Jambu Biji Penelitian Terdahulu

13 Tabel 5. Kandungan Zat Gizi, Vitamin, dan Mineral dari 100 Gr Belimbing Manis No Jenis Satuan Jumlah 1 Kalori Kal 35,00 2 Protein Gr 0,50 3 Lemak Gr 0,70 4 Kalsium Mg 8,00 5 Fosfor Mg 22,00 6 Besi Fe Mg 0,80 7 Vitamin A UI 18,00 8 Vitamin B Mg 0,03 9 Vitamin C Mg 33,00 Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok, 2007

2.4. Jambu Biji

Jambu biji Psiduium guajava L merupakan jenis buah-buahan yang ikut serta dalam peningkatan kesehatan masyarakat, peningkatan penghasilan petani, dan membangun agroindustri yang modern. Buahnya mengandung vitamin A dan C yang tinggi. Kandungan tiap 100 gr daging buah jambu biji dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kandungan Zat Gizi, Vitamin, dan Mineral dari 100 Gr Jambu Biji No Jenis Satuan Jumlah 1 Kalori Kal 49,000 2 Protein Gr 0,900 3 Lemak Gr 0,300 4 Hidrat arang Gr 12,200 5 Kalsium Mg 14,000 6 Fosfor Mg 28,000 7 Besi Fe Mg 1,100 8 Vitamin A UI 25,00 9 Vitamin B Mg 0,002 10 Vitamin C Mg 37,000 Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok, 2007 14 Buah jambu biji yang masih muda, warnanya hijau tua, dan berubah menjadi hijau muda hingga kekuning-kuningan bila sudah mendekati masaknya. Buah yang sudah masak, lunak dagingnya, mudah rusak, dan membusuk. Buah yang sudah tua atau masak bilamana jatuh, dari luarnya nampak benar, maka kerusakan tadi tampak sebagai pembusukan. Buah jambu biji yang dipetik ketika masih muda, tidak dapat ditingkatkan kematangannya dengan pemeraman. Walaupun ada perubahan warna, rasanya tetap tidak enak dan daging luarnya kasar. Jambu biji juga mampu menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh dan berguna untuk penderita demam berdarah, karena buah ini mengandung zat likopeten yang mampu mengendalikan produksi kolestrol jahat. Daunnya juga dapat digunakan untuk obat diare dan pewarnaan serta penyamakan kulit binatang Dinas Pertanian Kota Depok, 2008.

2.5. Penelitian Terdahulu

Endrodewo 1998 melakukan penelitian mengenai analisis finansial agribisnis mangga model pembiayaan KKPA di Jawa Barat. Hasil analisis dengan discount rate 16 persen pada perkebunan mangga Arumanis skala 20 hektar menghasilkan NPV, IRR, Net BC dan, PBP masing-masing Rp 1.075.673.263; 19,03 persen; 1,3; dan 9,2 tahun. Dengan demikian, berdasarkan kriteria kelayakan finansial, usaha perkebunan mangga Arumanis, baik dalam skala 20 dan 40 hektar layak untuk diusahakan. Analisis finansial perkebunan mangga Gedong skala 20 hektar menghasilkan NPV, IRR, Net BC, dan PBP masing-masing sebesar Rp 323.255.632; 17,88 persen; 1,2 dan 8,6 tahun. Dengan demikian, berdasarkan kriteria kelayakan finansial, usaha perkebunan mangga Gedong, baik dalam skala 20 dan 40 hektar layak untuk diusahakan. Alim 2001 melakukan penelitian yang berjudul ”Kajian Proses dan Analisa Finansial Produksi Bubuk Jahe Pada Industri Skala Rumah Tangga”. Penelitiannya menunjukkan bahwa produksi bubuk jahe skala rumah tangga, kapasitas yang direncanakan adalah 2250 kg produk per tahun, dengan total kebutuhan dana sebesar Rp 25.132.250. Harga pokok dihitung dengan menggunakan metode konvensional sebesar Rp 25.498,22 per kilogram dan harga 15 jual Rp 33.000. Analisis kelayakan pada kondisi dengan tingkat suku bunga 25 persen menunjukkan NPV Rp 22.629.547, nilai IRR nya 61,13 persen, nilai net BC sebesar 1,9, nilai PBP adalah 0,62 tahun, sedangkan BEP produksinya akan tercapai pada penjualan 1.694,94 kilogram atau pada nilai penjualan Rp 54.448.000. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan pada kenaikan biaya produksi sebesar 18 persen dan penurunan harga jual sampai 13 persen usaha masih layak untuk dilaksanakan. Penelitian Sidauruk 2005 tentang perbandingan efektivitas biaya dan kelayakan finansial industri kecil tahu di kota Bogor, menunjukkan hasil perhitungan finansial, industri kecil tahu Bandung ”Selaeman” dan tahu Sumedang ”Kelana Jaya” untuk skenario 1 dan skenario 2 dengan menggunakan dua tingkat diskonto yaitu, 14,67 persen dan 17,48 persen layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai NPV, Net BC, dan IRR yang diperoleh memenuhi syarat kelayakan usaha. Rustiana 2008 melakukan penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pengolahan puree mangga pada CV. Promindo Utama, Desa Losari Lor, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tujuan penelitan tersebut adalah untuk menganalisis kelayakan usaha dari aspek non finansial dan aspek finanasial. Berdasarkan aspek non finansial, seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan lingkungan usaha ini layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis finansial menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 346.825.522, nilai IRR lebih besar dari discount rate, yaitu sebesar 87,26 persen, nilai Net BC yang lebih besar dari satu yaitu, 6,14, dan payback periode yang diperoleh lebih singkat dari umur proyek yaitu, selama dua tahun 2,6 bulan. Karena itu, secara aspek finansial usaha ini layak untuk dilaksanakan. Mahasin 2007 melakukan penelitian mengenai analisis brand equity ”ekuitas merek” minuman sirup dan implikasinya dalam kegiatan pemasaran kasus merek ABC di Giant Hypermarket Margo City, Depok. Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis besarnya pengaruh masing-masing elemen penyusun brand equity terhadap nilai brand equity berdasarkan model Customer- Based Brand Equity serta merumuskan alternatif strategi bauran pemasaran sirup ABC, berdasarkan hasil analisis brand equity value yang telah diketahui. Dari 16 hasil analisis, pengaruh langsung dari elemen brand awareness dan brand image yaitu, sebesar 69 dan 100 persen. Brand knowledge ABC diukur oleh komponen brand building tools and objectives , yaitu elemen choosing brand element, developing marketing program, dan elemen leverage of secondary association. Ketiga elemen tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap brand awareness ABC yaitu, masing-masing sebesar 75 persen, 63 persen, dan 92 persen. Bauran pemasaran yang perlu dijalankan adalah melakukan repositioning , mempertahankan harga, menjaga kontinuitas produk di pasaran, memberikan souvenir pembelian, dan mengadakan undian berhadiah. Sari 2008 melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran jus jambu biji merah Kelompok Wanita Tani Turi di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Penelitan ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran jus, mengidentifikasi penerapan bauran pemasaran, dan merumuskan alternatif strategi pemasaran yang efektif pada KWT Turi. Hasil analisis matriks IE menempatkan KWT Turi pada kuadran V, yaitu strategi hold and maintain. Strategi yang bisa diterapkan pada posisi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis SWOT alternatif strategi yang dapat dijalankan KWT Turi adalah, mempertahankan kualitas dan keunggulan, meningkatkan kegiatan promosi, meningkatkan kapasitas usaha, melakukan diversifikasi produk, serta pengelolaan manajemen yang profesional. Utami 2008 melakukan penelitian mengenai analisis kelayakan usaha minuman instan berbasis tanaman obat di Koleksi Taman Obat dan Spa Kebugaran Syifa, Bogor. Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha dari aspek non finansial dan aspek finanasial. Berdasarkan aspek non finansial, seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek hukum usaha ini layak untuk dilaksanakan, sedangkan aspek finansial usaha ini tidak layak untuk dilaksanakan karena proses usaha yang akan terjadi selama kurun umur proyek akan menghasilkan kerugian. Oleh sebab itu, perlu adanya perbaikan usaha. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang telah ada adalah bahwa, penelitian ini akan menganalisis kelayakan usaha pembuatan 17 jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah dari sisi aspek non finansial yang terdiri atas, aspek teknis, aspek manajemen, aspek pasar, aspek hukum, aspek lingkungan, maupun aspek sosial dan juga dari sisi aspek finansial. Selain itu, belum ada penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah. III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan