Dana Dedikasi Lingkungan Pendanaan Lingkungan

19 pinjamannya : jumlah maksimum pinjaman 3 milyar, suku bunga pinjaman 9-14, masa pengembalian 3-10 tahun, masa tenggang waktu pembayaran bunga dan pokok 0-3 tahun. 3 IEPC-KfW II Industrial Efficiency and Pollution Control-Kreditandstalt fur Wiederaufbau tahap II Program ini adalah bantuan dari pemerintah Jerman yang memberikan bantuan pinjaman lunak bagi usaha kecil dan menengah UKM nasional yang memiliki aset kurang dari 10 milyar dalam investasi bidang pencegahan dan pengendalian pencemaran seperti bahan kimia dan suku cadang , efisiensi produksi, serta bantuan teknis. Bentuk pinjamannya : jumlah maksimum pinjaman 5 milyar, suku bunga pinjaman tergantung pada bank penyalur masa pengembalian 3-10 tahun, masa tenggang waktu pembayaran bunga dan pokok 0- 1 tahun. 4 IEPC-KfW II Industrial Efficiency and Pollution Control-Kreditandstalt fur Wiederaufbau tahap II Program ini adalah bantuan dari pemerintah Jerman yang memberikan bantuan pinjaman lunak bagi usaha kecil dan menengah UKM nasional yang memiliki aset kurang dari 10 milyar dalam investasi bidang pencegahan dan pengendalian pencemaran seperti bahan kimia dan suku cadang , efisiensi produksi, serta bantuan teknis. Bentuk pinjamannya : jumlah maksimum pinjaman 5 milyar, suku bunga pinjaman tergantung pada bank penyalur masa pengembalian 3-10 tahun, masa tenggang waktu pembayaran bunga dan pokok 0- 1 tahun. 5 Debt for Nature Swap. Program ini adalah bantuan dari pemerintah Jerman yang memberikan bantuan pinjaman lunak bagi usaha kecil dan mikro dalam investasi bidang pencegahan dan pengendalian pencemaran seperti bahan kimia dan suku cadang , efisiensi produksi, serta bantuan teknis. Bentuk pinjamannya : jumlah maksimum pinjaman 500 juta dengan sistem bagi hasil, suku bunga pinjaman tergantung pada bank pelaksana. Masa pengembalian 3-7 tahun, masa tenggang waktu pembayaran bunga dan pokok 0-1 tahun. 20

2.4 Analisis Biaya dan Manfaat Proyek

Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang biaya-biaya dengan harapan memperoleh hasil. Analisa proyek baik dari segi biaya maupun manfaat perlu dilakukan karena pelaksanaan proyek melibatkan pengunaan sumberdaya yang jumlahnya terbatas, sehingga perlu keputusan pengeloaan yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan di masa mendatang Gittinger, 1986. Analisis biaya dan manfaat adalah suatu metode yang digunakan untuk membandingkan keuntungan dan kerugian ekonomi dari beberapa alternatif proyek. Untuk menjalankan proyek, perlu mempertimbangkan beberapa hal karena pelaksanaan proyek melibatkan penggunaan sumberdaya yang terbatas, dan mungkin dilakukan dalam jangka waktu yang tidak singkat. Pertimbangan-pertimbangan dalam pelaksanaan proyek adalah : a Discounting Dalam perencanaan proyek, perlu diidentifikasi semua untung dan ruginya selama masa hidup proyek. Artinya, jika proyek direncanakan eksis untuk jangka waktu yang cukup lama, maka perlu mempertimbangkan berapa nilai masa kini jika dihitung di masa depan, atau berapa nilai di masa mendatang jika dinilai di masa kini. Untuk hal itu, penting menentukan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menghitung. Konsekuensi dengan adanya teknik discounting ini adalah menurunnya nilai-nilai keuntungan di masa mendatang menjadi berkurang di masa kini, sehingga meningkatkan perspektif jangka pendek yakni tidak memberikan banyak insentif bagi para penganalisis untuk emmpertimbangkan keadilan lintas generasi. Mitchell et al, 2010 Agar dapat memanfaatkan discounting, perlu dua persyaratan yaitu semua variabel memiliki satuan yang sama, dan asumsi bahwa biaya dan manfaat sekarang lebih tinggi daripada di waktu yang akan datang. Dixon dan Maynard, 1991 Tingkat diskonto adalah biaya marjinal perusahaan, yaitu ukuran tingkat kemampuan perusahaan untuk dapat meminjam uang Gittinger, 1986. 21 b Tingkat suku bunga Pilihan tingkat suku bunga sangat penting, karena tingkat suku bunga yang rendah akan menurunkan nilai saat ini dari keuntungan di masa depan, dan sebaliknya jika suku bunga tinggi, maka nilai saat ini menjadi lebih rendah dan berkurang Mitchell et al, 2010. c Tidak Terukur Dalam pelaksanaan proyek tidak semua biaya dan mnfaat yang dihasilkan akibat adanya proyek tersebut dapat dikuantifikasikan, seperti kepuasan dan kesenangan masyarakat akibat adanya proyek atau keuntungan kesehatan dari hutan tropis. Mitchell et al, 2010. d Sunk Cost Sunk cost atau biaya-biaya yang tidak diperhitungkan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada waktu yang lampau yang didasarkan pada suatu usulan investasi baru Gittinger, 1986. Biaya ini tidak diperhitungkan dalam proyek dan tidak mempengaruhi pilihan proyek.

2.5 Alternatif Pemilihan Keputusan Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumberdaya dan lingkungan, muncul banyak alternatif pilihan yang diakibatkan oleh kondisi, kebutuhan, nilai, asumsi, dan kriteria. Salah satu cara yang digunakan untuk membandingkan alternatif-alternatif adalah dengan menganalisis untung dan ruginya. Analisis ini tidak menghasilkan keunggulan absolut dari pemilihan alternatif, namun menilai sisi yang paling efisien Mitchel et al, 2010. Pengambilan keputusan terhadap alternatif-alternatif pengelolaan limbah menjadi penting karena menyangkut sumberdaya yang terbatas, yang jika digunakan untuk kegiatan lain mungkin akan memberikan manfaat dan pengembalian yang menjadi hilang akibat adanya kegiatan itu. Sehingga berbagai faktor menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan alternatif mana yang paling tepat digunakan khususnya dalam masalah pengelolaan limbah. Menurut Alumur 2007, permasalahan dalam penanganan limbah B3 adalah bagaimana memastikan keselamatan, efisiensi dan efektifitas biaya, pengangkutan, dan 22 perawatan. Dari perspektif pelaku usaha, penanganan limbah B3 yang terbaik adalah dengan pendekatan biaya yang terkecil, sedangkan dari pemerintah adalah dengan alternatif dengan resiko terkecil. Untuk menentukan pilihan atas alternatif-alternatif dalam pengeleloaan limbah, faktor yang paling sering diperhitungkan selain efisiensi dan manfaat, perlu mempertimbangkan biaya. Bila biaya akibat penggunaan limbah melebihi keuntungannya, maka penting untuk mempertimbangkan apakah tindakan lebih murah dan memadai, atau tidak usah menggunakan limbah sama sekali Mara dan Cairncross, 1994. Dalam hal pengelolaan limbah, perlu mempertimbangkan apakah limbah memiliki peluang untuk didaur ulang atau digunakan kembali, karena dari pertimbangan tersebut dapat diambil keputusan penanganan limbah, manakah yang paling efektif baik dari segi nilai maupun biaya Rubinstein, 2012. Salah satu alat yang digunakan dalam menilai alternatif keputusan pengelolaan sumberdaya dan lingkungan adalah Cost of Effectiveness Analysis CEA. CEA mirip dengan anlasis biaya dan manfaat proyek, namun CEA digunakan dalam kondisi-kondisi dengan keterbatasan untuk menganalisis output yang dihasilkan dari berbagai kombinasi input sehingga bisa menghasilkan biaya terendah atau dengan sejumlah biaya tertentu dapat menghasilkan output terbaik. Menurut Dixon dan Suherman dalam Haqq 2009, CEA berfokus pada konsep least cost dalam proyek sosial dan lingkungan, karena pada proyek-proyek tersebut manfaat dalam mencapai tujuan sulit untuk dinilai. Dengan kata lain, proyek-proyek yang tidak memberikan manfaat yang dapat dikuantifikasikan secara moneter –seperti proyek kesehatan, pendidikan, dan lingkungan—dapat dipertimbangkan dengan prinsip biaya terendah.