BAB VI KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN
DAN TAHAPAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI INSTAN
6.1. Karakteristik Umum Konsumen
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 120 responden, yang terdiri dari 60 responden konsumen kopi instan 3in1 dan 60 responden konsumen kopi
instan 4in1. Responden yang diambil adalah konsumen kopi instan yang mengkonsumsi kopi instan 3in1 ataupun 4in1 setiap bulannya, dan telah
melakukan pembelian kopi instan minimal 3 kali dalam dua bulan terakhir, yaitu pada bulan Mei hingga Juni 2008. Merek kopi terbanyak yang dipilih responden
kopi bubuk instan 3in1 adalah Indocafe, kemudian Torabika dan Nescafe. Sementara untuk kopi bubuk instan 4in1 adalah Alicafe. Karakteristik umum
konsumen kopi instan yang dianalisis meliputi jenis kelamin, status pernikahan, usia, pendidikan terakhir, status pekerjaan dan pendapatan.
6.1.1. Karakteristik Konsumen Kopi Instan 3in1
Jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada jumlah responden perempuan, didasari alasan bahwa laki-laki cenderung lebih sering mengkonsumsi
kopi dari pada perempuan
1
. Kebiasaan laki-laki tersebut dikaitkan dengan kebiasaan kaum laki-laki yang suka merokok, saat merokok tanpa adanya kopi,
kenikmatan rokok itu sendiri kurang terasa. Selain itu studi lain menunjukkan bahwa kafein dari segelas kopi dapat
meningkatkan kadar andrenalin dan kerja sistem pembuluh darah. Sehingga bila
1
Irwan. 2007. Konsumen Kopi. www.google.com. 23 Juni 2008.
kafein diminum dipagi hari, akan meningkatkan semangat kerja dan kemampuan kerja fisik.
2
Sedangkan responden perempuan, memilih mengurangi frekwensi mengkonsumsi kopi dengan alasan keseringan buang air kecil dan susah tidur.
Sehingga menyebabkan pembesaran kantong mata yang dianggap dapat mengganggu penampilan. Terutama bagi wanita hamil dilarang mengkonsumsi
kopi berlebihan karena akan mengganggu perkembangan janin dengan sempurna. Status pernikahan responden dengan persentase terbanyak adalah belum
menikah, sebanyak 65 persen, dan sudah menikah sebanyak 35 persen. Keputusan pembelian kopi instan pada konsumen yang belum menikah merupakan keputusan
yang dipengaruhi oleh diri sendiri, karena ada keinginan untuk mengkonsumsi kopi, sebagai minuman penyegar sebelum kembali beraktivitas disaat istirahat.
Pengelompokkan usia di atas 16 tahun, yang dibagi ke dalam 5 kelompok usia. Pengelompokkan ini didasarkan pada pendekatan ekonomi dan kemampuan
responden untuk menganalisis keberadaan produk. Usia 16 tahun dan di bawahnya merupakan usia dimana seseorang dalam pengambilan keputusan masih
tergantung pada keluarga. Usia 18-24 tahun merupakan masa transisi. Kelompok usia ini cenderung
memiliki penghasilan yang relatif rendah, dan kebanyakan dari kelompok ini berstatus sebagai mahasiswa dan pegawai swasta. Kelompok usia ini menjadi
kelompok usia terbanyak sebesar 31,67 persen. Pada usia 25-29 tahun merupakan masa pembentukan keluarga dan sedang menjajaki pembentukan rumah tangga.
Sebagian besar anggaran belanja dihabiskan untuk pakaian, makanan, aksesoris, hiburan dan informasi. Responden yang masuk dalam kategori ini sebanyak
2
Astrid. Pengaruh Kafein Terhadap Kesehatan. 2006. www.google.com. 23 Juni 2008.
28,33 persen. Kelompok usia 30-35 tahun sebanyak 15 persen. Dikategorikan pada masa peningkatan karir. Sebagian anggarannya teralokasi pada
pembangunan rumah, cenderung menjaga penampilan dan peningkatan dana untuk pengeluaran anak. Kelompok usia 36-40 tahun, manusia dewasa yang mulai
memasuki tahapan kemapanan ekonomi dengan jumlah 18,33 persen. Terdapat konsumen dengan usia 40 tahun 40-57 tahun dengan persentase paling kecil
yaitu 6,67 persen. Usia 40 tahun merupakan usia dimana konsumen tidak tahu lebih jauh tentang kopi instan, seusia ini lebih menyukai jenis kopi bubuk karena
rasa dan aromanya masih asli
3
Tingkat pendidikan terakhir mayoritas responden adalah perguruan tinggi sebanyak 60 persen yang kemudian diikuti oleh tingkat pendidikan SMU
sebanyak 36,67 persen, dan SMP sebanyak 3,33 persen. Sedangkan untuk pendidikan SD 0 persen. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen kopi instan
memiliki tingkat pendidikan menengah dan tinggi. Sehingga berpengaruh terhadap pemilihan produk yang dibutuhkan.
Pekerjaan mayoritas responden adalah sebagai pegawai swasta dengan jumlah 53,33 persen. Selain itu pegawai negeri sebanyak 10 persen, dan
mahasiswa 15 persen, wiraswasta sebanyak 11,67 persen dan ibu rumah tangga sebanyak 10 persen.
Tingkat pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan rata-rata yang diterima responden dalam satu bulan. Pendapatan ibu
rumah tangga didefinisikan sebagai pendapatan yang diterima dari pendapatan suami, sedangkan untuk mahasiswapelajar adalah uang saku yang diterima
3
Wahyudi. 2007.Pemilihan Kopi Pada Konumen.www.google.com . 2 Juli 2008.
selama satu bulan. Tingkat pendapatan yang diperoleh responden akan mempengaruhi jumlah konsumsi, yang akan berdampak pada jumlah dan pilihan
pembelian yang dilakukan. Berkaitan dengan tingkat pendapatan yang didasarkan pada tingkat kemapanan pekerjaan, dibagi menjadi lima golongan, pendapatan
Rp 1.000.000 berada pada urutan kedua sebesar 25 persen; pendapatan Rp 1000.000 - Rp 5.000.000 berada pada urutan pertama sebesar 56,67 persen,
untuk responden dengan pendapatan Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 sebanyak 11,67 persen, 5 persen untuk pendapatan responden antara Rp10.000.000 -
Rp 20.000.000, dan pendapatan 1,67 persen responden sebesar Rp 20.000.000. Berdasarkan pembagian golongan tersebut, proses keputusan pembelian produk
yang berkualitas dipengaruhi oleh pendapatan. Kemapanan tingkat ekonomi, cenderung membuat konsumen untuk memilih produk yang berkualitas. Secara
lebih rinci data pendapatan konsumen kopi instan dapat dilihat pada tabel 5.
6.1.2. Karakteristik Konsumen Kopi Instan 4in1