Dampak Lingkungan Wisata Alam Gunung Dempo

6.3.3 Estimasi Penerimaan Pengelola Wisata untuk Waste Management serta Pengelolaan Limbah yang Seharusnya Dilakukan di Wisata Alam Gunung Dempo Limbah wisata yang dihasilkan di Gunung Dempo belum dianggap penting dan mengancam kegiatan wisata, karena bagi pengelola wisata jumlah limbah yang dihasilkan masih sedikit. Jika dilihat dari perilaku wisatawan yang tidak peduli terhadap kelestarian lingkungan, sebanyak 82.00 Tabel 22 pengunjung membuang sampahnya sembarangan. Hal tersebut akan menjadi masalah kerusakan lingkungan jika dibiarkan terus menerus. Pengelolaan limbah wisata yang hanya mengumpulkan dan mengangkut sampah saja, tidak cukup untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, perlu upaya pengelolaan limbah wisata yang lebih baik lagi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, pengelolaan limbah wisata Gunung Dempo sebaiknya diolah dengan prinsip 3R reduce, reuse, recycle. Jika terdapat kegiatan pengurangan sampah dari sumbernya, penggunaan ulang sampah, dan pendauran ulang sampah, maka akan menghasilkan sisa sampah akhir yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi yang dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah Dephut 2013. Menurut panduan pada Departemen Kehutanan 2013 mengenai pengelolaan sampah, pengelolaan kawasan wisata Gunung Dempo harus mengutamakan prinsip kebersihan dan kelestarian lingkungan. Manajemen limbah wisata yang baik sudah dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP. TNGGP melakukan kegiatan seperti pengisian form barang bawaan atau sampah, pernyataan sampah akan dibawa kembali, larangan membawa limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun, dan tersedianya tempat sampah disekitar jalur pendakian TNGGP 2013. Berbagai kegiatan tersebut dapat diterapkan untuk pengelolaan limbah wisata Gunung Dempo yang lebih baik lagi di masa yang akan datang, sehingga keberlanjutan wisata tetap terjaga. Program-program waste management yang akan diterapkan di wisata alam Gunung Dempo memerlukan unsur biaya. Biaya tersebut dapat diperoleh dari penerimaan kegiatan wisata, yaitu penerimaan dari penjualan tiket dan retribusi unit usaha penginapan. Etimasi total penerimaan pengelola wisata dari kegiatan wisata alam Gunung Dempo selama satu tahun adalah sebesar Rp 152 839 500 Tabel 27. Tabel 27 Estimasi penerimaan pengelola Gunung Dempo dari penjualan tiket dan retribusi penginapan per tahun 2014 Penerimaan pengelola wisata Biaya yang dikeluarkan per hari RP a Jumlah Pengunjung tahun 2013 Orang b - Penjualan tiket 1 500 37 893 Total Rp c= axb 56 839 500 Penerimaan pengelola wisata Biaya yang dikeluarkan per bulan Rp d Biaya yang dikeluarkan per tahun Rp e=dx12 - Retribusi penginapan 8 000 000 96 000 000 Total keseluruhan Rp c+e 152 839 500 Sumber : Disbudpar dan Pengelola Penginapan Gunung Dempo Biaya yang sudah diestimasi ini diharapkan dapat mendukung program waste management di masa yang akan datang. Program-program waste management yang akan diterapkan tersebut juga diharapkan dapat mempertahankan kelestarian alam Gunung Dempo. Terjaganya kelestarian tersebut akan menjaga keberlanjutan wisata yang artinya keberlanjutan manfaat ekonomi masyarakat. VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Objek wisata alam Gunung Dempo memiliki nilai ekonomi sebesar Rp 15 731 771 559. Hal ini menunjukan bahwa wisata alam Gunung Dempo mempuyai nilai sebagai penghasil jasa wisata. Nilai tersebut bisa dirasakan terus menerus jika keberadaan wisata alam Gunung Dempo dapat dijaga dengan melestarikan sumberdaya alam dan lingkungannya. 2. Nilai dampak ekonomi yang diperoleh dari nilai Keynesian Income Multiplier yaitu sebesar 0.5, nilai Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 2.2, dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2.9. Nilai Keynesian Income Multiplier yang diperoleh diantara angka nol dan satu 0X1, artinya pengaruh terhadap perekenomian lokal rendah. Sedangkan nilai Ratio Income Multiplier Tipe I dan Tipe II yang diperoleh lebih dari satu 1, artinya pengaruh terhadap peningkatan pendapatan pemilik unit usaha dan pendapatan tenaga kerja lokal besar. Pengunjung berpendapat bahwa kegiatan wisata alam Gunung Dempo saat ini masih baik. Artinya, kegiatan wisata di Gunung Dempo belum memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, baik terhadap kebersihan, kualitas air, kualitas udara, dan pengelolaan limbah. 3. Pengelolaan limbah di Gunung Dempo belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga, karena masih berupa pengumpulan dan pengangkutan sampah. Belum ada pengelolaan limbah dengan metode 3R reduce, reuse, recycle.