dikumpulkan adalah cukup secara objektif. Idealnya pengukuran harus dilakukan dalam jumlah yang banyak, bahkan sampai jumlah yang tak terhingga agar data
hasil pengukuran layak untuk digunakan. Namun pengukuran dalam jumlah yang tak terhingga sulit dilakukan mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada, baik
dari segi tenaga, biaya, waktu, dan sebagainya. Test kecukupan data dapat digunakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2 2
2
40
−
=
∑ ∑
∑
Xi Xi
Xi N
N Dengan :
N = Jumlah data pengamatan N’ = Jumlah data teoritis
Jika N’ N, maka data pengamatan cukup
13
Jika N’ N, maka data pengamatan kurang, dan perlu tambahan data. Nilai K untuk tingkat kepercayaan tertentu dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Tingkat Kepercayaan Tingkat Kepercayaan
Nilai K
≤
68 1
68 1-
α
≤
95 2
95 1-
α
≤
99 3
Nilai S untuk tingkat ketelitian tertentu dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Tingkat Ketelitian Tingkat Ketelitian
Nilai S 5
0,052 10
0.1
3.11. Kelonggaran
14
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Oleh sebab itu kelonggaran perlu ditambahkan kepada waktu normal. Kelonggaran terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Kelonggaran untuk Kebutuhan Pribadi
Yang termasuk ke dalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap
dengan teman sekerja, sekedar untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejemuan dalam kerja.
2. Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa Fatique
Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kualitas. Karenanya salah satu cara untuk menentukan
besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat kapan hasil produksi menurun disebabkan
oleh timbulnya rasa fatique. 3.
Kelonggaran untuk Hambatan-Hambatan Tak Terhindarkan Beberapa contoh yang termasuk ke dalam hambatan tak terhindarkan adalah:
- Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas.
- Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin.
- Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat potong
yang patah, memasang kembali ban yang lepas dan sebagainya.
14
Sutalaksana, op. cit., h. 149-153.