8 Kondisi lingkungan usaha yang tidak pasti atau dapat mengalami
perubahan akan mempengaruhi biaya dan manfaat yang diperoleh dalam menjalankan suatu usaha. Ketidakpastian lingkungan usaha ini, tentunya akan
berpengaruh terhadap jalannya usaha dimana dapat terjadi perubahan atas biaya- biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diterima seperti, penjualan jus dan sirup
belimbing manis dan jambu biji merah. Karena itu, dibutuhkan suatu analisis untuk mengetahui pengaruh kenaikan biaya yang dominan terhadap kelayakan
usaha. Selain itu, analisis terhadap penurunan manfaat yaitu, penurunan penjualan jus dan sirup, juga perlu untuk dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap
kelayakan usaha. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
penelitian yang menarik untuk dikaji yaitu,: 1
Bagaimana kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah dilihat dari aspek non finansial yang terdiri atas, aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek hukum?
2 Bagaimana kelayakan usaha CV WPIU dilihat dari aspek finansial?
3 Bagaimana kepekaan kelayakan usaha CV WPIU terhadap peningkatan biaya
yang dominan serta penurunan penjualan jus dan sirup buah?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1
Menganalisis aspek non finansial kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing dewa dan jambu biji merah yang terdiri atas, aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek hukum. 2
Menganalisis aspek finansial kelayakan usaha CV WPIU. 3
Menganalisis kepekaan kelayakan usaha CV WPIU terhadap peningkatan biaya yang dominan serta penurunan penjualan jus dan sirup buah.
9
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian ini adalah sebagi berikut:
1 Bagi CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, analisis ini dapat digunakan
sebagai masukan dan informasi untuk bahan pertimbangan dalam menjalankan operasional usaha dan dalam membuat kebijakan pengembangan
usaha lebih lanjut. 2
Bagi pemerintah, analisis dapat digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan dan mendukung usaha pengolahan buah di kota Depok.
3 Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan kuliah. 4
Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan informasi mengenai kelayakan usaha dari pengolahan jus dan sirup belimbing
manis dan jambu biji merah.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji aspek-aspek non finansial dan finansial. Aspek non finansial terdiri atas aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek sosial dan lingkungan, dan aspek hukum. Hal ini dilakukan untuk meneliti kelayakan pengembangan usaha pembuatan jus dan sirup buah
belimbing manis dan jambu biji merah pada CV WPIU.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sari Buah Jus Buah
Salah satu bentuk pengolahan buah adalah sari buah yaitu, larutan inti dari daging buah yang diencerkan, sehingga mempunyai cita rasa yang sama dengan
buah aslinya Satuhu, 2004. Sari buah umumnya dibuat dengan cara
penghancuran daging buah dan selanjutnya diekstraksi dengan cara pengepresan manual atau dengan menggunakan alat. Ekstraksi yang baik dapat menghindarkan
tercampurnya kotoran dan jaringan buah, sehingga flavornya tetap terjaga. Menurut SNI, minuman sari buah merupakan cairan buah yang diekstrak dari
bagian buah yang dapat dimakan, baik dengan penambahan air atau tidak, yang siap untuk diminum.
Pemurnian sari buah bertujuan untuk menghilangkan sisa serat yang berasal dari buah dengan cara penyaringan atau pengendapan dengan kecepatan
tinggi. Proses ini dapat memisahkan sari buah dari serat-serat berdasarkan perbedaan kerapatan.
Proses ini dilakukan untuk menghindarkan terjadinya pengendapan jika sari buah telah dibotolkan Potter dan Hotchkiss, 1995.
Dilakukan proses deaerasi untuk mengurangi terjadinya kerusakan vitamin C dan kerusakan lain yang disebabkan oleh adanya oksigen, sehingga udara dalam sari
buah dapat berkurang. Proses pasteurisasi biasanya dilakukan untuk membunuh mikroba yang dapat menyebabkan fermentasi dan untuk menginaktifkan enzim.
Sari buah kemudian dimasukkan ke dalam botol yang telah disterilkan. Botol kemudian ditutup dan dipasteurisasi kembali. Penambahan zat kimia sering
dilakukan untuk meningkatkan daya awet sari buah Potter dan Hotchkiss, 1995. Satuhu
2004 menjelaskan
bahwa perdagangan
internasional membedakan produk sari buah berdasarkan kandungan total padatan terlarut
TPT dan kandungan sari buah murninya. Penggolongan ini dikenal fruit syrup, crush
, cordial, unsweetened juice, ready served fruit beverage, nectar, Squash dan fruit juice concentrate. Pembagian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
11
Tabel 4. Pembagian Produk Sari Buah Berdasarkan Total Padatan Terlarut dan
Kandungan Sari Buah Murninya
Produk Sari Buah TPT
Sari Buah Murni
Fruit syrup 65
25 Crush
55 25
Cordial 30
25 Unsweetened juice
Alami 100
Ready served fruit beverage 10
5 Nectar
15 20
Fruit juice concentrate 32
100 Squash
30 25
Sumber: Satuhu 2004
Dewasa ini, minuman berupa sari buah mulai digemari pada kalangan tertentu. Selain warnanya yang menggiurkan dan menggugah selera, rasanya
menyegarkan dan dapat menghilangkan dahaga. Konsistensi sari buah juga lebih menguntungkan bila dilihat dari asupan gizi. Asupan buah dapat lebih tinggi
karena sifatnya yang cair, sehingga dengan sendirinya asupan zat-zat gizi dan substansi penting lainnya akan meningkat Wirakusumah, 1996.
2.2. Sirup