Perumusan Masalah Analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah (Studi kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat)

5 tidak laku di pasaran dalam bentuk segar apabila tidak dimanfaatkan dengan segera akan mengalami kerusakan biologis karena umur simpannya yang singkat, sehingga dapat terbuang. Hal tersebut mengakibatkan penurunan pendapatan petani dari pendapatan yang seharusnya diterima jika keseluruhan belimbing manis dan jambu biji grade C laku terjual. Karena itu, diperlukan suatu usaha mengatasi masalah tersebut yaitu, dengan pengolahan hasil yang dapat membentuk daya tahan dan diversifikasi sehingga dapat dipasarkan setiap waktu serta mempunyai nilai tambah yang tinggi. Melihat peluang ini, CV Winner Perkasa Indonesia Unggul CV WPIU mengolah belimbing manis dan jambu biji grade C menjadi jus dan sirup. Pengolahan belimbing manis dan jambu biji merah grade C menjadi jus dan sirup dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai ekonomis, sehingga belimbing manis dan jambu biji merah grade C yang tidak laku dipasaran tidak terbuang. Pengolahan buah menjadi jus dan sirup juga tidak mengubah rasa. Tentunya dengan adanya usaha pengolahan ini dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan petani belimbing manis dan jambu biji merah, karena semua hasil panennya dapat dimanfaatkan atau laku dipasaran, serta tercapainya visi dan misi Dinas Pertanian dan Pemerintah kota Depok.

1.2. Perumusan Masalah

CV WPIU berdiri sejak tahun 2007. Usaha ini menghasilkan olahan buah berupa jus dan sirup. Usaha ini bermula ketika hasil panen belimbing manis dan jambu biji merah grade C yang mencapai 20 persen dari total panen tidak laku dan kurang diminati dipasaran. Pada umumnya, konsumen dan juga pasar swalayan lebih menyukai belimbing manis dan jambu biji merah grade A dan B yang lebih mulus dan bagus, walaupun dari segi kualitas antara grade A, B, dan C tidak ada perbedaan. Hal ini tentu sangat merugikan petani. Buah-buahan ini jika tidak segera dimanfaatkan maka akan mengalami kerusakan nilai biologis dan akhirnya akan terbuang. CV WPIU melihat peluang ini yaitu, dengan mengolah belimbing manis dan jambu biji merah grade C menjadi jus dan sirup yang memiliki nilai tambah dan nilai ekonomis. CV WPIU memproduksi minuman sari buah berupa jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah dengan proporsi yang berbeda. 6 Jumlah produksi dan permintaan pasar atas jus dan sirup buah CV WPIU dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Produksi dan Permintaan CV Winner Perkasa Indonesia Unggul Tahun 2008 Jenis Produk Produksi Per Tahun Botol Permintaan Per Tahun Botol Permintaan yang Belum Terpenuhi Botol Persentase Permintaan yang Belum Terpenuhi Jus Belimbing Manis 86.400 222.172 135.772 61,11 Jus Jambu Biji Merah 57.600 148.114 90.514 61,11 Sirup Belimbing Manis 17.280 37.029 19.749 53,33 Sirup Jambu Biji Merah 11.520 24.686 13.165 53,33 Sumber: CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, 2008 Tabel 3 menunjukkan bahwa CV WPIU memproduksi jus dan sirup belimbing manis dengan proporsi yang tertinggi daripada jus dan sirup jambu biji merah. Hal ini dikarenakan, belimbing manis merupakan buah yang hasil produksinya paling tinggi dibandingkan dengan jambu biji merah, belimbing dewa kota Depok memiliki rasa yang lebih enak dan khas di banding belimbing lain, serta belimbing dewa telah menjadi icon kota Depok. Selain itu, dari Tabel 3 kita juga dapat mengetahui bahwa jumlah permintaan pasar terhadap jus dan sirup buah lebih besar daripada jumlah produk yang dapat dihasilkan CV WPIU atau dengan kata lain, CV WPIU masih belum mampu memenuhi permintaan pasar, sehingga peluang pasar masih terbuka lebar. CV WPIU juga memiliki potensi untuk dapat memenuhi permintaan pasar tersebut karena lokasi usaha CV WPIU berada di kecamatan Sawangan yang merupakan salah satu sentra produksi belimbing manis dan jambu biji merah, sehingga ketersediaan bahan baku terjamin. CV WPIU menjalankan usaha ini dengan tujuan untuk membantu petani dan meningkatkan nilai tambah dan ekonomis dari belimbing manis dan jambu biji merah grade C. Selain itu, CV WPIU juga ingin membuka lapangan kerja dan meningkatkan jiwa wirausaha para wanita. 7 CV WPIU menanamkan investasi sebesar Rp 20.000.000 untuk memulai usaha ini. Seiring berjalannya waktu, CV WPIU ingin melakukan pengembangan usaha yaitu, dengan memasuki salah satu supermarket karena adanya tawaran yang datang dari pihak supermarket dan memenuhi permintaan pasar selain supermarket yang belum terpenuhi. CV WPIU membutuhkan modal yaitu, sekitar Rp 60.000.000 untuk mewujudkan rencana pengembangan usaha ini dimana modal tersebut akan diperoleh dengan melakukan pinjaman ke bank. Selain itu, CV WPIU juga harus mampu meningkatkan kapasitas produksinya agar dapat memasok produknya secara kontiniu ke supermarket dan memenuhi permintaan yang ada. Disamping itu, usaha pengolahan di depok juga masih relatif sedikit dan CV WPIU merupakan usaha pengolahan belimbing manis dan jambu biji merah menjadi jus dan sirup kemasan pertama di kota Depok. Karena itu, analisis kelayakan pengembangan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah ini penting untuk dilaksanakan. Analisis dilakukan untuk menilai apakah pengembangan usaha ini layak untuk dilaksanakan atau tidak agar rencana pengembangan usaha ini tidak mendatangkan kerugian. Menilai kelayakan pengembangan usaha pengolahan jus dan sirup buah ini diperlukan penilaian terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, aspek hukum, serta aspek finansial. Penilaian terhadap aspek pasar dilakukan untuk mengetahui potensi pasar akan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Penilaian terhadap aspek teknis diperlukan untuk mengkaji proses pengolahan, penerapan teknologi, dan ketersediaan bahan baku. Sedangkan penilaian terhadap aspek manajemen perlu dilakukan mengkaji pengelolaan usaha ini. Penilaian aspek sosial dan lingkungan diperlukan untuk mengkaji peningkatan pendapatan petani, perluasan kesempatan kerja, serta dampak limbah usaha ini terhadap lingkungan sekitar. Penilaian terhadap aspek hukum dilakukan untuk mengetahui bentuk dan badan hukum usaha serta perizinan apa yang telah dipenuhi. Secara finansial juga perlu dikaji untuk melihat apakah rencana pengembangan usaha layak dilaksanakan atau tidak. 8 Kondisi lingkungan usaha yang tidak pasti atau dapat mengalami perubahan akan mempengaruhi biaya dan manfaat yang diperoleh dalam menjalankan suatu usaha. Ketidakpastian lingkungan usaha ini, tentunya akan berpengaruh terhadap jalannya usaha dimana dapat terjadi perubahan atas biaya- biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diterima seperti, penjualan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Karena itu, dibutuhkan suatu analisis untuk mengetahui pengaruh kenaikan biaya yang dominan terhadap kelayakan usaha. Selain itu, analisis terhadap penurunan manfaat yaitu, penurunan penjualan jus dan sirup, juga perlu untuk dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap kelayakan usaha. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian yang menarik untuk dikaji yaitu,: 1 Bagaimana kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah dilihat dari aspek non finansial yang terdiri atas, aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek hukum? 2 Bagaimana kelayakan usaha CV WPIU dilihat dari aspek finansial? 3 Bagaimana kepekaan kelayakan usaha CV WPIU terhadap peningkatan biaya yang dominan serta penurunan penjualan jus dan sirup buah?

1.3. Tujuan Penelitian