60
VII. SKENARIO PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN YANG EFEKTIF
7.1 Pertimbangan dalam Pengelolaan Limbah Batu Bara fly ash
Peningkatan penggunaan jumlah batu bara sebagai bahan bakar tentu akan mengakibatkan peningkatan jumlah sisalimbah pembakaran yang biasa disebut
dengan fly ash. Menurut Badan Pusat Statistik BPS Pada tahun 2010 di Provinsi jawa Barat saja, penggunaan batu bara sebagai bahan bakar mencapai 1 140 984
266 kg dan meningkat terutama sejak kenaikan BBM pada 2013. Dan seperti yang dijelaskan sebelumnya, menurut Kementerian Lingkungan Hidup, setiap
pembakaran 1 ton batu bara akan menghasilkan sebanyak 15-17 abu batu bara fly ash. Itu artinya, dari pembakaran 1 140 984 266 kg batu bara maka akan
menghasilkan sekitar 182 557,5 ton abu batu bara untuk provinsi Jawa Barat saja. Jika abu batu bara ini didumping di landfill maka, membutuhkan luas lahan yang
sangat besar. Oleh sebab itu diperlukan tindakan untuk mengatasi permasalahan ini. Alternatif pemecahan permasalahan limbah batu bara ini adalah apakah
dengan menyerahkan ke pihak ke tiga, atau dengan memanfaatkan limbah ini sehingga memberikan nilai tambah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT. X, setiap perusahaan harus menyerahkan limbah batu bara minimal 10 ton setiap harinya. Sehingga untuk
membatasi penelitian ini, setiap perusahaan diasumsikan memiliki limbah setidaknya 10 ton per hari.
7.1.1 Perhitungan Ekonomi Jika Menyerahkan ke Pihak Ketiga
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT. X PT. X dalam hal ini adalah sebagai pihak ketiga, biaya yang harus dibayarkan oleh pelanggan tipping
fee untuk menangani abu batu bara adalah Rp 200kg. Jika limbah yang dihasilkan adalah sebesar 10 ton setiap harinya, maka biaya total pengolahan
limbah ini dijelaskan pada Tabel 17. Tabel 17 Biaya pengelolaan limbah fly ash oleh pihak ketiga
Alternatif Pengangkutan
Tipping Fee per kg material
Material Total Cost
Jasa Pihak ketiga Rp 200kg
10 ton Rp 2.000.000
Sumber : Hasil Analsisis Data 2014
61
7.1.2 Perhitungan Ekonomi Jika Memanfaatkan Limbah Menjadi Paving
Block
Jika limbah batu bara dimanfaatkan untuk menjadi paving block, maka keuntungan yang diperoleh adalah biaya pengangkutan ke pihak ketiga yang dapat
dihemat, serta penjualan produk. Tetapi yang menjadi pertimbangan adalah adanya biaya investasi dan operasional untuk proses pembuatan paving block.
Informasi mengenai biaya-biaya dan jumlah pemasukan berikut ini diperoleh dari PT. X.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setiap perusahaan pelanggan rata-rata menghasilkan limbah fly ash sebanyak 10 ton per hari. Jika 10 ton limbah ini
dimanfaatkan untuk paving block, maka akan dihasilkan sebanyak 2900 pcs paving block. Itu artinya membutuhkan sebuah mesin press batako tahun dengan
kapasitas 3000 pcs per mesinnya. Biaya investasi untuk memanfaatkan limbah batu bara fly ash menjadi paving block dijelaskan pada Tabel 18.
Tabel 18 Biaya investasi pemanfaatan limbah batu bara fly ash menjadi paving block
No .
Komponen Investasi
Jumlah Umur
Teknis tahun
Harga Satuan Rp
Biaya Investasi Total Rp
Biaya Investasi
Total Harian Rp
1. Lahan dan
bangunan 472m
2
20 2 150 000
1 013 807 917 162 469
2. Mesin
Press 1
5 35 000 000
35 000 000 22 436
3. Crusher
1 5
9 000 000 9 000 000
5 769 4.
Mixer 1
5 5 500 000
5 500 000 3 526
5. Safety tools
helmet, boots,dll
1 set 1
1 950 000 1 950 000
6 250 6.
Peralatan lain sekop,
ember, cangkul,
1set 1
575 000 575 000
1 843 Total Biaya Investasi
202 293
Umur teknis 5 tahun Sumber : Hasil Analisis Data 2014
62 Biaya Operasional :
1. Tenaga kerja mekanik adalah tenaga kerja yang mengawasi kegiatan agar
berjalan sesuai dengan prosedur dan kaidah-kaidah keselamatan dan kesehatan kerja K3, melakukan transaksi, dan mengambil keputusan. Upah
tenaga kerja berdasarkan UMK Kabupaten karawang adalah Rp 2 447 450 sehingga biaya upah harian adalah Rp 188 265,38.
2. Buruh bertugas untuk produksi paving block mulai dari pencampuran bahan,
pencetakan, penjemuran, hingga pengangkutan ke alat angkut. Upah yang dibayarkan adalah Rp 175pcs, dengan asumsi jumlah paving block yang
dihasilkan adalah sebanyak 2900 pcs per per hari, maka upah harian adalah Rp 507 500borongan setiap harinya.
3. Altras digunakan sebagai bahan campuran paving block. Komposisi altras
yang digunakan oleh PT. X adalah sebesar 25, namun karena satu perusahaan biasanya hanya menghasilkan 1 jenis limbah batu bara saja,
untuk memenuhi komposisi paving block, kebutuhan altras mencapai 60, yaitu sekitar 17,4 ton atau 12,42 kubik. sehingga kebutuhan altras
setiap harinya sebesar Rp 1 600 000.
4. Semen digunakan sebagai bahan campuran paving block dengan komposisi
semen adalah sebesar 5, sehingga setiap produksi membutuhkan semen sebanyak 29 sak, dengan harga 1 sak semen adalah Rp 60 000, sehingga
biaya semen per hariannya adalah 1 740 000. 5.
Biaya maintanance berupa penggulungan mesin press 1x dalam tiga bulan yaitu sebesar Rp 800 000 sehingga biaya rataan adalah Rp 10 256,41hari.
Biaya-biaya operasional pemanfaatan limbah menjadi paving block dijelaskan pada Tabel 19.