh anggota
keluarga lainnya, dan siapa yang memutuskan pembelian kopi bubuk instan yang dibeli.
14. Situasi adalah pengaruh yang timbul, dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik, yang lepas dari karakteristik responden dan
karakteristik objek. Faktor ini diwakili oleh pengaruh wiraniaga di toko, pengaruh iklan dan promosi, serta cara memutuskan pembelian kopi bubuk
instan. 15. Faktor perbedaan individu adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses
keputusan konsumen, yang terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan
demografi. 16. Sumberdaya konsumen adalah sumberdaya yang dimiliki konsumen,
terdiri dari waktu, uang dan perhatian.
17. Motivasi dan keterlibatan adalah suatu dorongan dalam diri responden untuk memenuhi kebutuhannya, yang diarahkan pada tujuan memperoleh
kepuasan. Faktor ini dilihat dari manfaat yang dicari dari membeli dan mengkonsumsi kopi bubuk instan dan seberapa jauh tingkat keterlibatan
konsumen, terhadap pembelian kopi bubuk instan. 18. Pengetahuan adalah informasi yang disimpan dalam ingatan. Faktor ini
diukur dari pengetahuan responden akan kekhasan merek, hal-hal yang diperbandingkan dalam memilih kopi bubuk instan, jumlah merek yang
diingat, dan pendapat mengenai indikator mutu. 19. Sikap adalah evaluasi dan akumulasi pengalaman terhadap suatu produk.
Sikap ini dinilai dari alasan dan waktu, ketika responden mengkonsumsi dan memilih merek kopi bubuk instan tertentu untuk pertama kalinya.
20. Kepribadian adalah karakteristik psikologis, yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan terjadinya pembelian kopi bubuk instan. Faktor ini
diukur dari kriteria awal, dalam menentukan pilihan dan merek kopi bubuk instan, yang mereka konsumsi saat ini.
21. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang, yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan opininya. Gaya hidup diukur dari pendapat responden,
mengenai manfaat kopi bubuk instan dari segi kepraktisannya. 22. Demografi adalah data responden mengenai umur, pekerjaan, pendapatan
per bulan, dan tingkat pendidikan responden. 23. Proses psikologis adalah faktor-faktor, yang mempengaruhi proses
keputusan pembelian konsumen, yang terdiri dari proses pengolahan informasi, pembelajaran, serta perubahan sikap dan perilaku.
24. Pemrosesan informasi diukur dari pertanyaan mengenai fokus perhatian responden, terhadap informasi tentang kopi bubuk instan.
25. Pembelajaran diukur dari pertanyaan mengenai bagaimana orang mempelajari informasi tentang kopi bubuk instan, dan juga yang
berkenaan dengan perilaku yang dapat diamati. 26. Perubahan Sikap dan Perilaku diukur dari media, yang paling
mempengaruhi responden dalam pembelian kopi bubuk instan, kopi bubuk instan yang sering dikonsumsi, dan alasan pemilihan merek favorit.
27. Pengaruh bauran pemasaran adalah, bagaimana perusahaan dapat mempengaruhi perilaku konsumen, melalui empat faktor inti pemasaran
yaitu produk, harga, promosi, dan distribusitempat. 28. Produk terdiri dari variable-variabel atribut, merek, kemasan, dan label
yang dapat menjadi penilaian tersendiri, bagi konsumen terhadap produk kopi bubuk instan.
29. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk membeli kopi bubuk instan. Faktor ini diukur dari respon konsumen, jika
merek yang biasa dibeli mengalami kenaikan harga. 30. Promosi adalah informasi produk, yang diberikan produsen kepada
konsumen, melalui iklan dan di tempat penjualan. Faktor ini diukur dari media yang paling berpengaruh, terhadap pembelian kopi bubuk instan,
pengaruh promosi yang dilakukan oleh merek lain, dan bentuk promosi penjualan yang paling disukai.
31. Distribusitempat adalah ketersediaan dan kemudahan konsumen untuk mendapatkan kopi bubuk instan di suatu tempat. Faktor ini dilihat dari
pemilihan kopi bubuk instan, alasan konsumen membeli di tempat tersebut, dan respon dari konsumen jika kopi bubuk instan yang akan
dibelinya tidak tersedia di tempat dimana ia biasa membeli.
BAB V GAMBARAN UMUM GIANT HYPERMARKET