3. Kondisi Kerja Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan seperti keadaan
pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan.
4. Konsistensi Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap
pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama. Besar nilai Westinghouse factor secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.4. Westinghouse Factor
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian
Ketrampilan Superskill
Excellent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2
D E1
E2 F1
F2 + 0,15
+ 0,13 + 0,11
+ 0,08 + 0,06
+ 0,03
0,00 - 0,05
- 0,10 - 0,16
- 0,22
Usaha Excessive
Excelent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2
D E1
E2 F1
F2 + 0,13
+ 0,12 + 0,10
+ 0,08 + 0,05
+ 0,02
0,00 - 0,04
- 0,08 - 0,12
- 0,17
Tabel 3.4. Westinghouse Factor Lanjutan
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian
Kondisi Kerja
Ideal Excellenty
Good Average
Fair Poor
A B
C D
E F
+ 0,06 + 0,04
+ 0,02 0,00
- 0,03 - 0,07
Konsistensi Perfect
Excellenty Good
Average Fair
Poor A
B C
D
E F
+ 0,04 + 0,03
+ 0,01 0,00
- 0,02 - 0,04
d. Cara Objektif Cara objektif adalah cara menentukan rating performance yang
memperhatikan dua faktor, yaitu faktor kecepatan dan faktor tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama-sama
menentukan performance pekerja.
3.6.3. Tahapan Penentuan Waktu Baku
Dalam menentukan waktu baku, diperlukan besarnya faktor kelonggaran allowance. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa letih fatique dan hambatan-hambatan lain yang tidak terhindarkan. Ketiga hal tersebut merupakan hal yang nyata dibutuhkan oleh
pekerja dan yang selama pengukuran tidak diamati, tidak diukur, tidak dicatat ataupun tidak dihitung.
Sedangkan waktu baku ditentukan berdasarkan hasil dari langkah-langkah yang telah ditentukan di atas. Secara terperinci adalah sebagai berikut :
a. Waktu Terpilih
n x
Wt
i
∑
=
b. Waktu Normal Wn = Wt x Rating Factor
c. Waktu Standar
100 100
Standar Waktu
Allowance x
Wn −
=
3.7. Menghitung Waktu Siklus
10
10
Purnomo, Hari. Ibid.Hal. 123
Metode untuk menghitung waktu siklus ialah dengan mengambil faktorisasi prima dari waktu total elemen kerja perusahaan dan mengkombinasi
bilangan tersebut hingga memenuhi syarat : Waktu elemen kerja terbesar
≤ Waktu Siklus ≤ Waktu Total Metode lain ialah
10
apabila waktu produksi dan target produksi telah ditentukan, maka waktu siklus dapat diketahui dari hasil bagi waktu produksi dan
target produksi. Dalam mendesain keseimbangan lintasan produksi untuk sejumlah produksi tertentu, waktu siklus harus sama atau lebih besar dari waktu
operasi terbesar yang menyebabkan terjadinya bottle neck kemacetan dan waktu siklus juga harus sama atau lebih kecil dari jam kerja efektif per hari dibagi
jumlah produksi per hari, yang secara matematis dinyatakan sebagai berikut :
ti
max
≤ CT ≤ Q
P
Dimana ti
max
= waktu operasi terbesar pada lintasan CT
= waktu siklus P
= Jam kerja efektif per hari Q
= Jumlah produksi per hari
3.8. Pengukuran Waktu Jam Henti
11
3.8.1. Penetapan Tujuan Pengukuran
Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti stop watch sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara
yang paling banyak dikenal, dan karenanya banyak dipakai. Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat
dipertanggungjawabkan maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar
akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah
pengukuran dan lain-lain.
Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal
11
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal.196
penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, beberapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari
hasil pengukuran tersebut. Misalnya jika waktu baku yang akan diperoleh dimaksudkan untuk dipakai
sebagai dasar upah perangsang, maka ketelitian dan keyakinan tentang hasil pengukuran harus tinggi karena menyangkut potensi dan pendapatan buruh
disamping keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Tetapi jika pengukuran dimaksudkan untuk memperkirakan secara kasar bilamana pemesan barang dapat
kembali untuk mengambil pesanannya, maka tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan tidak perlu sebesar tadi.
3.8.2. Melakukan Penelitian Pendahuluan
Yang dicari-cari dari pengukuran waktu adalah waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu suatu
kondisi yang dapat dicari waktu yang pantas tersebut; artinya akan didapat juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan denga kondisi yang
besangkutan. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang sesingkat-singkatnya agar dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dari pekerja-pekerja yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi.
Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu penyelesaian pekerjaan untuk sistem kerja yang dijalankan ketika pengukuran
berlangsung. Jadi waktu penyesuaiannya berlaku hanya untuk sistem tersebut.