11
Tabel 4. Pembagian Produk Sari Buah Berdasarkan Total Padatan Terlarut dan
Kandungan Sari Buah Murninya
Produk Sari Buah TPT
Sari Buah Murni
Fruit syrup 65
25 Crush
55 25
Cordial 30
25 Unsweetened juice
Alami 100
Ready served fruit beverage 10
5 Nectar
15 20
Fruit juice concentrate 32
100 Squash
30 25
Sumber: Satuhu 2004
Dewasa ini, minuman berupa sari buah mulai digemari pada kalangan tertentu. Selain warnanya yang menggiurkan dan menggugah selera, rasanya
menyegarkan dan dapat menghilangkan dahaga. Konsistensi sari buah juga lebih menguntungkan bila dilihat dari asupan gizi. Asupan buah dapat lebih tinggi
karena sifatnya yang cair, sehingga dengan sendirinya asupan zat-zat gizi dan substansi penting lainnya akan meningkat Wirakusumah, 1996.
2.2. Sirup
Sirup adalah sejenis minuman ringan berupa larutan kental dengan cita rasa beraneka ragam. Berbeda dengan sari buah, sirup penggunaannya tidak
langsung diminum tetapi harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kandungan gulanya tinggi, yakni sekitar 65 persen.
Pada dasarnya, sirup terbuat dari larutan gula yang kental dan untuk menambah rasa sering disertai penambah rasa, pewarna, asam sitrat, asam tartat,
atau asam laktat. Berdasarkan bahan bakunya, sirup dibedakan menjadi sirup esens, sirup glukosa, dan sirup buah-buahan.
Sirup esens adalah sirup yang cita rasanya ditentukan oleh esens yang ditambahkan. Bermacam-macam esens diantaranya adalah esens jeruk, vanili,
sirsak, pisang, jeruk, nanas, dan lain sebagainya. Esens ini dapat dibeli di toko kimia atau pasar swalayan.
12 Sirup glukosa hanya mempunyai rasa manis saja, karena itu sering diberi
nama gula encer. Sirup ini pada umumnya tidak langsung dikonsumsi untuk minuman. Penggunaanya lebih merupakan bahan baku industri minuman, sari
buah, dan sebagainya. Sirup glukosa dapat dibuat dari tepung kentang, tepung jagung, dan tepung beras.
Sirup buah-buahan rasa dan aromanya ditentukan oleh bahan dasarnya, yakni buah segar. Di pasaran banyak kita jumpai berbagai macam sirup buah.
Jenisnya antara lain sirup nanas, sirup jambu biji, sirup mangga, sirup melon, sirup markisa, dan lain sebagainya Satuhu, 2004.
2.3. Belimbing Manis
Belimbing manis Averrhoa carambola L merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke
berbagai negara yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Meskipun belimbing bukan tanaman asli Indonesia, belimbing sudah sangat lama
berkembang di Indonesia. Pada umumnya, belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan Sunarjo, 2004.
Pertumbuhan belimbing manis dipengaruhi jenis tanah, sinar matahari, dan pemupukan. Pada dasarnya belimbing dapat tumbuh pada semua jenis tanah,
baik tanah berpasir, pasir berlempung, lempung, maupun lempung berpasir. Namun, jika tanahnya tidak sesuai maka tanaman belimbing tidak tumbuh optimal
atau tidak berbuah lebat. Tanaman belimbing dapat tumbuh optimal pada tanah lempung dengan curah hujan sedang yaitu, 1.500-2.500 milimeter per tahun dan
memiliki pH tanah 5,5-6 Sunarjo, 2004. Varietas belimbing unggul adalah varietas belimbing yang memiliki
produktivitas tinggi, resisten terhadap hama dan penyakit, berkualitas tinggi, serta dapat ditanam di berbagai kondisi lingkungan baru. Di Indonesia dikenal cukup
banyak ragam varietas belimbing manis, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi murni, Dewa murni, Wulan, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, dan varietas
Malaysia. Secara tradisional, belimbing memang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan kandungan tiap 100 gr daging buah belimbing manis dapat
dilihat pada Tabel 5.
13
Tabel 5. Kandungan Zat Gizi, Vitamin, dan Mineral dari 100 Gr Belimbing
Manis
No Jenis
Satuan Jumlah
1 Kalori
Kal 35,00
2 Protein
Gr 0,50
3 Lemak
Gr 0,70
4 Kalsium
Mg 8,00
5 Fosfor
Mg 22,00
6 Besi Fe
Mg 0,80
7 Vitamin A
UI 18,00
8 Vitamin B
Mg 0,03
9 Vitamin C
Mg 33,00
Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok, 2007
2.4. Jambu Biji