Uji Reliabilitas Instrumen Analisis Tingkat Kesukaran

104 Tabel 3.8. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan r tabel = 0.308 ; Taraf Signifikansi 0.05 dan n= 41 No Kriteria No Soal Jumlah 1. Valid 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 24, 25, 30, 32, 34, 37, 38, 39, 41, 42 15 2. Tidak Valid 1, 2, 3, 4, 6, 9, 14, 18, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 35, 36, 40, 43, 44 25 Sumber data: lampiran 19 Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 20 diperoleh item yang valid sebanyak 22 butir soal dan yang tidak valid sebanyak 22 butir soal. .

3.5.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu soal tes dikatakan reliabel apabila soal tes tersebut dapat dipercaya dan konsisten ajeg. Untuk mengetahui reliabilitas tes yang berbentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder dan Richardson KR-21. KR-21 digunakan untuk mengetahui relaibilitas soal yang mempunyai jawaban benar ya atau salah tidak, bila benar bernilai 1 dan salah bernilai 0 Sugiono, 2011: 108. Adapun rumus KR-21 adalah sebagai berikut. Keterangan: = reliabilitas instrumen k = banyak butir soal m = skor rata-rata = varians total Sugiono 2011: 180 105 Selanjutnya, dikonsultasikan dengan . Jika hitung maka instrumen dikatakan reliabel. Perhitungan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan perhitungan manual. Dari hasil penghitungan menggunakan rumus Kuder dan Richardson KR- 21 diperoleh data perbandingan r hitung sebesar 0,996 lebih besar dari r tabel sebesar 0,308. Dengan demikian dari hasil r hitung dibanding r tabel diperoleh r hitung r tabel, maka semua butir soal dinyatakan sudah reliabel. Perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran 21.

3.5.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran soalinstrumen digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap butir soal. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Tingkat kesukaran perlu dihitung dan diketahui sebagai pertimbangan pembuatan soal ataupun kisi-kisi. Hal tersebut dilakukan agar perbandingan antara soal mudah, sedang dan sukar bisa proporsional. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya Arikunto 2009: 207. Bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficult index. Besarnya indeks kesukaran antara 0 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Cara melakukan 106 analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul J S = jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto 2009: 208 Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut. 1 Soal dengan P 0 sampai 0,30 adalah soal kategori sukar, 2 Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal kategori sedang, 3 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal kategori mudah. Sudjana 2012: 137. Instrumen soal yang akan digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kelengkapan taraf kesukaran soal yang ditentukan, di mana ada soal dengan kategori mudah, kategori sedang, dan soal dengan kategori sukar. Pengujian tingkat kesukaran dilakukan dengan membandingkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal benar pada setiap butir soal dibanding dengan jumlah peserta tes. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut. 107 Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No Tingkat Soal Nomor Soal Jumlah 1 Mudah 1, 25,10,12, 13, 24, 25 6 2 Sedang 7, 8, 15,16, 19, 30, 34, 37, 38, 39, 41, 42 10 3 Sukar 11, 17, 20, 32 4 Sumber data: lampiran 23 Keterangan: nomor soal yang tertera pada tabel sudah valid dan reliabel.

3.5.2.4 Analisis Daya Beda Soal

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

PENGARUH MODEL PEMBELAJAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA (Penelitian Quasi Eksperimen di SD Islam Al-Syukro Universal)

1 23 256

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

0 12 65

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 4 KOTA TEGAL

2 25 408

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PECAHAN KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1, 2, 3 KOTA TEGAL

5 24 333

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 DAN 3 KOTA TEGAL

0 33 256

KEEFEKTIFAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ENERGI SISWA KELAS III SDN 01 CIKAWUNG

0 15 293

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE(CLIS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASARKELAS V PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 41

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk

1 3 4

1 PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VB SD NEGERI 97 PEKANBARU

0 0 13