54
2.1.9.2 Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali
Perubahan wujud pada benda dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu perubahan wujud yang dapat kembali dan perubahan wujud yang tidak dapat
kembali. Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai perubahan wujud benda
yang dapat kembali dan tidak dapat kembali
1 Perubahan Wujud yang Dapat Kembali Pada perubahan wujud yang dapat kembali, benda yang mengalami
perubahan dapat berubah kembali ke bentuk semula. Contohnya, perubahan wujud pada air. Air dapat berubah wujud menjadi es. Es dapat
kembali berubah wujud menjadi air. Bahkan, air yang berubah menjadi benda gas dapat kembali berubah menjadi titik-titik air. Perubahan wujud
air yang dapat kembali ini digambarkan pada bagan 2.2 di bawah ini.
Bagan 2.2 Perubahan Wujud Air Selain air, perubahan wujud yang dapat kembali dapat terjadi pada
gula dan garam. Gula dan garam yang larut dalam air dapat berubah kembali menjadi gula dan garam padat. Caranya adalah dengan
menguapkan larutan gula dan garam itu. uap air
air es
dipanaskan didinginkan
dipanaskan didinginkan
55 Proses pembuatan garam menunjukkan bahwa garam mengalami
perubahan wujud yang dapat kembali. Garam yang terlarut dalam air laut dapat diubah menjadi garam padat. Jika garam dilarutkan dalam air, maka
terbentuk air garam. Selain itu, gula juga mengalami perubahan wujud yang dapat
kembali. Larutan gula, jika diuapkan akan meninggalkan gula dalam bentuk padat. Margarin dan mentega juga dapat mengalami perubahan
wujud yang dapat kembali. Jika dipanaskan, margarin dan mentega akan mencair. Margarin dan mentega cair akan berubah menjadi padat kembali
jika didinginkan. 2 Perubahan Wujud yang Tidak Dapat Kembali
Pada perubahan wujud yang tidak dapat kembali, benda yang mengalami perubahan tidak dapat diubah kembali ke bentuk semula.
Perubahan wujud yang terjadi karena pembakaran adalah perubahan wujud yang tidak dapat kembali, misalnya kertas atau sampah yang dibakar.
Kertas yang dibakar akan berubah menjadi abu arang. Dengan cara apa pun, abu arang itu tidak dapat diubah lagi menjadi kertas.
Beberapa proses alami merupakan proses perubahan wujud yang tidak dapat kembali, misalnya pembusukan yang terjadi pada sayuran dan
buah-buahan. Setelah beberapa hari, sayuran dan buah-buahan yang semula agak keras berubah menjadi lembek berair. Lama kelamaan,
sayuran dan buah-buahan menjadi busuk. Buah yang dikupas kulitnya, misalnya apel yang diiris, juga mengalami perubahan wujud. Daging buah
56 apel berubah warnanya menjadi cokelat dalam kurang dari satu jam.
Sayuran dan buah yang telah berubah wujud tidak akan segar kembali seperti semula.
Pemasakan nasi merupakan proses perubahan wujud yang tidak dapat kembali. Nasi berasal dari beras yang dimasak dalam air. Jika
takaran airnya pas, beras yang dimasak berubah wujud menjadi nasi. Jika takaran airnya terlalu banyak, bukan nasi yang dihasilkan, tetapi bubur.
Nasi dan bubur tidak dapat diubah lagi menjadi beras. Serupa dengan nasi, telur yang dimasak tidak dapat kembali menjadi telur mentah. Akibat
pemanasan, telur berubah menjadi padat. Telur yang telah padat tidak dapat diubah menjadi cair kembali.
Perubahan yang terjadi karena proses perkaratan juga merupakan perubahan wujud yang tidak dapat kembali. Besi yang berkarat menjadi
hitam dan rapuh. Karat tidak dapat diubah menjadi besi lagi, sehingga perkaratan merupakan contoh dari peristiwa perubahan sifat benda yang
tidak dapat kembali.
2.1.10 Model Pembelajaran