Nilai Efek Pengganda Dampak Ekonomi

sebesar Rp 150 000 000 untuk pemeliharaan dan perawatan perawatan pohon, jalan, dan infrastruktur lainnya, namun tidak ada alokasi dana untuk pengelolaan limbah wisata. Estimasi biaya pengelolaan limbah berupa kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah, meliputi biaya pengangkutan sampah, biaya operasional mobil sampah, dan upah tenaga kerja. Total biaya pengelolaan limbah wisata alam Gunung Dempo yang dikeluarkan dalam satu tahun adalah Rp 169 200 000 Tabel 26. Selama ini biaya tersebut ditanggung oleh Dinas Kebersihan Kota Pagar Alam, sehingga pengelola wisata tidak mengalokasikan dana untuk biaya tersebut. Tabel 26 Biaya pengelolaan limbah wisata alam Gunung Dempo tahun 2014 Keterangan per hari Rp a per bulan Rp b=ax12 per tahun Rp c=bx12 Biaya pengangkutan sampah ke TPS dan TPA 250 000 3 000 000 36 000 000 Keterangan per hari Rp d= e30 per bulan Rp e per tahun Rp f=ex12 Biaya operasional 2 mobil sampah 50 000 1 500 000 18 000 000 Upah tenaga kerja - 2 orang sopir - 6 orang tukang sapu 80 000 240 000 2 400 000 7 200 000 28 800 000 86 400 000 Total biaya keseluruhan g= c+f 169 200 000 Sumber : Dinas Kebersihan Kota Pagar Alam 2014a 6.3.3 Estimasi Penerimaan Pengelola Wisata untuk Waste Management serta Pengelolaan Limbah yang Seharusnya Dilakukan di Wisata Alam Gunung Dempo Limbah wisata yang dihasilkan di Gunung Dempo belum dianggap penting dan mengancam kegiatan wisata, karena bagi pengelola wisata jumlah limbah yang dihasilkan masih sedikit. Jika dilihat dari perilaku wisatawan yang tidak peduli terhadap kelestarian lingkungan, sebanyak 82.00 Tabel 22 pengunjung membuang sampahnya sembarangan. Hal tersebut akan menjadi masalah kerusakan lingkungan jika dibiarkan terus menerus. Pengelolaan limbah wisata yang hanya mengumpulkan dan mengangkut sampah saja, tidak cukup untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, perlu upaya pengelolaan limbah wisata yang lebih baik lagi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, pengelolaan limbah wisata Gunung Dempo sebaiknya diolah dengan prinsip 3R reduce, reuse, recycle. Jika terdapat kegiatan pengurangan sampah dari sumbernya, penggunaan ulang sampah, dan pendauran ulang sampah, maka akan menghasilkan sisa sampah akhir yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi yang dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah Dephut 2013. Menurut panduan pada Departemen Kehutanan 2013 mengenai pengelolaan sampah, pengelolaan kawasan wisata Gunung Dempo harus mengutamakan prinsip kebersihan dan kelestarian lingkungan. Manajemen limbah wisata yang baik sudah dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP. TNGGP melakukan kegiatan seperti pengisian form barang bawaan atau sampah, pernyataan sampah akan dibawa kembali, larangan membawa limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun, dan tersedianya tempat sampah disekitar jalur pendakian TNGGP 2013. Berbagai kegiatan tersebut dapat diterapkan untuk pengelolaan limbah wisata Gunung Dempo yang lebih baik lagi di masa yang akan datang, sehingga keberlanjutan wisata tetap terjaga. Program-program waste management yang akan diterapkan di wisata alam Gunung Dempo memerlukan unsur biaya. Biaya tersebut dapat diperoleh dari penerimaan kegiatan wisata, yaitu penerimaan dari penjualan tiket dan retribusi