58
6.7 Pertimbangan dalam Pengembangan Usaha Pengelolaan dan Pemanfaatan B3
Kehadiran perusahaan-perusahaan yang mengolah dan memanfaatkan B3 membantu mengatasi permasalahan penanganan B3 yang selama ini menjadi
beban, baik bagi pemerintah maupun para pelaku usaha. Berdasarkan penilaian dari berbagai aspek di atas, usaha pengelolaan dan pemanfaatan B3 seperti ini
layak untuk dikembangkan, apakah itu oleh PT.X sendiri maupun oleh pelaku usaha lainnya, mengingat jumlah usaha ini masih kecil sementara peluang
pasarnya besar dan keuntungan ekonomisnya cukup besar disamping untuk membantu masalah lingkungan akibat B3 tersebut. Tetapi ada beberapa hal yang
menjadi perhatian jika akan mengembangkan usaha dengan basis jasa pengelolaan B3 ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam perencanaan proyek ini adalah
biaya-biaya yang berkaitan secara langsung, sehingga ada biaya-biaya yang tidak dipertimbangkan seperti biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum proyek
dijalankan. Biaya-biaya yang dikeluarkan di awal pelaksanaan proyek misalnya adalah biaya memperoleh izin dan rekomendasi pengelolaan B3
yang dibebankan ke pemohon izin, meliputi biaya studi kelayakan teknis untuk proses perizinan. Perijinan agar pengolahan dan pemanfaatan proyek
bisa saja memakan waktu yang lama dan biaya yang besar karena selain masalah administrasi, setiap aktivitas usaha harus sesuai dengan syarat-
syarat yang ditetapkan seperti penilaian analisis dampak lingkungan amdal, uji coba hasil pengolahan dan pemanfaatan, serta kontrol hasil pengolahan
dan pemanfaatan secara berkala.Perizinan untuk usaha ini dijelaskan pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.18 Tahun 2009 tentang
Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 2.
Masalah penanganan limbah B3 ini adalah masalah yang serius karena karakteristiknya yang berbahaya dan beracun, sehingga dibutuhkan
pengetahuan dan keterampilan teknis masalah B3, dan ketaatan pada prosedurhukum yang ditetetapkan. Hal penting yang perlu diperhatikan
adalah masalah alokasi sumberdaya dan keputusan kapan limbah harus masuk dan keluar, pembatasan jumlah timbunan B3, kapasitas dan daya
59 tampung alat pengolah limbah, sehingga tidak hanya berfokus pada
keuntungan profit saja. 3.
Dengan perhitungan analisis switching value, usaha ini hanya akan menguntungkan pada skala ekonomis dimana jumlah limbah yang dikelola
minimal sama dengan 70 dari kapasitas alat pengolah karena apabila jumlah limbah B3 kurang dari itu, usaha ini menjadi tidak layak dijalankan.
4. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada aspek pasar, karakteristik
produk jasa pengolahan dan pemanfaatan B3 yang unik ini menjelaskan bahwa industri berbasis jasa pengolahan dan pemanfaatan B3 ini bersifat
monopolistik. Perusahaan dapat menentukan harga sendiri price maker yang diharapkan untuk memberikan keuntungan, sehingga hal ini menjadi
insentif dikembangkannya usaha ini. Namun dalam jangka panjang, hal ini akan menjadi insentif masuknya perusahaan-perusahan baru dalam industri
ini sehingga jika jumlah perusahaan yang masuk kedalam industri bertambah, hal ini akan menggeser permintaan pada suatu perusahaan
pengolah jasa tertentu, sehingga labanya akan berkurang bahkan akan mencapai ekuilibrium sama dengan nol.