56
6.5.3 Arus Biaya-Manfaat
Arus biaya manfaat diperlukan untuk mengetahui seberapa layak investasi usaha pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 ini. Karena proyek ini dinilai pada
2014 sementara sudah mulai berjalan pada 2008, maka penilaian analisis finansial ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana kelayakan investasi dalam empat
tahun terakhir dan bagaimana perkembangannya untuk beberapa tahun ke depan. Berdasarkan hasil pengolahan data perhitungan kelayakan investasi selama 20
tahun yang terlampir pada Lampiran 1, maka didapatkan hasil pada Tabel 15. Tabel 15 Hasil kriteria investasi pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 PT. X
No. Kriteria
Hasil 1.
Net Present Value
Rp 110 997 445 852
2. Net Benefit Cost Ratio
3 3.
Internal Rate of Return 17
4. Payback Period
8
Sumber : Hasil Analisis Data 2014
Berdasarkan tabel di atas, dengan pertimbangan suku bunga 10,5 diperoleh nilai NPV sebesar Rp 110 997 445 852 yang artinya proyek layak
dijalankan, karena nilai NPV yang positif menjelaskan bahwa proyek akan memberikan pengembalian bersih positif Rp 110 997 445 852 selama jangka
waktu proyek. Nilai Net BC sebesar 3 menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang
dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 3. Artinya dengan kriteria Net BC, proyek ini layak untuk dilanjutkan.
Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 17. karena IRR lebih besar dari discout rate yang ditetapkan 10,5, maka proyek dinilai layak, karena IRR
mencerminkan kemampuan usaha untuk memberikan pengembalian modal. Jika IRR lebih besar dari discout rate, artinya IRR akan membuat nilai NPV yang
lebih besar dari nol, atau berati proyek akan memberikan manfaat bersih positif selama masa pelaksanaan proyek.
Investasi usaha pengelolaan dan pemanfaatan limbah B3 oleh PT. X akan kembali pada tahun yang dicerminkan dari nilai pay back periode sebesar 8, atau
akan memberikan pengembalian atas biaya-biaya investasi pada tahun ke delapan.
57 Sehingga, berdasarkan keempat kriteria penilaian tersebut, pengelolaan dan
pemanfaatan limbah B3 oleh PT. X layak untuk tetap dijalankan.
6.6 Analisis
Switching Value
Analisis switching value digunakan untuk mengetahui bagaimana keberlanjutan proyek ketika ada perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
proyek yang mempengaruhi masa depan proyek. Dalam penilaian kelayakan usaha pengolahan dan pemanfaatan B3 ini, skenario yang diberlakukan adalah
perubahan jumlah B3 yang masuk ke perusahaan. Hal ini tidak saja mempengaruhi jumlah penerimaan dari pengolahan limbah, tapi juga jumlah
produk hasil pemanfaatan yang bisa dijual, karena jumlah limbah yang masuk akan mempengaruhi pemanfaatannya. Dengan menggunakan analisis switching
value hasil perhitungan pada Lampiran 2, usaha pengolahan dan pemanfaatan B3 ini akan hanya akan layak jika penurunan jumlah input masukan limbah B3
tidak kurang dari 30. Dengan kata lain jumlah masukan limbah haruslah minimal sama dengan 70 dari kapasitas alat pengolah, karena jika jumlah
limbah kurang dari itu, usaha ini menjadi tidak layak dijalankan, baik dari sisi penilaian NPV yang tidak lebih dari satu, dan nilai IRR yang tidak lebih dari
10,5, seperti yang dijelaskan pada Tabel 16. Tabel 16 Perubahan kriteria kelayakan ketika terjadi penurunan jumlah
masukan B3
No. Perubahan
Penurunan Jumlah B3
Kriteria Kelayakan NPV
Rp Net BC
IRR IRR
1. 25
Rp50.358.807.116 2
12
2. 30
Rp36.732.426.077
2 11
3. 35
Rp23.106.045.038
1 10
Hasil Analisis Data 2014