Biaya Tetap Biaya Operasional

55

6.5.2.4 Pengolahan limbah solvent

Setiap limbah solvent yang diolah dengan mesin destilasipenjernih dibayar dengan harga Rp 1500L. Setiap harinya, jumlah limbah yang masuk untuk diolah dengan mesin penjernih adalah 200 L. Sehingga total penerimaan pengolahan limbah solvent adalah jumlah limbah yang masuk dikalikan dengan harga jasanya yaitu Rp 300 000 per harinya, atau sebesar Rp 93 600 000 per tahun.

6.5.2.5 Penjualan produk paving block

Limbah fly ashbottom ash dan sands foundry yang diangkut oleh PT. X dari perusahaan-perusahaan pelanggan adalah menjadi milik PT. X dan PT. X berhak melakukan serangkaian tindakan atas limbah tersebut, termasuk pemanfaatan menjadi paving block. Hal ini menguntungkan bagi PT. X karena selain menerima pembayaran atas jasa pengangkutan, limbah juga dapat dimanfaatkan. Artinya, dapat menghemat bahan baku seperti pasiraltras, jika pembuatan paving block dibuat tanpa limbah-limbah tersebut. Paving block dijual dengan harga maksimal Rp 1500pcs. Total produksi paving block dalam sehari mencapai 30 000 pcs setiap harinya. Sehingga total penerimaan dari penjualan paving block adalah sebesar Rp 45 000 000 setiap harinya, atau sebesar Rp14.040.000.000 setiap tahunnya

6.5.2.6 Penjualan produk low grade paper

Sama halnya dengan limbah fly ashbottom ash, PT. X juga memanfaatkan limbah sludge IPAL untuk dijadikan kertas, sehingga menjadi tambahan pemasukan bagi perusahaan. Low grade paper dijual dengan harga Rp 500kg, dan hari mampu menghasilkan 33 ton kertas. Sehingga total penerimaan dari penjualan low grade paper adalah Rp 33 000 000 per harinya atau Rp10 296 000 000 setiap tahunnya. Berdasarkan identifikasi komponen-komponen manfaat pengolahan dan pemanfaatan B3 oleh PT X, maka diperolehlah penerimaan total PT. X sbesar Rp 54 044 640 000 setiap tahunnya. 56

6.5.3 Arus Biaya-Manfaat

Arus biaya manfaat diperlukan untuk mengetahui seberapa layak investasi usaha pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 ini. Karena proyek ini dinilai pada 2014 sementara sudah mulai berjalan pada 2008, maka penilaian analisis finansial ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana kelayakan investasi dalam empat tahun terakhir dan bagaimana perkembangannya untuk beberapa tahun ke depan. Berdasarkan hasil pengolahan data perhitungan kelayakan investasi selama 20 tahun yang terlampir pada Lampiran 1, maka didapatkan hasil pada Tabel 15. Tabel 15 Hasil kriteria investasi pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 PT. X No. Kriteria Hasil 1. Net Present Value Rp 110 997 445 852 2. Net Benefit Cost Ratio 3 3. Internal Rate of Return 17 4. Payback Period 8 Sumber : Hasil Analisis Data 2014 Berdasarkan tabel di atas, dengan pertimbangan suku bunga 10,5 diperoleh nilai NPV sebesar Rp 110 997 445 852 yang artinya proyek layak dijalankan, karena nilai NPV yang positif menjelaskan bahwa proyek akan memberikan pengembalian bersih positif Rp 110 997 445 852 selama jangka waktu proyek. Nilai Net BC sebesar 3 menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 3. Artinya dengan kriteria Net BC, proyek ini layak untuk dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 17. karena IRR lebih besar dari discout rate yang ditetapkan 10,5, maka proyek dinilai layak, karena IRR mencerminkan kemampuan usaha untuk memberikan pengembalian modal. Jika IRR lebih besar dari discout rate, artinya IRR akan membuat nilai NPV yang lebih besar dari nol, atau berati proyek akan memberikan manfaat bersih positif selama masa pelaksanaan proyek. Investasi usaha pengelolaan dan pemanfaatan limbah B3 oleh PT. X akan kembali pada tahun yang dicerminkan dari nilai pay back periode sebesar 8, atau akan memberikan pengembalian atas biaya-biaya investasi pada tahun ke delapan.