Nilai Ekonomi Objek Wisata Alam Gunung Dempo

Tabel 17 Dampak ekonomi tidak langsung di wisata alam Gunung Dempo tahun 2014 Jenis tenaga kerja Jumlah Tenaga Kerja a Pendapatan Tenaga Kerja Rp b Total pendapatan Tenaga Kerja Rp c=ab Total pengeluaran unit usaha di dalam kawasan Rp d Total dampak ekonomi tidak langsung Rp e=c+d Penjaga tiket 5 1 000 000 5 000 000 5 000 000 Parkir 2 725 000 1 450 000 1 450 000 Petugas kebersihan 8 1 200 000 9 600 000 9 600 000 Unit usaha Rumah makan 5 600 000 3 000 000 6 200 000 9 200 000 Kios makanan biasa 1 700 000 1 700 000 Kios makanan dan pakaian 300 000 300 000 Kios makanan dan parkir 1 300 000 1 300 000 Pedagang makanan 1 200 000 1 200 000 Cenderamata 9 416 667 3 750 000 11 650 000 15 400 000 Penginapan 49 886 667 43 466 683 12 000 000 55 446 683 Toilet 50 000 50 000 Total 78 4 828 334 66 266 683 34 400 000 100 646 683 Tabel 17 menunjukkan total dampak ekonomi tidak langsung terbesar di objek wisata alam Gunung Dempo diperoleh oleh unit usaha penginapan yaitu Rp 55 446 683. Hal ini dikarenakan unit usaha penginapan merupakan unit usaha yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibanding dengan unit usaha lainnya. Dampak ekonomi tidak langsung paling kecil di objek wisata alam Gunung Dempo diperoleh unit usaha toilet yaitu Rp 50 000. Hal ini disebabkan total pengeluaran di dalam kawasan wisata unit usaha toilet jauh lebih kecil dibanding unit usaha lainnya. Unit usaha toilet hanya mengeluarkan biaya yang kecil untuk pemeliharaan toilet seperti pembelian sabun dan sikat untuk membersihkan toilet. Tidak adanya tenaga kerja untuk unit usaha kios makanan, pedagang makanan, dan toilet dikarenakan unit usaha tersebut dikelola sendiri. Total dampak ekonomi tidak langsung di objek wisata alam Gunung Dempo adalah Rp 100 646 683.

6.2.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan

Dampak ekonomi lanjutan dilihat dari proporsi pengeluaran tenaga kerja untuk kebutuhan mereka masing-masing seperti kebutuhan biaya pangan, biaya transportasi, biaya sekolah anak, dan biaya listrik. Data mengenai proporsi pengeluaran tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 18 dan perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 12. Tabel 18 Proporsi rata-rata pengeluaran responden tenaga kerja per bulan di wisata alam Gunung Dempo tahun 2014 Proporsi pengeluaran di dalam kawasan per bulan Proporsi pengeluran di luar kawasan per bulan Tenaga kerja Biaya pangan a Biaya transportasi b Biaya sekolah anak c Total Biaya listrik d Total Penjaga tiket 78.32 16.00 0.00 94.32 5.68 5.68 Parkir 66.18 6.62 22.06 94.85 5.15 5.15 Petugas kebersihan 56.57 16.53 17.93 91.04 8.96 8.96 Unit usaha rumah makan 67.14 8.48 14.13 89.75 10.35 10.25 Unit usaha cenderamata 79.92 11.27 0.00 91.19 8.81 8.81 Unit usaha penginapan 52.03 35.57 3.84 91.44 8.56 8.56 Rata-rata 66.69 15.75 9.66 92.10 7.90 7.90 Berdasarkan tabel 18 dapat dilihat pengeluaran di kawasan wisata lebih besar daripada pengeluaran di luar kawasan wisata. Hal ini dikarenakan sebagian besar tenaga kerja merupakan penduduk asli di sekitar Kecamatan Pagar Alam Selatan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari masih di dalam kawasan. Proporsi rata-rata pengeluaran tenaga kerja terbesar adalah biaya pangan dengan proporsi sebesar 66.69, sedangkan besarnya proporsi rata-rata pengeluaran tenaga kerja untuk biaya transportasi dan biaya sekolah anak adalah 15.75 dan 9.66. Biaya listrik merupakan kebocoran sehingga tidak termasuk biaya pengeluaran di dalam kawasan wisata yang penerimaannya masuk ke pendapatan Perusahaan Listrik Negara PLN. Dampak ekonomi lanjutan di objek wisata alam Gunung Dempo diperoleh dari hasil pengalian antara total jumlah tenaga kerja, pengeluaran di sekitar Gunung Dempo, dan proporsi pengeluaran di sekitar Gunung Dempo. Dari hasil perhitungan diperoleh dampak ekonomi lanjutan di objek wisata Gunung Dempo sebesar Rp 58 016 468. Data mengenai dampak ekonomi lanjutan dapat dilihat pada Tabel 19.