Ratio Income Multiplier tipe II sebesar 2.9 artinya setiap kenaikan 1 rupiah penerimaan unit usaha maka akan berpengaruh meningkatkan sebesar 2.9 rupiah
pada pendapatan pemilik unit usaha, pendapatan tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja ditingkat lokal.
Dampak ekonomi yang terjadi di wisata alam Gunung Dempo dikatakan rendah karena nilai Keynesian Income Multiplier yang diperoleh diantara angka
nol dan satu 0X1 META 2001. Hal ini dikarenakan proporsi leakages tingkat kebocoranpengeluaran wisatawan di luar kawasan wisata lebih besar
daripada spending tourist pengeluaran wisatawan di kawasan wisata. Sedangkan nilai Ratio Income Multiplier Tipe I dan Ratio Income Multiplier Tipe II yang
diperoleh dapat dikatakan mampu memberikan dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya karena nilai tersebut lebih besar dari satu META 2001. Hal
ini menunjukan keberadaan objek wisata alam Gunung Dempo di Pagar Alam memiliki arti penting bagi perekonomian masyarakat, sehingga perlu
dipertahankan agar masyarakat dapat terus merasakan manfaat ekonomi dari kegiatan wisata alam Gunung Dempo. Perlu diupayakan agar kebocoran dapat
diminimalisir. Semestinya hasil penjualan tiket wisata alam alam Gunung Dempo dapat dialokasikan untuk mendukung program pengelolaan limbah wisata
sehingga dapat membantu upaya kelestarian lingkungan yang merupakan objek utama wisata alam Gunung Dempo.
6.2.2 Dampak Lingkungan Wisata Alam Gunung Dempo
Dampak lingkungan wisata alam Gunung Dempo dilihat dari kualitas lingkungan yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan wisata. Kualitas lingkungan
yang dinilai oleh responden adalah kebersihan kawasan wisata, kualitas udara, kualitas air, dan pengelolaan limbah yang sudah dilakukan pengelola wisata.
Penilaian kualitas lingkungan ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana kondisi lingkungan yang terjadi akibat adanya kegiatan wisata. Penilaian terhadap
kualitas lingkungan oleh pengunjung di wisata alam Gunung Dempo dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Persepsi responden pengunjung terhadap kualitas lingkungan di wisata alam Gunung Dempo Tahun 2014
Keterangan Proporsi
Sangat Buruk
Buruk Sedang
Baik Sangat
Baik Total
Kebersihan 0.00
5.00 40.00
43.00 12.00
100.00 Kualitas udara
0.00 0.00
4.00 71.00
25.00 100.00
Kualitas air 0.00
0.00 3.00
75.00 22.00
100.00 Pengelolaan limbah
0.00 0.00
3.00 80.00
17.00 100.00
Rata-rata 0.00
1.25 12.5
67.25 19.00
100.00
Penilaian responden pengunjung secara umum terhadap kebersihan, kualitas udara, kualitas air, dan pengelolaan limbah di Gunung Dempo saat ini masih baik.
Artinya, Gunung Dempo belum memberikan dampak negatif. Selain persepsi responden pengunjung terhadap kualitas lingkungan, juga dinilai perilaku
pengunjung ketika tidak ditemukan tempat sampah dan persepsi terhadap kecukupan tempat sampah yang dijelaskan pada Tabel 22.
Tabel 22 Perilaku pengunjung ketika tidak ditemukan tempat sampah dan persepsi kecukupan tempat sampah Tahun 2014
Keterangan Proporsi
Perilaku pengunjung ketika tidak
ditemukan tempat sampah
Dibuang Disimpan
Total 82.00
18.00 100.00
Kecukupan tempat sampah
Cukup Tidak Cukup
Total 71.00
29.00 100.00
Tabel 22 menjelaskan mengenai perilaku pengunjung ketika tidak ditemukan tempat sampah. Sebanyak 82.00 pengunjung membuang sampahnya
sembarangan, seperti di pinggir jalan maupun di jalur pendakian, sedangkan 71.00 pengunjung mengatakan cukup terhadap tempat sampah yang ada. Dapat
disimpulkan bahwa masih banyak pengunjung yang kurang peduli akan kebersihan dan kelestarian lingkungan sehingga mereka masih membuang sampah
sembarangan. Hal ini dikarenakan sebagian besar pengunjung merupakan pengunjung yang berusia muda yaitu 21-30 tahun Tabel 7, dimana nilai
kepedulian terhadap kebersihan masih rendah. Hal ini juga ditambah dengan aturan terhadap pengelolaan sampah pengunjung di wisata alam Gunung Dempo
yang belum jelas. Masalah tersebut dikhawatirkan akan mengancam kelestarian Gunung Dempo sehingga kegiatan wisata akan hilang dan manfaat ekonomi yang
dirasakan masyarakat dapat berkurang bahkan hilang.