Penelitian Terdahulu Kajian Dampak Ekonomi dan Pengelolaan Limbah Wisata Alam Gunung Dempo di Pagar Alam, Sumatera Selatan

Tabel 3 menyajikan matriks keterkaitan antara sumber data dan metode analisis data untuk menjawab tujuan penelitian. Tabel 3 Matriks metode analisis data Tujuan Penelitian Jenis Data yang Diperlukan Sumber Data Metode Analisis Data Nilai ekonomi wisata alam Gunung Dempo - Data jumlah kunjungan wisata alam selama satu tahun terakhir - Biaya perjalanan Data dari pengelola dan wawancara dengan pengunjung Travel Cost Method Dampak ekonomi dan lingkungan wisata alam Gunung Dempo - Biaya perjalanan pengunjung - Pendapatan dan pengeluaran unit usaha dan tenaga kerja lokal - Kualitas lingkungan, upaya pengelolaan limbah, perilaku pengunjung ketika tidak ditemukan sampah, dan kecukupan tempat sampah Wawancara kepada pengunjung, unit usaha, tenaga kerja lokal, dan pengelola wisata alam Gunung Dempo Keynesian Multiplier Analisis deskriptif kualitatif Pengelolaan limbah wisata alam Gunung Dempo - Estimasi limbah wisata yang dihasilkan - Kondisi pengelolaan limbah di Gunung Dempo saat ini - Estimasi biaya pengelolaan limbah - Manajemen limbah wisata yang sebaiknya dilakukan di Gunung Dempo - Estimasi penerimaan pengelola dari kegiata wisata Wawancara kepada pengelola wisata, Disbudpar, dan Dinas Kebersihan Pagar Alam Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif

4.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisata dan Valuasi Ekonomi Wisata

Nilai ekonomi wisata alam Gunung Dempo diestimasi dengan menggunakan metode biaya perjalanan travel cost method. Menurut Fauzi 2010, nilai ekonomi wisata dapat diperoleh dengan membentuk fungsi permintaan terlebih dahulu. Fungsi permintaan diestimasi dengan pendekatan Individual Travel Cost Method ITCM. Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah metode regresi linear berganda. Adapun fungsi kunjungan wisata tiap individu per tahun adalah sebagai berikut: Y = bo + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 +b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 +e ..........1 Keterangan: Y = Jumlah kali kunjungantahun ke Gunung Dempo Kali X1 = Biaya perjalanan individu ke Gunung Dempo Rp X2 = Pendapatan total Rp X3 = Usia responden Tahun X4 = Jarak tempuh ke wisata alam Gunung Dempo Km X5 = Lama mengetahui objek wisata Tahun X6 = Jumlah tanggungan keluarga Orang X7 = Lama pendidikan Tahun X8 = Waktu yang dihabiskan di kawasan wisata Jam e = error term Hipotesis dari model regresi linear berganda jumlah kunjungan wisatawan adalah sebgai berikut: 1. Biaya perjalanan X1 akan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan. Semakin besar biaya perjalanan, maka jumlah kunjungan akan semakin menurun. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi yang menyatakan bahwa apabila harga semakin meningkat, maka konsusmen akan mengurangi jumlah barang yang dikonsumsinya. 2. Pendapatan responden X2 akan berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka jumlah kunjungan akan semakin meningkat. Seseorang yang berpendapatan lebih tinggi akan lebih sering melakukan kegitan wisata dibandingkan seseorang yang berpendapatan rendah. 3. Usia X3 akan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan, karena wisata di Gunung Dempo merupakan wisata fisik yang biasanya sulit untuk seseorang yang lanjut usia. 4. Jarak tempuh ke wisata alam Gunung Dempo X4 akan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan. Semakin jauh jarak tempat tinggal wisatawan ke lokasi wisata, maka jumlah kunjungan akan semakin menurun. Hal tersebut karena jika seseorang bertempat tinggal jauh dari lokasi wisata, maka ia akan mengeluarkan biaya perjalanan yang lebih besar sehingga wisatawan mengurangi frekuensi kunjungannnya. 5. Lama mengetahui keberadaan wisata alam Gunung Dempo X5 akan berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan. Semakin lama wisatawan mengetahui keberadaan kawasan wisata, maka jumlah kunjungan akan semakin meningkat. 6. Jumlah tanggungan keluarga X6 akan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga, maka jumlah kunjungan akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan, jika jumlah tanggungan semakin besar maka wisatawan akan semakin besar dalam mengeluarkan biaya perjalanan. 7. Lama pendidikan X7 akan berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan. Semakin lama pendidikan wisatawan, maka jumlah kunjungan akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu belajar wisatawan sehingga membutuhkan lebih banyak waktu liburan diluar dari rutinitas keseharian. 8. Waktu yang dihabiskan di lokasi wisata X8 akan berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan. Semakin lama wisatawan menghabiskan waktunya di lokasi wisata, maka jumlah kunjungan di kawasan wisata akan semakin meningkat. Uji parameter perlu dilakukan dalam analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apakah fungsi permintaan tersebut layak atau tidak. Uji parameter tersebut antara lain adalah: 1. Uji R 2 Menurut Gujarati 2007, koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur kecocokan dan kesesuaian dari suatu garis regresi. Secara verbal, R 2 mengukur bagian atau persentase total variasi Y yang dijelaskan oleh model regresi. 2. Uji Statistik F Menurut Juanda 2009, uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel- variabel independen yang digunakan dalam model secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 3. Uji t Menurut Juanda 2009, uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel- variabel independen yang digunakan satu per satu berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya variabel dependen. 4. Uji Normalitas Menurut Gujarati 2007, uji normalitas digunakan untuk mengetahui data menyebar normal secara statistik. Model regresi linear pada uji normalitas ini harus memenuhi asumsi bahwa faktor kesalahan mempunyai nilai rata- rata sebesar nol dan dinotasikan dengan e i ~ N0, σ 2 . 5. Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas berarti varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Model persamaan yang diperoleh dari suatu penelitian terkadang mengalami masalah heteroskedastisitas. Konsekuensi dari heteroskedastisitas salah satunya yaitu penduga OLS tidak lagi efisien Gujarati 2007. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat pola titik-titik variabel bebas pada grafik regresi, apabila sebaran titik-titik tidak mengumpul pada satu titik maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. 6. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah bebas berkorelasi tinggi antara peubah satu dengan yang lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, maka dapat dilihat dari output komputer, dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan terdapat multikolinearitas dalam model Juanda 2009. 7. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian terhadap model regresi linear untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antar nilai sisaan error. Cara mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan pegujian Durbin Watson DW Gujarati 2007. Menurut Fauzi 2014 biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung dalam satu kali perjalanan wisata meliputi biaya transportasi, biaya tiket masuk wisata, pengeluaran ditempat rekreasi biaya konsumsi, biaya dokumentasi, dan biaya untuk keperluan lainnya. Rumus perhitungan biaya perjalanan, yaitu : BP = TR + TM + KR + DC + LL..................................................................2 Keterangan: BP = Biaya perjalanan rata-rata Rp per orang per hari TR = Biaya transportasi Rp per orang per hari TM = Biaya tiket masuk Rp per orang per hari KR = Biaya konsumsi selama berwisata Rp per orang per hari DC = Biaya dokumentasi Rp LL = Biaya lain-lain Rp Koefisien variabel biaya perjalanan diperoleh dari hasil regresi antara variabel jumlah kali kunjungan ke Gunung Dempo dengan variabel biaya perjalanan. Analisis regresi diformulasikan sebagai berikut : Y = b + b 1 X 1 ................................................................................................3 Keterangan: Y = Jumlah kali kunjungan ke Gunung Dempo satu tahun terakhir Kali X 1 = Biaya perjalanan individu Rp Nilai surplus konsumen digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi dari wisata alam Gunung Dempo. Surplus konsumen dapat diukur melalui formula Fauzi 2010: SK = N 2 .........................................................................................................4 2b1 Keterangan: SK = Surplus konsumen Rp per orang N = Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i Orang b1 = Koefisien dari variabel biaya perjalanan Nilai ekonomi wisata alam Gunung Dempo merupakan total surplus konsumen pengunjung dalam suatu periode waktu. Nilai ekonomi wisata alam Gunung Dempo diperoleh dengan menggunakan rumus berikut : NE = SK x JP .................................................................................................5 Keterangan: NE = Nilai ekonomi kawasan wisata dalam satu tahun Rp SK = Surplus konsumen pengunjung per individu per kunjungan Rp per orang JP = Total jumlah pengunjung dalam satu tahun Orang