Hakikat IPA Landasan Teoritis

43 percobaan itu. Sedangkan Bingham menekankan pentingnya eksperimen, karena eksperimen dapat membantu untuk menemukan alasan mengapa proses sesuatu itu terjadi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka kegiatan yang melalui pengamatan dan percobaan sesuai dengan karakteristik sekolah dasar dan sesuai dengan pandangan konstruktivisme yang terwadahi dalam sebuah model pembelajaran yakni model pembelajaran Children Learning In Science CLIS . Model CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Untuk itu dalam kegiatan belajar mengajar, sebelum siswa melakukan eksplorasi melaui pengamatan dan percobaan terlebih dahulu diidentifikasi pengetahuan awal yang mereka miliki agar dapat diketahui seberapa jauh kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2.1.7 Hakikat IPA

Menurut H.W. Fowler et al. 1951 dalam Aly dan Rahma 2011: 18 mendefinisikan bahwa “IPA merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gelala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi”. Sedangkan Nokes dalam bukunya “Sceince in Education ” menyatakan bahwa “IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus”. Dari kedua pendapat tersebut sebenarnya tidak berbeda. Memang benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. 44 Fakta-fakta tentang gejala kebendaanalam diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan eksperimen, kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya teorinya. IPA merupakan terjemahan kata dari bahasa Inggris, natural science yang berarti ilmu pengetahuan alam. IPA atau science dapat disebut juga sebagai ilmu tentang alam yakni ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia Samatowa 2011: 3. IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya sebagai proses. Produk IPA berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang digunakan oleh para ilmuwan utuk mempelajari alam ini yakni prosedur empirik dan analitik. Dalam prosedur empirik ilmuwan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi untuk selanjutnya dianalisis. Proses empirik dalam IPA mencakup pengamatan, klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuwan menginterpretasikan penemuan mereka dengan menggunakan proses hipotesis, eksperimen terkontrol, menarik kesimpulan, dan memprediksi. Untuk menjalankan suatu penelitian tentang alam diperlukan pengetahuan terpadu tentang proses dan materi dalam topik yang akan diselidiki. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyetif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan 45 fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta- fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai IPA tidak dapat dipisahkan dari metode-metode penelitian. Memahami IPA hakekatnya tidak hanya mengetahui fakta-fakta dalam IPA, melainkan juga memahami proses IPA yakni memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Hal ini sesuai dengan dengan pendapat Driver dan Bell 1986 dalam Eshach dan Fried 2005: 317. science it is about a great deal more than that. It is about the ideas, concepts and theories used to interpret the world.” Einstein and Infeld have stated this position famously as follows: Science is not just a collection of laws, a catalogue of facts it is the creation of the human mind with its freely invented ideas and concepts. Physical the- ories try to form a picture of reality and to establish its connections with the wide world of sense impres- sions Einstein and Infeld, 1938. Driver dan Bell 1986, berpendapat bahwa Sains adalah tentang ide-ide, konsep dan teori yang digunakan untuk menafsirkan dunia Einstein dan Infeld telah menyatakan posisi ini terkenal sebagai berikut : “ Sains bukan hanya kumpulan hukum, katalog fakta itu adalah ciptaan dari pikiran manusia dengan ide-ide dan konsep yang bebas diciptakannya. Teori fisika mencoba untuk membentuk sebuah gambaran tentang realitas dan untuk membangun hubungan dengan dunia luas tayangan akal Einstein dan Infeld 1938. “ Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa sebuah konsep, prinsip dan teori bukan hanya untuk dipelajari secara mentah, namun harus diinterpretasikan 46 terlebih dahulu agar konsep, prinsip, dan teori tersebut dapat dipahami secara utuh. Para ilmuwan menggunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur- prosedur tesebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses IPA disebut juga keterampilan belajar seumur hidup, sebab keterampilan-keterampilan ini juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang lain.

2.1.8 Pembelajaran IPA di SD

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

PENGARUH MODEL PEMBELAJAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA (Penelitian Quasi Eksperimen di SD Islam Al-Syukro Universal)

1 23 256

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

0 12 65

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PECAHAN KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1, 2, 3 KOTA TEGAL

5 24 333

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 DAN 3 KOTA TEGAL

0 33 256

KEEFEKTIFAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ENERGI SISWA KELAS III SDN 01 CIKAWUNG

0 15 293

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE(CLIS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASARKELAS V PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 41

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk

1 3 4

1 PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VB SD NEGERI 97 PEKANBARU

0 0 13