Lokasi Usaha Aspek Teknis

46 Penggunaan incinerator untuk memusnahkan berbagai macam limbah B3 mengikuti kaidah yang telah ditetapkan. Pada umumnya, jenis limbah yang dimusnahkan adalah waste waster treatment sludge, paper sludge, paint sludge, silica sludge, resin, spin earth, thinner bekas, grease, polimer bekas, minyak kotor, oil sludge, oli bekas, coolant, slope oil, oil filter, buffing dust, scrap timming shaving, carbon active, saw dust terkontaminasi B3, majun yang terkontaminasi B3, tinta bekas, limbah medis, contaminated material, solvent, drilling mud, limbah karbit, dye waste, larutan bekas pickling, larutan bekas elektroplating, limbah B3 cair dari laboratorium, contaminated liquid waste, dan larutan asam alkali bekas. Limbah-limbah ini dipisah berdasarkan karakteristiknya yakni berdasarkan sifat dan karakteristik limbah, sehingga tidak menimbulkan sifat kimia maupun sifat fisika yang berbahaya, tetapi limbah- limbah yang dapat dicampur proses pembakarannya seperti kemasan produk, produk yang telah kadaluarsa, atau produk gagal rejected product, dapat dibakar bersam-sama. Sedangkan untuk limbah medisklinis tidak boleh dicampur dengan limbah B3 lainnya. Setelah limbah-limbah dipisahkan, limbah-limbah tersebut kemudian di masukkan ke dalam incinerator melalui chamber ruang bakar pertama melalui pintu feeding double gate. Pengumpulan limbah awal ke ruang bakar setelah pproses pemanasan incinerator pada ruang bakar pertama mencapai temperatur paling rendah 700°C, dan pada ruang bakar kedua maksimal 1.100°C. Selama proses pembakaran, pengendali pencemaran harus diaktifkan, sehingga asap dari sisa pembakaran adalah asap yang dapat dilepas ke udara. Dan karena tidak ada sistem yang 100 efisien, maka proses pembakaran ini pun menghasilkan sisaan berupa abu, yang harus ditangani secara khusus karena karakteristiknya yang berbahaya. Abu sisa pembakaran ini disimpan pada wadah sebelum akhirnya di serahkan ke pihak ke tiga yang memiliki kapasitas dalam penanganan abu ini dalam waktu tidak lebih dari 24 jam. Solvent adalah larutan yang digunakan sebagai pelarut, yang umumnya digunakan untuk tinta dalam industri percetakan. Karena solvent dapat digunakan berkali-kali maka solvent dapat di-recycle dengan sistem destilasi, sehingga diperoleh solvent yang jernih dan dapat digunakan kembali. Untuk me- 47 recycle sovent dibutuhkan alat yang disebut dengan mesin penjernih solvent. Ketika perusahaan pelanggan ingin mengolah solvent, tenaga kerjanya haruslah dari perusahaan pelanggan sendiri, sehingga PT. X hanya menyediakan tenaga pengawas saja. Solvent yang sudah selesai dijernihkan dimasukkan ke dalam jerigenwadah yang juga disediakan oleh pelanggan sendiri, sedangkan abu sisa penjernihan yang telah dipisahkan diperlakukan sama seperti abu sisa pembakaran, yakni diserahkan ke pihak ketiga. Untuk mendukung kegiatan pengolahan limbah-limbah tersebut, alat-alat yang dibutuhkan dijelaskan pada Tabel 9. Tabel 9 Investasi Pengolahan Limbah B3 PT. X