Tempat dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

BP = TR + TM + KR + DC + LL..................................................................2 Keterangan: BP = Biaya perjalanan rata-rata Rp per orang per hari TR = Biaya transportasi Rp per orang per hari TM = Biaya tiket masuk Rp per orang per hari KR = Biaya konsumsi selama berwisata Rp per orang per hari DC = Biaya dokumentasi Rp LL = Biaya lain-lain Rp Koefisien variabel biaya perjalanan diperoleh dari hasil regresi antara variabel jumlah kali kunjungan ke Gunung Dempo dengan variabel biaya perjalanan. Analisis regresi diformulasikan sebagai berikut : Y = b + b 1 X 1 ................................................................................................3 Keterangan: Y = Jumlah kali kunjungan ke Gunung Dempo satu tahun terakhir Kali X 1 = Biaya perjalanan individu Rp Nilai surplus konsumen digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi dari wisata alam Gunung Dempo. Surplus konsumen dapat diukur melalui formula Fauzi 2010: SK = N 2 .........................................................................................................4 2b1 Keterangan: SK = Surplus konsumen Rp per orang N = Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i Orang b1 = Koefisien dari variabel biaya perjalanan Nilai ekonomi wisata alam Gunung Dempo merupakan total surplus konsumen pengunjung dalam suatu periode waktu. Nilai ekonomi wisata alam Gunung Dempo diperoleh dengan menggunakan rumus berikut : NE = SK x JP .................................................................................................5 Keterangan: NE = Nilai ekonomi kawasan wisata dalam satu tahun Rp SK = Surplus konsumen pengunjung per individu per kunjungan Rp per orang JP = Total jumlah pengunjung dalam satu tahun Orang

4.4.2 Analisis Dampak Ekonomi Wisata

Keberadaan wisata alam Gunung Dempo menimbulkan dampak positif berupa dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitarnya. Ukuran yang sering digunakan untuk mengukur dampak dari pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian lokal adalah multiplier effect. Wisatawan dapat membelanjakan uangnya di dalam maupun diluar kawasan wisata. Pengeluaran wisatawan di dalam kawasan wisata akan menjadi pendapatan unit usaha lokal. Unit usaha lokal tersebut akan menyerap tenaga kerja lokal sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Sedangkan pengeluaran wisatawan di luar kawasan wisata dinamakan kebocoran leakage. Aliran sejumlah uang dari pengeluaran wisatawan di kawasan wisata akan memberikan dampak terhadap perekonomian lokal berupa dampak langsung direct effect, tidak langsung indirect effect, dan lanjutan induced effect Vanhove 2005. Ketiga dampak ekonomi tersebut diperoleh dari: - Dampak Langsung D : Pendapatan bersih yang diterima unit usaha. - Dampak Tidak Langsung N : Pendapatan tenaga kerja dan biaya operasional unit usaha di lokasi wisata. - Dampak Lanjutan U : Pengeluaran tenaga kerja di sekitar lokasi wisata untuk kebutuhan sehari-harinya. Pengeluaran wisatawan di dalam kawasan wisata seperti pengeluaran untuk penginapan, konsumsi, dan transportasi lokal akan menjadi pendapatan unit usaha lokal yang disebut dampak langsung. Unit usaha yang menerima manfaat langsung tersebut akan membutuhkan input bahan baku dan tenaga kerja dari sektor lain dan hal ini menimbulkan dampak tidak langsung. Apabila suatu sektor wisata mempunyai tenaga kerja lokal, pengeluaran dari tenaga kerja lokal tersebut akan menimbulkan manfaat lanjutan di suatu lokasi wisata. Marine Ecotourism for Atlantic Area META 2001 menyatakan bahwa terdapat dua tipe pengganda dalam mengukur dampak ekonomi wisata terhadap masyarakat lokal, yaitu : 1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar pengeluaran wisatawan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal.