Hasil Belajar Landasan Teoritis

38 lingkungan, keyakinan terhadap perjuangan diri, ketekunan dalam mengerjakan sesuatu dan membutuhan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan. 3 Tujuan Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlukan proses dan usaha yang maksimal. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian kebutuhan. Jika kebutuhan terpenuhi, maka seseorang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat akan “terhenti sementara”. Adapun komponen tujuan meliputi penetuan target keberhasilan, pencapaian prestasi unggul serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan sebuah target yang diinginkan. Komponen motivasi yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono di atas, akan dijadikan sebagai indikator motivasi untuk menilai tingkat motivasi belajar siswa di dalam penelitian ini. Indikator motivasi yang berupa kebutuhan, dorongan, dan tujuan tersebut akan dijabarkan lagi menjadi point-point yang lebih konkret dan operasional untuk memudahkan peneliti dalam mengukur tingkat motivasi belajar siswa. Adapun kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA akan dibahas lebih mendalam pada lembar penilaian motivasi belajar berbentuk cheklist.

2.1.4 Hasil Belajar

Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa belajar 39 adalah sebagai suatu proses, maka dari proses itu akan menghasilkan produk yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono 2009: 3-4, merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar juga merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Rifa‟i dan Anni 2010: 85 berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek- aspek perubahan perilaku tersebut tergantung oleh apa yang dipelajari pembelajar. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan peningkatan kemampuan yang didapat siswa dari pengalaman belajar saat mengalami aktivitas belajar. Menurut Bloom 1961 dalam Dimyati dan Mudjiono 2009: 26 hasil belajar mencakup tiga domain. Adapun domainranah hasil belajar siswa dapat dijelaskan dibawah ini. 1 Domain kognitif; berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu, knowledge pengetahuan, ingatan, comprehension pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh, application menerapkan, analysis menguraikan, menentukan hubungan, synthesis mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, dan evaluation menilai. 2 Domain afektif; berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni receiving sikap menerima, responding memberikan respon, valuing 40 nilai, organization organisasi, characterization karakterisasi. 3 Domain psikomotorik; berkenaan dengan hasil belajar keterampilan, dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan ketiga domainranah hasil belajar tersebut, domain kognitif merupakan ranah yang paling sering dinilai oleh guru. Domain kognitif berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa merupakan penilaian kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam penelitian ini berupa soal tes tertulis yang diujikan di akhir pembelajaran posttest. Namun demikian, domain afektif dan psikomotor tetap diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Domain afektif muncul pada nilai-nilai karakter yang terintegrasi pada setiap langkah pembelajaran dalam RPP, sedangkan domain psikomotor terakomodir dalam kegiatan praktikum selama proses pembelajaran IPA berlangsung. Sehingga dengan demikian, keseluruhan domain hasil belajar dapat tercakup pada saat pembelajaran IPA dilaksanakan.

2.1.5 Hakekat Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

PENGARUH MODEL PEMBELAJAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA (Penelitian Quasi Eksperimen di SD Islam Al-Syukro Universal)

1 23 256

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

0 12 65

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PECAHAN KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1, 2, 3 KOTA TEGAL

5 24 333

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 DAN 3 KOTA TEGAL

0 33 256

KEEFEKTIFAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ENERGI SISWA KELAS III SDN 01 CIKAWUNG

0 15 293

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE(CLIS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASARKELAS V PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 41

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk

1 3 4

1 PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VB SD NEGERI 97 PEKANBARU

0 0 13