Instrumen Angket Variabel Terikat

96

3.5.1.2 Instrumen Angket Variabel Terikat

Selanjutnya, untuk mengukur variabel terikat berupa motivasi belajar siswa, digunakan instrumen angket berbentuk cheklist. Angket dalam penelitian ini juga diberi tingkatan-tingkatan nilai untuk setiap alternatif jawaban menggunakan teknik skala likert. Kriteria penilian angket motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Angket Motivasi Belajar Siswa Jawaban Nilai Selalu Always 5 Sering Frequently 4 Kadang-kadang Sometime 3 Jarang Rarely 2 Tidak pernah Never 1 Instrumen angket memuat komponen motivasi seperti yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mundjiono 2009: 80 yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Ketiga komponen motivasi ini selanjutnya dijabarkan menjadi beberapa deskriptor yang lebih konkret dan operasional. Instrumen angket secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 27. Adapun kisi-kisi secara umum instrumen angket motivasi belajar siswa akan dijelaskan pada tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa Variabel Motivasi Indikator Soal No.Butir Soal Positif Negatif Kebutuhan a. Kemampuan untuk mandiri 1 16 b. Percaya diri dalam menyelesaikan tugas 2 c. Pemanfaatan waktu luang 18 d. Perhatian terhadap materi pelajaran 3 e. Kesungguhan dan Kehadiran dalam mengikuti pelajaran 4 97 Variabel Motivasi Indikator Soal No.Butir Soal Positif Negatif Dorongan a. Semangat mencapai prestasi unggul 19 b. Penerimaan terhadap tantangan yang ada 5 c. Kepuasan dalam diri 6 d. Persaingan dalam lingkungan belajar 7 e. Keyakinan terhadap perjuangan diri 8 f. Belajar setiap harimalam 9 20 g. Pelajaran IPA materiPerubahan Sifat Benda 10 1. Penghargaan dalam belajar 11 , 21 h. Belajar bersama kelompoktim 12 , 22 Tujuan a. Penentuan target keberhasilan 13 23 b. Pencapaian prestasi unggul 14 c. Ketepatan waktu penyelesaian tugas 15, 17 24, 25 Jumlah 20 5 Sumber data: Lampiran 27 Cara penilaian terhadap angket dalam penelitian ini yaitu: 1 Setiap pernyataan terdiri dari 5 alternatif jawaban, yaitu: i selalu ii sering iii kadang-kadang iv jarang, dan v tidak pernah. 2 Dalam menjawab pernyataan, responden memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan cara memberi tanda contreng √ pada kolom jawaban yang dipilih. 3 Apabila pernyataan positif, pedoman penskoran adalah sebagai berikut: a Jawaban selalu diberi skor 5 b Jawaban sering diberi skor 4 c Jawaban kadang-kadang diberi skor 3 d Jawaban jarang diberi skor 2 e Jawaban tidak pernah diberi skor 1 4 Apabila pernyataan negatif, pedoman penskoran adalah sebagai berikut: a Jawaban selalu diberi skor 1 98 b Jawaban sering diberi skor 2 c Jawaban kadang-kadang diberi skor 3 d Jawaban jarang diberi skor 4 e Jawaban tidak pernah diberi skor 5 5 Skor motivasi belajar siswa dapat dihitung berdasarkan hasil jawaban angket dengan rumus sebagai berikut: Rumus Skor Motivasi Siswa 6 Pedoman interpretasi skor motivasi belajar siswa, menurut Riduwan 2011: 89 sebagai berikut. Tabel 3.5. Pedoman Interpretasi Skor Motivasi Belajar Siswa Persentase Kriteria 0 - 20 Sangat lemah 21 - 40 Lemah 41 - 60 Cukup 61 - 80 Kuat 81 - 100 Sangat kuat Instrumen angket pada penelitian ini membutuhkan pengujian agar data yang diperoleh benar-benar valid atau tidak diragukan kebenaranya. Langkah pengujian instrumen non tes ini antara lain sebagai berikut. 3.5.1.2.1 Uji Validitas Instrumen Uji Validitas instrumen non tes dilakukan untuk mengetahui validitas validitas logis, empiris, dan konstruk pada instrumenangket yang akan digunakan. Untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen non tes ini juga diperlukan perhitungan koefisien korelasi. Perhitungan akan menggunakan rumus 99 Bivariate pearson yang dibantu melalui program SPSS versi 20. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan secara lengkap di bawah ini. 1 Validitas Logis dan Empiris; Untuk mengetahui validitas logis dan empiris instrumen non tes ini, maka perlu dilakukan uji validitas yaitu dengan menilai kesesuaian antara butir angket dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Uji validitas ini dilakukan oleh penilai ahli, yakni dosen pembimbing skripsi, Mur Fatimah. Berdasarkan hasil penilaian dari penilai ahli instrumen dinyatakan sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian untuk pengambilan data. Setelah dinilai validitas logis dan empirisnya, instrumen kemudian diujicobakan pada kelas VI SD Negeri Debong Tengah 1 Kota Tegal pada tanggal 26 Oktober 2013. 2 Validitas Konstruk; Dari hasil ujicoba instrumen kemudian diperoleh data yang selanjutnya diolah untuk mengetahui koefisien korelasi item-total, dengan menggunakan rumus Bivariate pearson dibantu dengan program SPSS versi 20. Pengujian validitas ini dilakukan terhadap skor motivasi belajar siswa setelah instrumen soal tes diujicobakan di kelas uji coba. Berdasarkan skor motivasi belajar IPA siswa di kelas uji coba, maka dilakukanlah uji validitas instrumen menggunakan rumus Bivariate pearson. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan bantuan program Software Statistical Product and Service Solution SPSS versi 20. Untuk mencari validitas dalam SPSS 20 ini menggunakan menu Analyze – Correlate – Bivarate. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r tabel dengan jumlah n = 41 didapat r tabel sebesar 0,308 pada tabel r. Jika nilai korelasi setiap soal lebih dari 100 batasan yang ditentukan maka item tersebut dianggap valid. Rekap data hasil perhitungan SPSS 20 dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah ini. Tabel 3.6. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Uji Coba dengan r tabel = 0.308; Taraf Signifikansi 0.05 dan n= 41 No Kriteria No Soal Jumlah 1. Valid 3, 6, 15, 17, 20, 24, 27, 28, 29, 30, 32, 35, 37, 38, 40 15 2. Tidak Valid 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 31, 33, 34, 36, 39 25 Sumber data: lampiran 32 Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 20 diperoleh item yang valid sebanyak 25 butir soal dan yang tidak valid sebanyak 15 butir soal. 3.5.1.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap Arikunto 2009: 86. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut diulang Priyatno 2010: 97. Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach Alpha. pengujian reliabilitas ini menggunakan software Statistical Product and Service Solution SPSS versi 20. Untuk mencari reliabilitas dalam SPSS 20 ini menggunakan menu Analyze – Scale – Reliability Analysis. Sebelum melakukan perhitungan dengan menu tersebut, data yang dimasukan harus dipastikan hanya data item yang valid saja. Hasil uji reliabilitas tiap butir soal yang diperoleh setelah data dihitung 101 dengan menggunakan SPSS versi 20 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34. Berikut adalah hasil uji reliabilitas angket. Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .844 25 Sumber data: Lampiran 34 Menurut Sekaran 1992 dalam Priyatno 2010: 98, reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Berdasarkan tabel 3.7, dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas keseluruhan dari instrumen yang diujikan Alpha sebesar 0,844. Apabila mengacu pada pendapat Sekaran, nilai 0,844 berarti di atas 0,8 yang dapat dikategorikan ke dalam reliabilitas soal yang baik sehingga instrumen soal tersebut sudah terbukti reliabel sehingga instrumen siap dijadikan angket motivasi belajar siswa.

3.5.2 Instrumen Kuantitatif Tes

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

PENGARUH MODEL PEMBELAJAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA (Penelitian Quasi Eksperimen di SD Islam Al-Syukro Universal)

1 23 256

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

0 12 65

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PECAHAN KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1, 2, 3 KOTA TEGAL

5 24 333

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 DAN 3 KOTA TEGAL

0 33 256

KEEFEKTIFAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ENERGI SISWA KELAS III SDN 01 CIKAWUNG

0 15 293

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE(CLIS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASARKELAS V PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 41

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk

1 3 4

1 PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VB SD NEGERI 97 PEKANBARU

0 0 13