Pembentukan Stasiun Kerja Menghitung Waktu Siklus Work Center Lini Perakitan
Tabel 5.15. Susunan Elemen Kerja Berdasarkan Metode Hegelson Bernie Work
Center Elemen
Kerja Waktu
Elemen ti
Jumlah Waktu Work Center
menit Elemen Kerja
I
2 59
212 Pengukuran kayu dengan menggunakan
mistar ukur. 3
72 Pemotongan kayu dengan menggunakan
gergaji listrik,
4 81
Pembentukan kayu dengan gergaji selendang
II
5 152
219 Proses penggerindaan dengan
menggunakan mesin gerinda yang bertujuan untuk menghaluskan kayu
dari pola pattern yang akan dibentuk.
6 67
Hasil pengerindaan tersebut kemudian dirakit assembly dengan bantuan paku
dan lem.
III
7 137
232 Pola yang telah terbentuk dihaluskan
kembali dengan menggunakan dempul campuran dempul dan hardener.
8 19
Memeriksa kembali dimensi dan ukuran dari pola yang telah terbentuk dengan
menggunakan jangka sorong.
9 9
Persiapan cetakan dan pasir.
10 2
Rangka atas drag dan rangka bawah cup diisi dengan pasir cetak, kemudian
masukkan pola cetakan pattern ke dalam rangka bawah, pasir diisi hingga
penuh dengan sekop.
11 3
Pastikan bahwa seluruh bagian telah tertutup oleh pasir dan pasir tersebut
diratakan dengan menggunakan balok.
12 2
Setelah isi cetakan penuh, cetakan diisi dengan angin atau gas CO
2
yang bertujuan sebagai pengeras cetakan.
13 3
Rangka bawah dibalik dan dipasangkan dengan rangka bagian atas.
Tabel 5.15. Susunan Elemen Kerja Berdasarkan.... Lanjutan Work
Center Elemen
Kerja Waktu
Elemen ti
Jumlah Waktu Work Center
menit Elemen Kerja
14 2
Dipisahkan cetakan bagian atas dan cetakan bawah, kemudian patern dan
saluran-salurannya dilepas.
15 55
Bersihkan cetakan dari pasir dan kotoran lainnya
IV
16 12
207 Pembongkaran rangka dari cetakan pasir
18 7
Mencampur pelarut couting 19
35 Mengaduk bahan couting dengan mixer
17 33
Persiapan coutingpengecatan 20
5 Proses pengecatan cetakan dengan cat
khusus berwarna biru.
21 2
Proses pengeringan cetakan dengan cara membakar cetakan yang baru saja
dilumerin cat yang masih basah dengan menggunakan gas LPG.
22 6
Menimbang bahan baku sesuai kapasitas tanur
23 74
Kemudian dimasukkan alloy logam paduan seperti Si 0,4, Mn 0,3 – 0,6 dan Al
sekitar 0,4 yang berfungsi untuk menghilangkan oksigen di dalam cairan logam
24 1
Jaga suhunya hingga ± 1670
o
c dengan menggunakan termokopel
25 13
Logam dan bongkahan besi yang sudah cair kemudian dicampur dengan slag remover yang
berfungsi untuk menghilangkan slag kotoran yang mengandung karat maupun pasir sambil
tetap diaduk
Tabel 5.15. Susunan Elemen Kerja Berdasarkan .... Lanjutan Work
Center Elemen
Kerja Waktu
Elemen ti
Jumlah Waktu Work Center
menit Elemen Kerja
26 6
Kotoran atau terak yang naik ke permukaan tersebut diangkat atau
dibuang
27 13
Cairan logam dituang ke dalam cetakkan dengan menggunakan ladel
V
28 241
241
Setelah proses penuangan, selanjutnya menunggu proses pengeringan
VI
29 13
173
Jika sudah beku maka cetakan dibongkar dengan menggunakan palu
30 20
Memisahkan antara produk asli dengan inti ataupun sisa pasir yang
menempelterbentuk pada proses penuangan. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan snapper
31 7
Setelah produk terpisah dari bongkahan pasir, produk tersebut kemudian
dipotong sistem saluran potongnya dengan menggunakan gas potong
32 19
Pembersihan produk dengan mesin sand blasting,
33 2
Diperiksa kualitas produk secara visual dan dipisahkan produk yang rusak
34 5
Finishing awalkasar yakni dengan menggunakan mesin bubut, mesin bor,
mesin press, mesin gerinda dan sebagainya.
35 12
Diperiksa dimensi produk
36 76
Penyelesaian akhir yang dilakukan dengan mesin-mesin seperti mesin bubut
37 19
Proses pengecatan terhadap produk jadi sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Perhitungan Balance Delay, lintasan efisiensi dan indeks penghalusan setelah dilakukan penyeimbangan dengan Metode Hegelson Bernie dapat dilihat
di bawah ini : a.
Perhitungan Balance Delay dan Efisiensi
Dari data di atas, maka dapat dihitung Balance Delay, dengan rumus:
Sm n
Si Sm
n D
n i
. .
1
∑
=
− =
Di mana: D = Balance Delay Sm = Waktu maksimum Work Center
n = Jumlah stasiun kerja Si = Waktu masing-masing stasiun I=1,2,3,…,n
Maka, D = 241
6 173
241 207
232 219
212 241
6 x
x +
+ +
+ +
−
D =
1446 1284
1446 −
= 0.112
Efisiensi dihitung dengan rumus: Efisiensi =
100 .
1
x T
n Si
n i
∑
=
Di mana: CT = Waktu Siklus Maka Efisiensi
= 100
241 6
1284 × x
= 88,7 Waktu kosong = 100-Efisiensi
= 100-88,7 = 11,3
b. I
c. ndeks Penghalusan Smoothness Index SI
Adalah suatu indeks yang menunjukan kelancaran relatif dari penyeimbang lini perakitan tertentu.
SI =
∑
=
−
N i
WSKi WSK
1 2
max
WSK max = Waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk WSK i
= Waktu stasiun kerja i yang terbentuk SI =
∑
=
− +
+ −
+ −
N i 1
2 2
2
173 241
..... 219
241 212
241
SI = 84,7